Kekayaan dan Keanekaragaman Jenis Burung

perbedaan jenis yang mengisi suatu habitat tertentu. Menurut Alikodra 2002, pengukuran keanekaragaman jenis diversity dipergunakan untuk membandingkan komposisi jenis dari ekosistem yang berbeda, misalnya perbandingan antara masyarakat mamalia kecil dari dua kawasan, perbedaan masyarakat burung di dalam dua macam hutan, atau jenis-jenis intevertebrata sebelum dan sesudah adanya proyek yang mengubah keadaan aliran sungai. Pada tingkat yang paling sederhana, keanekaragaman didefinisikan sebagai jumlah spesies yang ditemukan dalam komunitas Primack, 2007. Keanekaragaman dibedakan atas tiga ukuran meliputi kekayaan jenis species richness , keanekaragaman jenis diversity, dan kemerataan jenis evenness. Pada umumnya kekayaan jenis dibuat dalam indeks keanekaragaman. Menurut Bibby et al. 2000, semakin tinggi indeks keanekaragaman jenis maka semakin tinggi pula jumlah jenis dan kesamarataan populasinya. Akan tetapi, bisa terjadi bahwa komunitas burung yang kekayaan jenisnya lebih tinggi dan kesamarataannya lebih rendah memiliki indeks keanekaragaman yang sama dengan komunitas yang keanekaragamannya yang lebih rendah dan kesamarataannya tinggi. Keanekaragaman jenis burung berbeda pada setiap habitat, tergantung kondisi lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kreb 1978 menyebutkan bahwa ada enam faktor yang saling berkaitan yang menentukan naik turunnya keanekaragaman jenis suatu komunitas yaitu: waktu, heterogenitas, ruang, persaingan, pemangsaan, dan kestabilan lingkungan dan produktivitas. Menurut Kreb 1978, kelimpahan dapat dinyatakan sebagai jumlah organisme per unit area kepadatan absolut, atau sebagai kepadatan relatif yaitu kepadatan dari satu populasi terhadap populasi lainnya. Kelimpahan relatif adalah perbandingan kelimpahan individu tiap jenis terhadap kelimpahan jumlah seluruh individu dalam suatu komunitas. Beberapa informasi lain dikumpulkan sebagai acuan dalam melakukan penelitian pada beberapa tipe habitat di TWNC. Berdasarkan informasi statistik TNBBS 2007, jumlah jenis burung yang baru diketahui pada kawasannya adalah sebanyak 450 jenis burung dengan jumlah jenis rangkong sebanyak 9 jenis. Selain itu, ada beberapa penelitian yang dilakukan pada sebagian habitat yang ada di TWNC. Dewi 2010 melakukan penelitian di kawasan TWNC mengenai kekayaan jenis burung pada habitat perairan meliputi daerah sekitar Danau Menjukut, Danau Sei Leman, Saung Bajau, Muara Blambangan, Muara Way Tinggal, dan Muara Belimbing. Dari penelitian tersebut ditemukan 83 jenis burung yang terdiri atas 20 jenis burung air dan 63 jenis burung arboreal dan terrestrial. Imanudin 2009, melakukan penelitian tentang “Komunitas Burung Di Bawah Tajuk pada Hutan Primer dan Hutan Sekunder di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan” dengan menggunakan jala kabut di sebagian hutan primer dan hutan sekunder di Tambling. Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 94 jenis burung, 51 jenis dari 18 famili berhasil tertangkap dan 43 jenis dari 24 famili tidak tertangkap tetapi hanya terlihat dan terdengar di kedua habitat tersebut.

2.2 Penyebaran Burung

Penyebaran jenis burung di lokasi pengamatan sangat bergantung pada beberapa hal yang berhubungan dengan karakteristik setiap lokasi pengamatan. Diantara yang mempengaruhinya adalah tipe jalurtipe habitat, panjang jalur, serta waktu dan metode pengamatan yang digunakan HIMAKOVA IPB, 2005. Penyebaran burung di suatu habitat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kebiasaan masa lalu historical factors, penghalang geografi geographical factors , iklim terutama suhu, angin dan ketinggian tempat serta kelembaban udara, perilaku burung dan mobilitasnya Pettingill, 1970 dalam Hernowo, 1985. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan seperti tanaman perkebunan, tanaman pertanian, pekarangan, gua, padang rumput, savana dan habitat perairan Alikodra, 2002. Penyebaran jenis burung dipengaruhi oleh kesesuaian lingkungan tempat hidup burung, meliputi adaptasi burung terhadap perubahan lingkungan, kompetisi dan seleksi alam Welty, 1982 dalam Dewi, 2005. Banyak spesies burung yang hanya menempati habitat tertentu atau tahapan tertentu dari suatu habitat Primack et al. 1998. Pergerakan satwaliar baik dalam skala sempit maupun luas merupakan usaha untuk memenuhi tuntutan hidupnya. Dalam membantu pergerakan tersebut maka diperlukan suatu koridor yang dapat menghubungkan dengan sumber keanekaragaman Alikodra, 2002. Penyebaran suatu jenis burung disesuaikan dengan kemampuan pergerakkannya atau kondisi lingkungan seperti pengaruh luas kawasan, ketinggian tempat dan letak geografis Alikodra, 2002. Burung merupakan kelompok satwaliar yang paling merata penyebarannya, ini disebabkan karena kemampuan terbang yang dimilikinya.

2.3 Habitat Burung

Habitat merupakan tempat makhluk hidup berada secara alami. Menurut Alikodra 2002, habitat didefinisikan sebagai kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya satwaliar, sedangkan menurut Odum 1993, habitat adalah tempat organisme itu hidup, atau tempat ke mana seseorang harus pergi untuk menemukannya. Habitat juga menunjukkan tempat yang diduduki oleh seluruh komunitas. Pengertian lain dari habitat yang dinyatakan Alikodra 2002 yaitu suatu kawasan yang dapat memenuhi semua kebutuhan dasar dari populasi yang ada didalamnya. Satwaliar menempati habitat sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya. Habitat yang sesuai bagi suatu jenis belum tentu sesuai untuk jenis lainnya, karena setiap jenis satwaliar menghendaki kondisi habitat yang berbeda-beda Alikodra, 2002. Cara hidup burung sama halnya dengan hewan-hewan lain, sebagian besar ditentukan oleh ciri-ciri habitatnya. Ada spesies yang hidup pada berbagai macam tipe habitat, ada ada juga spesies yang hanya hidup pada habitat tertentu DPR RI, 2003 dalam Sutopo, 2008. Alikodra 2002 mengatakan bahwa satwaliar dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik hutan maupun bukan hutan seperti tanaman perkebunan, tanaman pertanian sawah dan ladang, pekarangan, gua, padang rumput, savana, dan habitat perairan rawa, danau, sungai, laut, terumbu karang dan estuaria. Habitat yang baik adalah habitat yang dapat menyediakan kebutuhan hidup bagi satwaliar. Pada prinsipnya burung memerlukan tempat untuk mencari makan, berlindung, berkembangbiak, dan aman dari segala macam