Alat dan Bahan Jenis Data

100 m 1000 m r=50 m 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Kekayaan dan Keanekaragaman Jenis Burung Metode yang digunakan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis burung adalah kombinasi antara metode titik hitung atau IPA Indices Ponctuele d’Abundance – Indeks Kelimpahan pada Titik dan metode jalur transect Bibby et al. 2000. Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian mencatat perjumpaan terhadap burung. Pada setiap tipe habitat dibuat jalur kerja yang panjangnya 1000 m dengan radius pengamatan 50 m dan jarak antar titik yaitu 100 m. Rentang waktu pengamatan dilakukan selama 15 menit, 10 menit untuk pengamatan disetiap titik dan 5 menit untuk berjalan ke titik pengamatan selanjutnya Gambar 2. Setiap jenis burung yang dijumpai pada setiap titik dalam jalur pengamatan dicatat dengan segala bentuk aktivitasnya. Pengamatan ulang pada setiap jalur dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada hari yang berbeda. Gambar 2 Ilustrasi penggunaan kombinasi metode IPA dan metode jalur. Selain itu digunakan juga daftar jenis Mackinnon. Daftar ini digunakan untuk mengetahui kekayaan jenis burung. Menurut MacKinnon 1990 setiap daftar berisikan dua puluh jenis burung, jenis berikutnya meskipun sama dapat dicatat lagi pada daftar yang baru. Dalam penelitian ini setiap daftar akan berisi 10 jenis burung berbeda.

3.4.2 Pemanfaatan Strata Vegetasi oleh Burung

Untuk mengetahui penyebaran jenis burung dan pemanfaatan strata vegetasi menurut struktur vegetasi, maka dilakukan penggambaran strata vegetasi yang ada di setiap tipe habitat yang diteliti. Selanjutnya dari data yang telah diambil dibuat suatu kriteria mengenai tingkatan struktur hutan mengikuti Richard 1964 dan van Balen 1984 Tabel 2. Untuk memudahkan pengambaran dalam pendeskripsian metode ini dilakukan modifikasi terhadap metode ini. Tabel 2 Pemanfaatan strata burung secara vertikal Richard 1964 dan van Balen 1984 No Kriteria Ketinggian Hutan m 1 Strata E 1 2 Strata D 1 – 4.9 3 Strata C 5 – 19.9 4 Strata B 20 – 30 5 Strata A 30

3.4.3 Analisis Profil Vegetasi

Pembuatan diagram profil habitat dilakukan dengan cara mengambil satu plot dengan ukuran unit contoh 10 x 50 meter yang mewakili tipe ekosistem hutan yang diamati Idaman, 2007. Diagram profil dibuat dengan mengukur tajuk terlebar dan terpendek dari satu pohon berdasarkan arah mata angin dan dihitung azimutnya dari sumbu xy. Dalam setiap tipe ekosistem hutan terdapat 5 lima strata tajuk, yaitu strata A, B, C, D, dan E Soerianegara dan Indrawan, 2008. Lapisan A, B, C merupakan lapisan tajuk untuk tingkat pertumbuhan pohon dan lapisan D merupakan lapisan perdu dan semak, sedangkan lapisan E adalah lapisan serasah tanah atau lantai. Profil ini digunakan untuk menentukan penyebaran vertikal oleh burung.

3.4.4 Analisis Vegetasi

Untuk analisis vegetasi digunakan metode jalur berpetak dengan membuat petak contoh yang ukuran minimalnya 20 m x 100 m atau minimal 5 petak contoh. Petak contoh tersebut dibagi menjadi petak ukur sesuai tingkat pertumbuhan vegetasinya, yaitu : a. Petak ukur semai 2 m x 2 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan tumbuhan bawahsemakherba. b. Petak ukur pancang 5 m x 5 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan diameter batangnya 10 cm. c. Petak ukur tiang 10 m x 10 m, yaitu diameter batang antara 10 cm – 19,9 cm. d. Petak ukur pohon 20 m x 20 m, yaitu pohon yang diameter batangnya ≥ 20 cm.