gangguan. Hernowo 1985, mengatakan bahwa burung merupakan salah satu margasatwa yang terdapat hampir di setiap tempat, tetapi untuk hidupnya
memerlukan syarat-syarat tertentu yaitu adanya kondisi habitat yang cocok, baik, serta aman dari segala macam gangguan. Habitat yang baik harus dapat
menyediakan pakan, air, tempat berlindung, tempat beristirahat dan tidur malam, serta tempat untuk berkembangbiak baik ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas.
Suatu wilayah yang sering dikunjungi burung disebabkan karena habitat tersebut dapat mensuplai makanan, minuman serta berfungsi sebagai tempat
berlindungsembungi, tempat tidur dan tempat kawin Boughey 1973; Pyke 1983; Van Noordwijk 1985 dalam Alikodra 2002
Habitat dan satwaliar memang mempunyai suatu hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai suatu hubungan timbal-balik dalam
keberadaannya. Untuk menggambarkan suatu hubungan tersebut dapat dilihat dengan membuat suatu profil habitat. Menurut Alikodra 2002, suatu sketsa dari
profil vegetasi sepanjang garis transek berguna bagi satwaliar terutama untuk penelitian burung dan primata yang menempati suatu habitat hutan. Komposisi
dari suatu profil habitat sangat bermanfaat, untuk membuat suatu kesimpulan tentang suatu hubungan antara derajat kelimpahan satwaliar dengan tipe
habitatnya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation TWNC, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Kabupaten Tanggamus,
Lampung Gambar 1. Lokasi plot penelitian didasarkan pada tipe habitat yang ada di TWNC. Pengamatan dilakukan di empat tipe habitat yaitu hutan pantai,
hutan dataran rendah, perkebunan dan padang rumput Tabel 1. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus – 11 November 2009. Waktu pengamatan
dilakukan pada pagi pukul 06.00-09.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB.
Tabel 1 Tipe habitat yang akan dilakukan pengambilan data
Tipe habitat Jumlah jalur
Ulangan Jumlah hari
Hutan pantai 3
3 kali 9
Hutan dataran rendah 3
3 kali 9
Perkebunan 3
3 kali 9
Padang rumput 3
3 kali 9
Gambar 1 Peta Kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation TWNC.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1
Binokuler, digunakan untuk membantu melihat objek lebih jelas. 2
Jam Pengukur waktu, digunakan untuk mengetahui waktu perjumpaan dengan satwa.
3 Kamera digital, digunakan untuk mengambil gambar objek dan habitatnya.
4 Tape Recorder
, digunakan untuk merekam suara dari objek. 5
Global Positioning System GPS, digunakan untuk menentukan titik-titik
jalur pengamatan. 6
Kompas, digunakan untuk menentukan arah jalur dalam analisis vegetasi. 7
Meteran untuk mengukur panjang jalur pengamatan. 8
Pita keliling, digunakan untuk mengukur diameter pohon. 9
Peta TN Bukit Barisan Selatan dan Peta Kawasan Tambling, digunakan untuk menentukan lokasi dan jalur pengamatan, serta mendukung data informasi
mengenai kondisi habitat. Bahan yang digunakan :
1 Buku Panduan Lapang: Seri Panduan Lapang Burung-burung Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, MacKinnon, 1998.
2 Tabel tally sheet, dan 3 Alat tulis.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang diambil meliputi data burung dan habitatnya. Data burung yang diambil mencakup jenis burung, jumlah individu, aktivitas, dan letak burung
pada stratifikasi vegetasi. Komposisi jenis melalui pendekatan jenis dominan, subdominan dan tidak dominan. Jenis-jenis burung yang dilindungi berdasarkan
tiga kriteria yaitu PP No 7 tahun 1999, status IUCN, dan status perdagangannya menurut CITES. Data habitat yang diambil yaitu komposisi, struktur, profil
vegetasi dan analisis vegetasi habitat.