Jenis dan Struktur Pakan

memenuhi kebutuhan pakan, burung akan mencari habitat yang mampu menyediakan jenis pakan yang sesuai. Burung memiliki preferensi terhadap suatu makanan, jika di suatu tempat tidak memenuhi kebutuhannya maka burung akan memilih tempat lain yang memiliki sumber pakan yang melimpah Dewi, 2005 Di TWNC jenis burung pemakan serangga insectivora mendominasi dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Sebanyak 86 jenis burung 74.14 memanfaatkan serangga sebagai pakan dimana 42 jenis 30 diantaranya merupakan pemakan serangga sejati atau hanya memanfaatkan serangga sebagai pakannya. Jenis pemakan serangga merupakan jenis terbanyak dikarenakan serangga merupakan jenis pakan yang melimpah di alam sehingga mudah didapatkan oleh semua jenis burung Darmawan, 2006. Serangga yang dimakan oleh burung dapat berupa serangga air, serangga yang hidup pada vegetasi, ulat maupun larva. Kelompok pemakan serangga memiliki fungsi yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan yaitu sebagai pengendali populasi hama serangga di alam. Jenis burung pemakan buah frugivora merupakan jenis burung terbanyak kedua setelah jenis burung pemakan serangga yaitu sebanyak 37 jenis atau 31.90. Menurut Bibby et al. 2000, kelimpahan burung pemakan buah mungkin dapat dihubungkan dengan kelimpahan pohon yang sedang berbuah. Jenis burung pemakan buah memanfaatkan buah dari vegetasi yang ada di habitat penelitian. Jenis burung pemakan buah sejati di TWNC yaitu punai gading Treron vernans, pergam hijau Ducula aenea, pergam laut Ducula bicolor, delimukan zamrud Chalcophaps indica, julang emas Aceros undulatus, kangkareng perut-putih Anthracoceros albirostris, rangkong badak Buceros rhinoceros dan rangkong papan Buceros bicornis. Biasanya jenis-jenis burung tersebut makan pada pohon-pohon yang tinggi. Buah yang biasa dimakan oleh burung frugivora yaitu dari jenis Ficus sp. Pemanfaatan vegetasi berbuah ini berbeda antar jenis burung. Untuk jenis berukuran kecil biasanya memanfaatkan buah yang juga berukuran kecil seperti cucak kutilang Pycnonotus aurigaster yang memanfaatkan buah yang berukuran kecil. Adapun untuk jenis burung Bucerotidae biasanya memanfaatkan buah Ficus sp. yang memiliki buah besar dengan tajuk vegetasi lebar. Selain itu juga terdapat jenis burung yang memanfaatkan buah sebagai salah satu jenis pakannya yaitu tuwur asia Eudynamys scolopacea, kadalan kera Phaenicophaeus tristis, kadalan selaya P. chlorophaeus, takur tutut Megalaima rafflesii, takur warna-warni M. mystacophanos, takur ungkut- ungkut M. haemachepala dan gagak hutan Corvus enca. Jenis burung yang jenis pakannya daging carnivora yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 18 jenis atau 15.52. Jenis pemakan daging murni sebanyak empat jenis yaitu dari suku accipitridae Elanus caeruleus, Ictinaetus malayensis , Spilornis cheela dan Spizaetus cirrhatus. Selain itu juga ditemukan jenis burung pemakan daging dan ikan yaitu Haliaeetus leucogaster dan Ichthyophaga ichthyatus. Jenis burung pemakan ikan piscivora sebanyak 13 jenis 11.21. Jenis