Secara umum jenis burung yang mendominasi pada empat tipe habitat adalah pergam laut Ducula bicolor, kemudian walet sapi Collocalia esculenta,
cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, merbah corok-corok Pycnonotus simplex
dan punai gading Treron vernans Lampiran 9. Menurut Darmawan 2006, tingginya kelimpahan jenis burung disebabkan karena kebiasaan burung-
burung tersebut yang melakukan aktivitas secara berkelompok, sehingga memiliki nilai dominansi yang tinggi, selain itu jumlah individu dari jenis-jenis burung
tersebut paling banyak jumlahnya dibanding dengan jenis burung lainnya, dan burung-burung tersebut mampu memanfaatkan habitat baik hutan, bukan hutan
maupun riparian. Hal ini terkait dengan makanan, aktivitas dan perilaku harian yang mampu memanfaatkan semua jenis penutupan lahan.
5.2.2.4 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kemerataan Jenis Burung
Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 2.53 sampai 2.93. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung yang
didapatkan lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian Sayogo 2009 yang mendapatkan nilai indeks keanekaragaman sebesar 3,1 sampai 3,5 untuk beberapa
lokasi pengamatan di Taman Nasional Lore Lindu, Provinsi Sulawesi Tengah. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dalam penelitian ini
diduga disebabkan oleh perbedaan jenis vegetasi dan lokasi habitat yang diteliti, serta jumlah jenis yang ditemukan.
Kemerataan jenis burung dalam suatu habitat dapat ditandai dengan tidak adanya jenis-jenis yang dominan. Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu
yang sama, maka kemerataan jenis pada komunitas tersebut memiliki nilai maksimum, tetapi apabila jumlah individu pada masing-masing jenis berbeda jauh
maka menyebabkan kemerataan jenis memiliki nilai minimum Santosa, 1995. Nilai kemerataan E jenis burung yang didapatkan pada hutan pantai sebesar
0.68, hutan dataran rendah sebesar 0.69, perkebunan sebesar 0.71 dan padang rumput sebesar 0.66. Nilai kemerataan jenis burung pada habitat perkebunan yang
didapatkan sebesar 0.71, nilai tersebut dikatakan cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemerataan di kawasan tersebut seimbang, dengan tidak
adanya jenis yang sangat menonjol.
5.2.2.5 Indeks Kesamaan Jenis Burung
Terdapat kesamaan jenis burung yang ditemukan pada setiap habitat di lokasi penelitan. Indeks kesamaan jenis dapat digunakan untuk melihat kesamaan
antar jenis burung di setiap tipe vegetasi. Indeks kesamaan jenis burung yang paling tinggi ditemukan pada tipe habitat hutan dataran rendah dengan
perkebunan IS
J
= 0.54. Hal ini menunjukkan bahwa jenis burung antara hutan dataran rendah dengan perkebunan hampir sama. Hal ini diduga karena letak
antara kedua habitat yang saling berbatasan yang menyebabkan kemungkinan lalu-lalang burung antara kedua habitat tersebut. Indeks kesamaan antar hutan
pantai dengan padang rumput juga relatif tinggi IS
J
= 0.48. Hal tersebut terjadi karena hutan pantai dan padang rumput saling berbatasan. Sedangkan nilai indeks
kesamaan jenis yang terendah adalah antara habitat hutan dataran rendah dengan padang rumput IS= 0.33.
5.2.2.6 Uji Beda Keanekaragaman Jenis Burung
Berdasarkan uji
t-student tabel
5 dengan
membandingkan keanekaragaman jenis burung antar tipe habitat, yaitu habitat hutan pantai, hutan
dataran rendah, perkebunan dan padang rumput menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis burung pada empat habitat ini tidak berbeda nyata,
walaupun tampak perbedaan dalam struktur vegetasi antar tipe habitat. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis yang ditemukan tidak jauh berbeda antar tipe
habitat. Hal ini terjadi karena tiap tipe habitat memiliki letak yang bersebelahan satu sama lain dan luasan tipe habitat yang diteliti tidak begitu luas.
5.2.3 Penggunaan dan Pemanfaatan Strata Vegetasi oleh Burung
Bila dilihat dari penyebaran vertikal atau stratifikasi habitat, dari pengamatan pada hutan pantai memiliki strata E sampai C, hutan dataran rendah
memiliki strata E sampai diatas A, perkebunan memiliki strata E sampai diatas C dan padang rumput hanya memiliki strata E. Perbedaan strata ini karena struktur
pada setiap habitat yang diteliti berbeda ketinggian pohonnya, sehingga mempengaruhi stratifikasi pada tiap habitat yang diamati. Burung menggunakan
stratifikasi ini untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai kebutuhannya. Setiap