diambil dibuat suatu kriteria mengenai tingkatan struktur hutan mengikuti Richard 1964 dan van Balen 1984 Tabel 2. Untuk memudahkan pengambaran dalam
pendeskripsian metode ini dilakukan modifikasi terhadap metode ini. Tabel 2 Pemanfaatan strata burung secara vertikal Richard 1964 dan van Balen
1984
No Kriteria
Ketinggian Hutan m 1
Strata E 1
2 Strata D
1 – 4.9 3
Strata C 5 – 19.9
4 Strata B
20 – 30 5
Strata A 30
3.4.3 Analisis Profil Vegetasi
Pembuatan diagram profil habitat dilakukan dengan cara mengambil satu plot dengan ukuran unit contoh 10 x 50 meter yang mewakili tipe ekosistem hutan
yang diamati Idaman, 2007. Diagram profil dibuat dengan mengukur tajuk terlebar dan terpendek dari satu pohon berdasarkan arah mata angin dan dihitung
azimutnya dari sumbu xy. Dalam setiap tipe ekosistem hutan terdapat 5 lima strata tajuk, yaitu strata A, B, C, D, dan E Soerianegara dan Indrawan, 2008.
Lapisan A, B, C merupakan lapisan tajuk untuk tingkat pertumbuhan pohon dan lapisan D merupakan lapisan perdu dan semak, sedangkan lapisan E adalah
lapisan serasah tanah atau lantai. Profil ini digunakan untuk menentukan penyebaran vertikal oleh burung.
3.4.4 Analisis Vegetasi
Untuk analisis vegetasi digunakan metode jalur berpetak dengan membuat petak contoh yang ukuran minimalnya 20 m x 100 m atau minimal 5 petak
contoh. Petak contoh tersebut dibagi menjadi petak ukur sesuai tingkat pertumbuhan vegetasinya, yaitu :
a. Petak ukur semai 2 m x 2 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan
tumbuhan bawahsemakherba. b.
Petak ukur pancang 5 m x 5 m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan diameter batangnya 10 cm.
c. Petak ukur tiang 10 m x 10 m, yaitu diameter batang antara 10 cm – 19,9 cm.
d. Petak ukur pohon 20 m x 20 m, yaitu pohon yang diameter batangnya ≥ 20
cm.
Gambar 3 Bentuk petak ukur pada metode jalur berpetak untuk analisis vegetasi. 3.5 Analisa Data
3.5.1 Kekayaan Jenis Burung menggunakan Daftar Jenis MacKinnon
Daftar jenis ini disajikan dalam bentuk grafik dengan sumbu X adalah jumlah daftar dan sumbu Y adalah jumlah jenis burung. Grafik ini dibuat untuk
setiap tipe habitat. Peningkatan jumlah burung sejalan dengan peningkatan jumlah daftar, dan pada suatu saat titik kurva tersebut akan mendatar.
3.5.1.1 Indeks keanekaragaman dan Indeks kemerataan
Indeks keanekaragaman jenis H’ Shannon-Wiener Krebs 1978 digunakan untuk menghitung keanekaragaman jenis burung, dengan rumus :
H’ = - ∑ pi ln pi
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman jenis Pi = Nilai perbandingan antara n
i
dan N atau Pi = n
i
N n
i
= Jumlah individu burung pada jenis ke-i N = Jumlah keseluruhan individu burung
ln = Logaritma natural
Untuk melihat proporsi kelimpahan jenis burung dihitung dengan
menggunakan indeks kemerataan Index of Evennes yaitu: E = H’ln S
Keterangan : E = Indeks Kemerataan
H’ = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah jenis
ln = Logaritma natural
a b
c d
a b
c d
a b
c d
Arah