pemakan ikan murni yaitu jenis-jenis dari suku Ardeidae sebanyak empat jenis, sedangkan jenis piscivora yang juga termasuk jenis pakan lainnya adalah dari suku Ardeidae Egretta sacra, suku Accipitridae Haliaeetus leucogaster dan Ichthyophaga ichthyatus , suku Turnicidae Amaurornis phoenicurus, dan suku Alcedinidae Alcedo meninting, Pelargopsis capensis, Lacedo pulchella, Halcyon smynensis dan Todirhampus chloris. Jenis burung pemakan biji granivora sebanyak 12 jenis 10.34. Jenis burung yang merupakan pemakan biji murni yaitu tekukur biasa Streptopelia chinensis , perkutut jawa Geopelia striata, bondol jawa Lonchura leucogastroides , bondol peking Lonchura punctulata dan bondol haji Lonchura maja. Adapun jenis burung pemakan biji kombinasi adalah uncal kouran Macropygia ruficeps, puyuh sengayan Rollulus rouloill, ayam-hutan merah Gallus gallus, tiong emas Gracula religiosa, perling kumbang Aplonis panayensis , kuau raja Argusianus argus dan kareo padi Amaurornis phoenicurus. Burung kelompok pemakan madu nectarivora memanfaatkan vegetasi yang berbunga. Ditemukan lima jenis burung penghisap madu murni, semuanya berasal dari suku Nectariniidae, sedangkan jenis nectarivora yang juga termasuk jenis pakan lainnya adalah dari suku Dicaidae dan Zosteropidae. Terdapat dua jenis burung yang memanfaatkan tumbuhan lainnya yaitu serindit melayu Loriculus galgulus dan puyuh sengayan Rollulus rouloill, walapun keduanya bukanlah pemakan tumbuhan murni. Bagi jenis burung yang memanfaatkan lebih dari satu jenis pakan dengan tidak ada atau hilangnya satu jenis pakan tidak banyak berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya. Namun hal ini sangat berpengaruh bagi jenis burung yang hanya dapat memanfaatkan satu jenis pakan, hilangnya pakan akan langsung memusnahkan jenis tersebut Noerdjito et al. 2005. Jika struktur pakan diatas dikelompokkan menjadi tiga kelompok jenis pakan yaitu herbivora, insectivora, dan carnivora maka jumlah masing-masing jenis menjadi 60, 86 dan 31. Bila struktur tersebut digambarkan berdasarkan struktur dalam rantai makanan maka akan terlihat seperti Gambar 26. Dari gambar tersebut dapat dilihat gambar struktur pakan yang mendekati sebuah piramida makanan yang stabil. Burung pemakan serangga insectivora mendominasi pada keempat habitat yang diteliti. Hal ini berbanding lurus dengan penelitian Darmawan 2006, Dewi 2006, Idaman 2007 dan Sayogo 2009 yang mendapatkan jenis burung insectivora adalah jenis burung yang mendominasi dibanding jenis burung lainnya. Menurut Wunderle 2005 dalam Dewi 2006, menyatakan bahwa jenis burung pemakan serangga insectivora biasanya merupakan jenis yang dominan terdapat di hutan tropis. Gambar 26 Struktur pakan berdasarkan struktur rantai makanan Keanekaragaman vegetasi yang ada di TWNC sangat mendukung ketersediaan jenis pakan yang ada, sehingga burung memiliki banyak pilihan untuk memanfaatkan satu atau lebih jenis pakan yang tersedia. Dengan demikian rentang habitat yang disediakan TWNC sangat bervariasi dalam hal ketersediaan jenis pakan. Carnivora Insectivora Herbivora

