7.2.2. Pembagian kerja dalam Kegiatan Produktif
Kegiatan Produktif merupakan kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang, misalnya bertani, berkebun, berdagang,
dan lain-lain. Kegiatan produktif dalam penelitian ini yaitu kegiatan usahatani bawang merah. Peran dalam kegiatan ini dilihat melalui pembagian kerja antara
laki-laki dan perempuan pada tiap tahapan kegiatan usahatani bawang merah. mulai dari pra produksi persiapan hingga pasca panen pemasaran.
Pembagian kerja produktif responden petani bawang merah dibedakan dalam tiga jenis kegiatan yaitu kegiatan produktif di lahan usahatani yang hanya
dilakukan suami, kegiatan tang dilakukan bersama suami dan istri serta kegiatan yang hanya dilakuakan oleh istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian
kerja untuk kerja produktif di keluarga responden lebih banyak dilakukan laki- laki, perempuan yang bekerja hanya untuk menambah pendapatan keluarga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahapan kegiatan dalam usahatani bawang merah yang sifatnya merupakan pekerjaan kasar dan berat maka
pelaku kegiatannya dominan laki-laki suami. Sebaliknya, pada tahapan kegiatan yang sifatnya merupakan pekerjaan ringan maka pelaku kegiatannya dominan
perempuan istri. Munculnya anggapan bahwa perempuan melakukan pekerjaan ringan dalam tahapan kegiatan usahatani disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: 1 bentuk fisik laki-laki dan fisik perempuan, dimana fisik perempuan dikatakan tidak sekuat tubuh laki-laki yang dimitoskan tidak kuat dalam bekerja;
2 perempuan adalah makhluk yang berperasaan halus, lemah-lembut, suka merapikan, dan melakukan pekerjaan yang sifatnya menata. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk pelabelan stereotipi yang dibentuk oleh masyarakat terhadap perempuan dalam kegiatan usahatani.bawang merah.
Berikut data hasil persentase responden dalam pembagian kerja kegiatan produktif.
Tabel 15. Pembagian Kerja dalam Rumahtangga untuk Kerja Produktif
NO KEGIATAN
USAHATANI BAWANG MERAH
SUAMI+ISTRI
TOTAL persen
S I
B n
persen n
persen n
persen
1 Pengolahan lahan
90 100 0
100
2 Pembuatan Bedengan
90 100 0
100
3 Mencangkul
90 100 0
100
4 Penanaman bibit
14 15,6 50
55,6 26 28, 9
100
5 Pemberian pupuk I
68 75, 6 4
4,4 18 20,0
100
6 Pengairan nyiram
60 66, 7 4
4, 4 26 28, 9
100
7 Penjarangan
30 33,3 12
13, 3 48 53, 3
100
8 Penyiangan
2 2,22 54
60 34 37,8
100
9 Pemberian pupuk II
72 80 0
0 18 20
100
10 Pengontrolan hama
56 62, 2 6
6,7 28 31, 1
100
11 Panen
8 8, 9 32
35, 6 50 55,6
100
12 Pengangkutan
82 91,1 0
8 8,9
100
13 Sortasi
56 62,2 6
6, 7 28 31, 1
100
14 Pembersihan
10 11,1 32
35,6 48 53, 3
100
15 Pengemasan
12 13, 3 32
35,6 46 51, 1
100
16 Memuat hasil panen ke
dalam alat angkut 89
97, 8 0 1
2, 2 100
17 Pemasaran
48 53,3 0
0 42 46, 7
100
18 Membeli benih
64 71,1 0
0 26 28, 9
100
Keterangan : S= Suami, I= Istri , B= Bersama
Berdasarkan Tabel 15, terlihat beberapa pola umum pembagian kerja dalam kegiatan usahatani bawang merah di Desa Sidakaton. Kegiatan produktif
yang dominan dilakukan oleh suami atau laki-laki diantaranya Pengolahan lahan, pembuatan guludan, mencangkul, memupuk, pengairan, pengangkutan, membeli
benih dal lain-lain. Keadaan di Desa Sidakaton sejalan dengan hasil penelitian di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar Pratiwi, 2007 yang
menunjukan bahwa tahapan kegiatan usahatani yang sifatnya merupakan pekerjaan kasar dan berat maka pelaku kegiatannya dominan suami. Sebaliknya,
tahapan kegiatan yang sifatnya merupakan pekerjaan ringan maka pelaku kegiatannya dominan istri.
Pembelian benih dan pupuk dominan dilakukan oleh suami karena suamilah yang tergabung dalam kelompok tani. Sementara istri hanya membantu
dalam proses pembibitan dan pemupukan. Kegiatan produktif yang dominan dilakukan oleh istri atau perempuan antara lain menanam benih tandur,
menyiram, menyiangi hama matun, pembersihan mbutik, pemilihan benih mrotol. Kegiatan produktif yang dilakukan secara bersama adalah memanen
ngunduh. Pengemasan, dan lain-lain. Pembagian kerja tersebut dipengaruhi oleh steterotipi yang berkembang
dalam masyarakat yaitu; perempuan tidak boleh melakukan pekerjaan berat karena pekerjaan berat di sawah seharusnya dilakukan oleh laki-laki. Seperti yang
telah dikemukakan oleh Bapak WS 60 tahun berikut ini;
“..mencangkul yang ngerjain ya laki-laki. kan pekerjaan berat terus butuh tenaga yang kuat kasihan kalo yang ngerjain
perempuan. Perempuan mah kerja yang ringan-ringan aja seperti; mrotol, nandur, panen, nyiangi, karo mbutik..”
7.2.3. Curahan Waktu Responden Petani dalam Kegiatan Usahatani Bawang Merah