5.2.2.3 Dominansi dan Kelimpahan Jenis Burung
Setiap tipe habitat penelitian memiliki kelimpahan dan jumlah individu yang berbeda. Perbedaan ini dimungkinkan karena perbedaan kemampuan burung
untuk memanfaatkan habitat yang ada di TWNC Darmawan, 2006. Kelimpahan jenis burung berbanding lurus dengan dominansi jenis burung. Semakin melimpah
suatu jenis burung maka burung tersebut akan semakin mendominasi pada suatu habitat. Hal ini juga disebutkan oleh HIMAKOVA 2005, bahwa kelimpahan
jenis burung berbanding lurus dengan dominansi jenis burung. Semakin melimpah suatu jenis burung memiliki nilai kelimpahan tinggi maka kemungkinannya
untuk menjadi jenis yang dominan juga semakin tinggi, sebaliknya jika suatu jenis burung dengan kelimpahannya rendah maka akan termasuk yang tidak dominan.
Pada habitat hutan pantai jenis burung yang dominan yaitu jenis walet sapi Collocalia esculenta, cekakak sungai Todirhampus chloris, cucak kuning
Pycnonotus melanicterus, cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan perenjak jawa Prinia familiaris.
Kelimpahan jenis burung paling tinggi berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener adalah walet sapi Collocalia esculenta.
Pada habitat hutan dataran rendah, jenis burung yang dominan adalah pergam hijau Ducula aenea, walet sapi Collocalia esculenta, cucak kuning
Pycnonotus melanicterus, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan srigunting batu Dicrurus paradiseus. Walet sapi Collocalia esculenta
merupakan jenis yang melimpah pada habitat ini. Pada habitat perkebunan, jenis burung yang dominan dan memiliki kelimpahan paling tinggi adalah cucak
kutilang Pycnonotus aurigaster, selain itu jenis lain yang mendominasi adalah punai gading Treron vernans, walet sapi Collocalia esculenta, cucak kuning
Pycnonotus melanicterus, merbah corok-corok Pycnonotus simplex dan perenjak jawa Prinia familiaris. Pada habitat padang rumput jenis yang dominan
dan memiliki kelimpahan paling tinggi adalah pergam laut Ducula bicolor. Jenis burung lainnya yang mendominasi adalah punai gading Treron vernans, walet
sapi Collocalia esculenta, cucak kutilang Pycnonotus aurigaster dan merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier.
Secara umum jenis burung yang mendominasi pada empat tipe habitat adalah pergam laut Ducula bicolor, kemudian walet sapi Collocalia esculenta,
cucak kutilang Pycnonotus aurigaster, merbah corok-corok Pycnonotus simplex
dan punai gading Treron vernans Lampiran 9. Menurut Darmawan 2006, tingginya kelimpahan jenis burung disebabkan karena kebiasaan burung-
burung tersebut yang melakukan aktivitas secara berkelompok, sehingga memiliki nilai dominansi yang tinggi, selain itu jumlah individu dari jenis-jenis burung
tersebut paling banyak jumlahnya dibanding dengan jenis burung lainnya, dan burung-burung tersebut mampu memanfaatkan habitat baik hutan, bukan hutan
maupun riparian. Hal ini terkait dengan makanan, aktivitas dan perilaku harian yang mampu memanfaatkan semua jenis penutupan lahan.
5.2.2.4 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kemerataan Jenis Burung
Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 2.53 sampai 2.93. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung yang
didapatkan lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian Sayogo 2009 yang mendapatkan nilai indeks keanekaragaman sebesar 3,1 sampai 3,5 untuk beberapa
lokasi pengamatan di Taman Nasional Lore Lindu, Provinsi Sulawesi Tengah. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dalam penelitian ini
diduga disebabkan oleh perbedaan jenis vegetasi dan lokasi habitat yang diteliti, serta jumlah jenis yang ditemukan.
Kemerataan jenis burung dalam suatu habitat dapat ditandai dengan tidak adanya jenis-jenis yang dominan. Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu
yang sama, maka kemerataan jenis pada komunitas tersebut memiliki nilai maksimum, tetapi apabila jumlah individu pada masing-masing jenis berbeda jauh
maka menyebabkan kemerataan jenis memiliki nilai minimum Santosa, 1995. Nilai kemerataan E jenis burung yang didapatkan pada hutan pantai sebesar
0.68, hutan dataran rendah sebesar 0.69, perkebunan sebesar 0.71 dan padang rumput sebesar 0.66. Nilai kemerataan jenis burung pada habitat perkebunan yang
didapatkan sebesar 0.71, nilai tersebut dikatakan cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemerataan di kawasan tersebut seimbang, dengan tidak
adanya jenis yang sangat menonjol.