5.2.2.2.3 Status Burung

Identifikasi jenis burung yang dilindungi dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah PP Nomor 7 Tahun 1999, IUCN dan CITES Appendiks. Dari 116 jenis burung yang dijumpai pada empat tipe habitat yang diteliti, terdapat 38 jenis atau 22.89 merupakan jenis yang dilindungi berdasarkan tiga kategori diatas. Bila dikelompokan lagi berdasarkan aturan perlindungan, sebanyak 28 jenis atau 24.14 jenis burung yang dilindungi PP No. 7 tahun 1999, 12 jenis atau 10.34 jenis burung masuk kategori IUCN, dan 19 jenis atau 16.38 jenis yang masuk dalam CITES Appendiks, pembagiannya adalah dua jenis CITES Appendiks I dan 17 jenis CITES Appendiks. Pada tipe habitat hutan pantai, terdapat 10 jenis burung yang dilindungi atau 22.72 dari 44 jenis yang dijumpai meliputi 9 jenis termasuk dalam PP No. 7 tahun 1999 Lampiran 12. Dua jenis masuk daftar IUCN yaitu cikalang christmas Fregata andrewsi dan cica-daun kecil Chloropsis cyanopogon, dan empat jenis masuk daftar CITES Appendiks terbagi satu jenis CITES Appendiks I yaitu cikalang christmas Fregata andrewsi dan tiga CITES Appendiks II yaitu elang-laut perut-putih Haliaeetus leucogaster, julang emas Aceros undulatus, dan kangkareng perut-putih Anthracoceros albirostris Pada tipe habitat hutan dataran rendah, terdapat 18 jenis burung yang dilindungi atau 33.33 dari 54 jenis yang dijumpai meliputi 11 jenis termasuk dalam PP No. 7 tahun 1999, 6 jenis masuk daftar IUCN dan 6 jenis masuk daftar CITES Appendiks II Lampiran 13. Pada tipe habitat perkebunan, terdapat 16 jenis burung yang dilindungi atau 25.81 dari 62 jenis yang dijumpai meliputi 12 jenis termasuk dalam PP No. 7 tahun 1999, empat jenis masuk daftar IUCN dan 7 jenis masuk daftar CITES Appendiks II Lampiran 14. Pada tipe habitat padang rumput, terdapat 12 jenis burung yang dilindungi atau 25.53 dari 47 jenis yang dijumpai meliputi 11 jenis termasuk dalam PP No. 7 tahun 1999, tiga jenis masuk daftar IUCN dan delapan jenis masuk daftar CITES Appendiks terbagi satu jenis CITES Appendiks I dan tujuh CITES Appendiks II Lampiran 14. Banyaknya jenis burung dilindungi yang ditemukan saat penelitian mengindifikasikan bahwa TWNC adalah tempat yang memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan jenis burung-burung tersebut.

5.2.2.3 Dominansi dan Kelimpahan Jenis Burung

Setiap tipe habitat penelitian memiliki kelimpahan dan jumlah individu yang berbeda. Perbedaan ini dimungkinkan karena perbedaan kemampuan burung untuk memanfaatkan habitat yang ada di TWNC Darmawan, 2006. Kelimpahan jenis burung berbanding lurus dengan dominansi jenis burung. Semakin melimpah suatu jenis burung maka burung tersebut akan semakin mendominasi pada suatu habitat. Hal ini juga disebutkan oleh HIMAKOVA 2005, bahwa kelimpahan jenis burung berbanding lurus dengan dominansi jenis burung. Semakin melimpah suatu jenis burung memiliki nilai kelimpahan tinggi maka kemungkinannya untuk menjadi jenis yang dominan juga semakin tinggi, sebaliknya jika suatu jenis burung dengan kelimpahannya rendah maka akan termasuk yang tidak dominan. Pada habitat hutan pantai jenis burung yang dominan yaitu jenis walet sapi Collocalia esculenta, cekakak sungai Todirhampus chloris, cucak kuning Pycnonotus melanicterus, cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan perenjak jawa Prinia familiaris. Kelimpahan jenis burung paling tinggi berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener adalah walet sapi Collocalia esculenta. Pada habitat hutan dataran rendah, jenis burung yang dominan adalah pergam hijau Ducula aenea, walet sapi Collocalia esculenta, cucak kuning Pycnonotus melanicterus, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan srigunting batu Dicrurus paradiseus. Walet sapi Collocalia esculenta merupakan jenis yang melimpah pada habitat ini. Pada habitat perkebunan, jenis burung yang dominan dan memiliki kelimpahan paling tinggi adalah cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, selain itu jenis lain yang mendominasi adalah punai gading Treron vernans, walet sapi Collocalia esculenta, cucak kuning Pycnonotus melanicterus, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan perenjak jawa Prinia familiaris. Pada habitat padang rumput jenis yang dominan dan memiliki kelimpahan paling tinggi adalah pergam laut Ducula bicolor. Jenis burung lainnya yang mendominasi adalah punai gading Treron vernans, walet sapi Collocalia esculenta, cucak kutilang Pycnonotus aurigaster dan merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier.