Analisis Gender Peran Dan Status Perempuan dalam Keluarga Inti

2.1.6. Relasi Gender dalam Usahatani

Peranan gender berhubungan dengan relasi gender yang merujuk pendapat Agarwal 1994 dalam Mugniesyah 2007 diartikan suatu hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki yang terlihat pada lingkup gagasan ide, praktik dan representasi yang meliputi pembagian kerja, peranan, dan alokasi sumberdaya antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan definisi tersebut, relasi gender menitikberatkan hubungan kekuasaan akses dan kontrol antara laki-laki dan perempuan terhadap pembagian kerja, peranan, dan alokasi sumberdaya.

2.1.7. Analisis Gender

Analisis gender adalah analisis sosial meliputi aspek ekonomi, budaya, dan sebagainya yang melihat perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi kondisi situasi dan kedudukan posisi di dalam keluarga dan komunitas atau masyarakat. Fokus utama analisis situasi gender meliputi tiga bagian utama, yaitu: 1 pembagian kerja atau peran, 2 akses dan kontrol terhadap sumberdaya serta manfaat program pembangunan, dan 3 partisipasi dalam kelembagaan dan pengambilan keputusan di dalam keluarga . Pada tingkat keluargarumahtangga, analisis gender dilihat dari dua aspek yang pertama, pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki dalam kegiatan produkstif, reproduktif, dan pengelolaan kelembagaan masyarakat serta curahan waktu dalam kegiatan tersebut. kedua, akses dan kontrol perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya keluarga lahan,anak, harta, pendidikan.

2.1.8. Peran Dan Status Perempuan dalam Keluarga Inti

Sajogyo 1983 dalam Meliala 2006 keluarga inti terdiri dari seorang suami dan isteri, serta anak-anak yang dilahirkan dalam perkawinan, sedangkan keluarga merupakan suatu grup atau kelompok kekerabatan yang menggambarkan kesatuan berdasarkan keanggotaan. Dalam hubunganya, setiap anggota menempati posisi masing-masing dan perbendaharaan peran ini berdasarkan berbagai pertimbangan yang ada, seperti perbedaan umur, jenis kelamin, posisi ekonomi, perbedaan generasi dan perbedaan dalam pembagian kekuasaan. Perbedaan posisi individu dalam keluarga hanya sebagian disebabkan oleh perbedaan biologis antara fisik yang kuat dan lemah, terlibat atau tidaknya dalam kegiatan seperti mengandung, menyusui, melahirkan, serta membesarkan bayi Sajogyo 1983 Laki-laki dianggap mempunyai fisik yang lebih kuat sehingga ditempatkan di sektor yang lebih membutuhkan kekuatan fisik untuk menguasainya, sedangkan sebaliknya perempuan ditempatkan di sector yang lebih ringan. Selain perbedaan biologis sebagian lagi dibedakan secara social dan budaya lingkungan keluarga itu. Sajogyo 1983 dalam Meliala 2006 menjelaskan bahwa kekuasaan dinyatakan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga itu. Pembagian kerja menunjukan kepada pola peranan yang ada dalam keluarga dimana khusus suami dan isteri melakukan pekerjaan- pekerjaan tersebut. Sajogyo berpendapat bahwa ada dua tipe peranan yang dilakoni oleh perempuan, yaitu: 1. Pola peranan yang menggambarkan perempuan seluruhnya hanya dalam pekerjaan pemeliharaan kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya. 2. Pola peranan yang menggambarkan dua peranan, yaitu peranan dalam pekerjaan rumahtangga dan pekerjaan mencari nafkah.

2.1.9. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender