23
Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktot-faktor yang berada di luar kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Pada
umumnya produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musim dipengaruhi oleh cuaca, iklim, dan faktor alamiah
lainnya. Selain itu, serangan hama dan penyakit dapat mempengaruhi produksi hasil pertanian. Faktor-faktor tersebut menyebabkan perubahan yang relatif besar
jika dibandingkan dengan perubahan produksi kegiatan industri. Permintaan akan barang-barang pertanian yang tidak elastis menyebabkan
harga mengalami perubahan yang sangat besar jika penawaran hasil pertanian mengalami perubahan.
a. Barang Pertanian b. Barang Industri
Gambar 4. Akibat Perubahan Penawaran Terhadap Harga
Sumber : Firdaus 2008
Dari Gambar 4, terlihat bahwa pada tingkat perubahan penawaran yang sama kurva S menjadi S
1
, tetapi perubahan tingkat permintaan yang berbeda - dimana elastisitas barang industri lebih elastis daripada barang hasil pertanian -
menyebabkan harga barang di sektor pertanian mengalami penurunan yang jauh lebih basar daripada harga barang di sektor industri Firdaus 2008.
3.1.5. Strategi Mengatasi Risiko
Risiko atau ketidakpastian dalam agribisnis dapat terjadi kapanpun. Risiko tersebut diantaranya adalah bencana alam, gagal panen, kecelakaan, perubahan
harga, perubahan selera konsumen, dan lain-lain. Adanya risiko-risiko tersebut memberikan ancaman bagi para pelaku agribisnis yang mengakibatkan pada
D
p
E
p1
P
p
1
q q
1
S E
p
S
1
Q O
p E
i
E
i1
P
P
q q
S S
Q O
P D
i
24
menurunnya pendapatan petani atau pedagang. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya atau strategi untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi itu.
Harwood 1999 mangatakan bahwa pertanian memiliki empat risiko yang biasanya dihadapi yaitu risiko produksi, risiko pasar, risiko hukum, dan risiko
personal. Menurut Gumbira el al. 2004, terdapat upaya yang dapat dilakukan oleh pelaku agribisnis untuk mentrasfer risiko dan mengurangi dampak suatu
risiko terhadap kelangsungan usahanya. Gumbira et al. 2004 juga mengatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi risiko pasar atau risiko
harga terdapat beberapa cara, yaitu : 1.
Diversifikasi Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi dampak
negatif atau risiko yang dihadapi oleh seorang pengusaha agribisnis. Bergerak pada lini usaha yang memiliki risiko yang berbeda memungkinkan kerugian yang
diderita oleh pengusaha pada suatu lini produk tertentu dapat ditutupi dengan keuntungan pada lini produk lainnya.
2. Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal dapat berarti mikro dan makro. Dalam arti mikro, integrasi vertikal berarti suatu perusahaan yang bergerak pada dua atau lebih level
dalam suatu sistem komoditas. Sedangkan, dalam arti makro berarti dua atau lebih perusahaan memiliki keterkaitan bisnis yang kuat dalam suatu sistem komoditas
tertentu. Integrasi vertikal tersebut dapat berupa diversifikasi usaha dalam suatu sistem komoditas atau melakukan kerjasama yang kuat dengan pelaku bisnis
lainnya dalam komoditas tersebut. Dengan adanya integrasi vertikal tersebut dapat menjamin risiko kekurangan bahan baku, menjamin pemasaran produk,
melindungi diri dari perilaku pesaing yang dapat membahayakan kelanjutan usaha, melindungi diri dari permainan yang tidak adil oleh pelaku bisnis dari level
yang lain dalam suatu sistem komoditas, dan lain-lain. 3. Penerapan Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat dimanfaatkan para petani atau pengusaha agrinisnis sebagai suatu alat meminimalisir risiko dengan
menerapkan sistem teknologi yang tepat. Hal tersebut dapat menyebabkan
25
produktivitas sumberdaya meningkat sehingga dapat meningkatkan efisiensi usaha yang dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasaran.
4. Kontrak di Muka forward contracting Kontrak dimuka adalah suatu proses persetujuan pengiriman produk pada
masa mendatang dengan harga yang telah ditetapkan sekarang. Dengan sistem ini, produsen mempunyai kewajiban untuk mengirimkan produk pada waktu yang
telah disepakati bersama dan pembeli harus menerima produk tersebut sesuai perjanjian. Dengan adanya sistem ini, maka kepastian harga akan lebih terjamin
bagi produsen. Fluktuasi harga yang akan terjadi tidak akan mempengaruhi tingkat harga yang telah disepakati pada saat persetujuan kontrak dibuat.
Sehingga, produsen bisa meminimalisir risiko harga yang akan mereka hadapi seperti fluktuasi harga di masa yang akan datang.
5. Pasar Masa Depan future market Future Market adalah suatu sistem pasar yang menyediakan fasilitas untuk
menanggapi perdagangan secara cepat dalam unit produk terstandarisasi dalam mutu dan jumlah yang akan dikirim pada masa yang akan datang. Pada pasar
masa depan ini, para pedagang menjual barangnya namun melalui sistem perjanjian atau kontrak, dimana barang atau komoditas akan dikirim pada masa
yang telah ditentukan. Future market ini memiliki manfaat dalam mengurangi risiko dimana para pedagang sudah memiliki kepastian tentang siapa, berapa, dan
kapan komoditasnya akan terjual. 6. Usaha Perlindungan Hedging
Hedging adalah suatu upaya perlindungan risiko transaksi dalam cash market dengan forward contracting yang menggunakan future market dan
mengambil posisi yang sama besar, tetapi berlawanan pada cash market dan future market secara simultan. Hedging adalah sarana untuk mentransfer risiko
dan memupuk keuntungan. Dengan adanya hedging, risiko dapat diminimalisir dengan cara mentransfer risiko. Selain itu, hedging juga membantu dalam hal
memperoleh keuntungan yang lebih.
26
7. Pasar Opsi option market Pasar opsi merupakan tempat dimana terjadinya transaksi jual-beli yang
memberikan hak kepada pembeli opsi untuk memilih posisi sebagai pembeli, penjual future contract, atau tidak memilih sama sekali. Pada pasar opsi, para
pembeli opsi dapat membeli atau menjual future contract pada waktu tertentu, pada masa yang akan datang untuk suatu tingkat harga yang telah disepakati pada
saat opsi dibeli. Pasar opsi ini bertujuan untuk menghindari risiko dan biaya yang besar karena kemungkinan terjadinya kesalahan proyeksi mengenaik arah
pergerakan harga.
3.1.6. Analisis Risiko