Penggunaan dan Pemanfaatan Strata Vegetasi oleh Burung
jenis burung memiliki aktivitas yang berbeda dalam menggunakan dan memanfaatkan strata yang pada setiap tipe habitat.
Penyebaran vertikal jenis burung pada habitat hutan pantai menunjukkan bahwa strata C merupakan bagian yang banyak dimanfaatkan oleh 24 jenis burung
untuk hinggap serta berkicau bersuara dan strata E paling sedikit dimanfaatkan oleh burung, hanya dua jenis burung yang memanfaatkan, yaitu ayam-hutan
merah Gallus gallus dan paok delima Pitta granatina. Strata C pada habitat hutan dataran rendah paling banyak dimanfaatkan oleh burung. Sebanyak 26 jenis
burung menggunakannya untuk bertengger serta berkicau. Strata E paling sedikit dimaafaatkan oleh burung, hanya dua jenis burung yang memanfaatkan, yaitu
ayam-hutan merah Gallus gallus dan paok pancawarna Pitta guajana. Pada habitat perkebunan, strata C dimanfaatkan sebanyak 34 jenis burung untuk
bertengger serta berkicau dan strata E paling sedikit dimanfaatkan hanya empat jenis burung. Pada habitat padang rumput, diatas strata E dimanfaatkan oleh 35
jenis burung dan strata E dimanfaatkan oleh 12 jenis burung. Pemanfaatan stratifikasi oleh burung paling banyak digunakan untuk
bertengger dan bersuara. Pada strata D 1-4.5 m dan strata bawah atau strata E 0- 1 m banyak digunakan oleh jenis burung arboreal hidup ditanah dan jenis
burung lapisan bawah seperti ayam-hutan merah Gallus gallus yang terdapat pada hutan pantai, hutan dataran rendah, perkebunan dan padang rumput. Selain
itu ditemukan juga jenis pengguna lapisan ini seperti puyuh sengayan Rollulus rouloil
, kuau raja Argusianus argus, kareo padi Amaurornis phoenicurus, cabak maling Caprimulgus macrurus, cabak kota Caprimulgus affinis, paok
delima Pitta granatina dan paok pancawarna Pitta guajana untuk mencari makan.
Strata B dan C banyak digunakan oleh jenis pemakan buah-buahan dan serangga. Hal ini disebabkan karena pada strata ini tersedia sumber pakan tersebut
dan secara umum strata ini digunakan oleh burung untuk makan dan istirahat. Jenis-jenis burung yang memanfaatkan strata ini antara lain: kangkok ranting
Cuculus saturatus, wiwik kelabu C. merulinus, wiwik uncuing C. sepulcralis
, kedasi hitam Surniculus lugubris, tuwur asia Eudynamys scolopacea
, kadalan kera Phaenicophaeus tristis, kadalan selaya P.
chlorophaeus , takur tutut Megalaima rafflesii, takur warna-warni M.
mystacophanos , takur tenggeret M. australis, takur ungkut-ungkut M.
haemachepala , cipoh kacat Aegithina tiphia, cica-daun kecil Chloropsis
cyanopogon , cica-daun besar C. sonnerati, cica-daun sayap-biru C.
cochinchinensis , cucak kuning Pycnonotus melanicterus, cucak kutilang P.
aurigaster , merbah cerukcuk P. goiavier, merbah corok-corok P. simplex,
merbah mata-merah P. brunneus, kacembang gadung Irena puella dan tangkar kambing Platysmurus leucopterus. Adapun strata A 30 m banyak digunakan
oleh jenis burung berukuran besar seperti jenis dari suku Bucerotidae dan suku Accpitridae. Secara umum strata ini digunakan oleh burung untuk bertengger.
Selain itu ada juga jenis burung seperti tepekong jambul Hemiprocne longipenis dan tepekong rangkang H. comata memanfaatkan strata ini untuk mengintai
mangsa yaitu berburu serangga yang sedang terbang. Aktivitas tertinggi burung pada hutan pantai yaitu bertengger pada strata
C dan terbang. Hal ini disebabkan karena pada saat pengamatan, habitat ini memiliki pohon-pohon yang cukup terbuka sehingga mudah untuk melihat
burung. Aktivitas tertinggi burung pada habitat hutan dataran rendah yaitu bertengger, terbang dan bersuara. Pohon-pohon pada habitat ini tidak terlalu rapat
sehingga burung yang dijumpai lebih banyak dalam aktivitas bertengger. Habitat perkebunan digunakan oleh burung untuk bertengger, terbang dan bersuara. Pada
habitat padang rumput, aktivitas burung yang dijumpai yaitu jalan, terbang dan bertengger.