Akses terhadap Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah

BAB VIII KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM RUMAHTANGGA

PETANI BAWANG MERAH

8.1. Kesetaraan dan Keadilan Gender KKG

Pengertian keadilan gender gender equity menurut ILO Mugniesyah, 2007 merupakan keadilan perlakuan bagi laki-laki dan perempuan berdasar pada kebutuhan-kebutuhan mereka, mencakup setara atau perlakuan yang berbeda akan tetapi dalam koridor pertimbangan kesamaan dalam hak-hak, kewajiban, kesempatan-kesempatan, dan manfaat. Kemudian, kesetaraan gender gender equality adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat stereotype, prasangka, dan peran gender yang kaku. Kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis. Kondisi ini dapat terwujud apabila terdapat perlakuan adil antara perempuan dan laki-laki. Penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah kontekstual dan situasional, bukan berdasarkan perhitungan secara matematis dan tidak bersifat universal. Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender adalah akses, kontrol, partisipasi dan manfaat.

8.1.1. Akses terhadap Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah

Akses yaitu kesempatan atau peluang anggota rumahtangga laki-laki dan perempuan dalam memperoleh dan ikut serta dalam berbagai kegiatan usahatani produktif, rumah tangga reproduktif, dan sosial. Akses responden petani bawang merah terhadap faktor produksi adalah akses terhadap faktor produksi modal dan tenaga kerja. Akses responden petani bawang merah terhadap faktor produksi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 21. Akses Responden Suami dan Responden Istri Terhadap Faktor Produksi Usahatani Bawang Merah, Desa Sidakaton, 2011 No Faktor produksi Responden suami persen Responden istripersen Suami Istri Suami Istri 1. Lahan pertanian 100,00 93,33 96,67 93,33 2. Lahan pekarangan 76,67 93,33 66,67 96,67 3. Saluran perairan 96,67 40,00 100,00 76,67 4. Alat-alat pertanian 93,33 40,00 96,67 76,67 5. Pupuk 96,67 100,00 6. Bibit, plestisida 93,33 86,67 93,33 76,67 7. Kredit 30,00 3,33 30,00 10,00 8. Penyuluhan 96,67 36,67 96,67 43,33 9. Tenaga kerja 40,00 60,00 60,00 60,00 10. Rumah tempat tinggal 100,00 100,00 100,00 100,00 Responden suami dan responden istri sepakat bahwa suami maupun istri memiliki akses terhadap faktor produksi usahatani bawang merah. Tabel 18 memperlihatkan bahwa persentase jumlah suami yang menyatakan akses terhadap faktor produksi tersebut lebih tinggi daripada istri. Akses suami pada lahan pertanian, saluran perairan, alat-alat pertanian, dan pupuk lebih tinggi karena memang laki-laki adalah pencari nafkah utama keluarga. Sedangkan istri juga memiliki akses dan bekerja akan tetapi bukan sebagai pencari nafkah utama melaikan hanya membantu menambah penghasilan keluarga. Dalam hal pinjam-meminjam uang kredit, persentase istri lebih rendah daripada suami hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dari pihak istri mengenai ketentuan pengajuan pinjaman dari bank. Berbeda dengan masalah tenaga kerja, persentase jumlah istri yang menyatakan akses terhadap tenaga kerja lebih tinggi daripada suami. Hal ini dikarenakan yang bertugas menyiapkan dan menyediakan makanan serta minuman untuk tenaga kerja adalah perempuan atau istri karena tugas tersebut berkaitan dengan peranan perempuan dalam pekerjaan domestik.

8.2. Kontrol pengambilan keputusan dalam Rumahtangga Petani