Letak dan Luas Topografi dan Geologi

4.3 Tanah dan Air

Berdasarkan peta tanah yang dibuat oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor 1976, tanah di kawasan TNBBS terdiri dari 6 jenis tanah yaitu aluvial, rensina, latosol, podsolik merah kuning dan dua jenis andosol. Sebagian besar tanah di kawasan TNBBS adalah jenis Podsolik Merah Kuning yang labil dan rawan erosi. Sebagian besar sungai yang mengalir ke arah barat daya dan bermuara di Samudera Indonesia, sementara sebagian lagi bermuara ke Teluk Semangka. Dibagian ujung selatan TWNC terdapat danau yang dipisahkan oleh pasir pantai selebar puluhan meter, yaitu Danau Menjukut 150 ha yang bersebelahan dengan Danau Sei Leman. Sementara bagian tenggara, selatan dan barat Taman Nasional dikelilingi oleh perairan, yaitu perairan Teluk Semangka, Tanjung Cina dan Samudera Indonesia Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004.

4.4 Iklim

Kawasan TNBBS dikelompokkan menjadi dua zona iklim. Bagian Barat Taman Nasional mempunyai curah hujan antara 3000-3500 per tahun dan bagian Timur Taman Nasional antara 2500-3000 mm per tahun. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, bagian barat kawasan TNBBS termasuk tipe iklim A basah dengan lebih dari 9 sembilan bulan basah per tahun dan di bagian timur termasuk tipe iklim B yang lebih kering dari tipe A dan mempunyai 7 tujuh bulan basah per tahun Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004. Musim hujan berlangsung dari bulan November sampai Mei. Musim kemarau dari bulan Juni sampai Agustus. Bulan agak kering adalah bulan September sampai Oktober. Jumlah hari hujan di musim penghujan rata-rata tiap bulannya 10-16 hari dan di musim kemarau 4-8 hari. Keadaan angin musim hujan lebih besar dari musim kemarau dan Taman Nasional mempunyai kelembaban udara antara 80 sampai 90 dan suhu berkisar 20 o -28 o C Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004.

4.5 Sejarah dan Status Kawasan

Kawasan TWNC memiliki luas kawasan untuk pengelolaan ekowisata seluas 100 ha, dan kawasan pengelolaan hutan secara kolaboratif seluas ± 45.000 ha. Pengelolaan kawasan wisata Tambling mulanya dilaksanakan oleh PT Sac Nusantara di atas lahan seluas 100 hektar sesuai dengan SK Menteri Kehutanan Nomor: 415Kpts-II1992. Melalui kemitraan dengan PT. Sac Nusantara telah tersedia sarana dan prasarana yang cukup lengkap diantaranya dermaga, airstrip, shelter, cottage, guest house, kendaraan roda dua, roda empat, speed boat, motor laut, kuda, pondok kerja, pos jaga, dan jalan setapak. Pengelolaannya kini oleh PT. Adhiniaga Kreasinusa Artha Group melalui kerja sama operasional KSO dengan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi yang pengamanannya dilaksanakan secara kolaboratif Tambling Wildlife Nature Conservation , 2009. 4.6 Potensi 4.6.1 Flora Jenis tumbuhan yang umum dijumpai antara lain: ketapang Terminalia cattapa ., keben Baringtonia asiatica, nyamplung Callophyllum inophyllum, cemara laut Casuarina equisetifolia, pandan Pandanus sp., cempaka Michelia champaka , meranti Shorea sp., mersawa Anisoptera curtisii, keruing Dipterocarpus sp. dan rotan Calamus sp. Tambling Wildlife Nature Conservation , 2009. 4.6.2 Fauna Secara umum terdapat sedikitnya 118 jenis mamalia termasuk 7 jenis primata, 425 jenis burung termasuk 9 jenis rangkong, 51 jenis ikan dan 52 jenis herpetofauna reptil dan amfibi hidup dikawasan TNBBS Statistik TNBBS, 2007. Mamalia yang hidup di kawasan TWNC antara lain beruang madu Helarctos malayanus, badak sumatera Dicerorhinos sumatrensis, harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, gajah sumatera Elephas maximus sumatranus , tapir Tapirus indicus, kancil Tragulus javanicus kanchi, rusa sambar Cervus unicolor, kerbau liar Bubalus bubalis, ajag Cuon alpinus, ungko Hylobates agilis, siamang H. syndactylus syndactylus, simpai Presbytis