13
variabel. Alat analisis yang digunakan pada penelitian tersebut adalah kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria finansial yaitu NPV, IRR, Net BC,
Payback Period, dan analisis sensitivitas dengan metode switching value. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, nilai NPV untuk skenario I, II, III
adalah Rp. 1.117.985,71, Rp. 473.396.179,8, dan Rp. 318.640.378. Nilai IRR yang didapat dari skenario I, II, III adalh 39.17 persen, 22.52 persen, dan 36,69
persen. Nilai Net BC yang didapat dr skenario I, II, dan III adalah 2.7, 1.7, dan 2.5. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal pada skenario I, II, dan
III adalah 3.06 tahun, 5.7 tahun, dan 3.3 tahun. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha ini masih layak dijalankan
saat terjadi penurunan harga penjualan sebesar 30.6171515 persen untuk skenario I, 17.0252197 persen untuk skenario II, dan 30.9858054 persen untuk skenario III.
Selain itu, rencana pengembangan bisnis ini juga masih layak dilaksanakan saat terjadi kenaikan biaya variabel sebesar 90.25179222 persen untuk skenario I,
30.24456905 persen untuk skenario II, dan 80.55533169 persen untuk skenario III.
2.2.3. Studi Terdahulu di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga Tanaman
Hias, Rawa Belong Jakarta
Beberapa penelitian telah dilakukan di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga Tanaman Hias, Rawabelong Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Aisah
2002 dilakukan di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga Tanaman Hias, Rawabelong dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Florist di Pusat Promosi dan
Pemasaran Bunga Tanaman Hias, Rawa Belong Jakarta. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan menganalisis aspek pasar, teknis, dan manajemen florist
di Pasar Bunga Rawabelong, menganalisis kelayakan finansial usaha florist skala kecil dan usaha florist skala besar, dan menyarankan upaya pengembangan usaha
florist yang layak. Metode penelitian yang digunakan oleh florist tersebut adalah metode Deskriptif untuk menganalisis aspek pasar, teknis, manajemen, dan
finansial. Analisis finansial yang dilakukan menggunakan analisis NPV, Net BC ratio, IRR, dan Payback Period. Hasil analisis aspek finansial usaha florist skala
kecil pada tingkat suku bunga 17 persen diperoleh NPV sebesar Rp. 89.464.717.87, Nilai Net BC ratio sebesar 0.87 dan IRR sebesar 3 persen. Modal
14
tidak dapat kembali selama umur usaha. Sedangkan untuk usaha florist skala besar NPV Rp. 3.138.700.644.07, Nilai Net BC ratio sebesar 1.59, dan IRR sebesar 69
persen. Modal dapat kembali setelah bisnis berjalan selama 10 bulan 3 hari. Hasil perhitungan sensitivitas menunjukkan usaha florist skala besar sangat sensitif
terhadap perubahan harga output dan input. Analisis aspek manajemen menunjukkan bahwa manajemen yang ada kurang layak. Aspek pemasaran,
sistem pemasaran juga masih perlu diperbaiki, terutama pada sisi SDM, promosi, dan sedikit mutu produk.
Penelitian yang juga dilakukan di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga Tanaman Hias, Rawabelong Jakarta adalah Peramalan Penjualan Bunga Potong
pada Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga dan Tanaman Hias, Rawa Belong, Jakarta Barat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Anwari 2006. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut adalah mengidentifikasi pola atau perilaku penjualan bunga potong di PPBTH Rawabelong, membandingkan beberapa
metode peramalan time series sehingga diperoleh metode peramalan yang terbaik dan sesuai untuk meramalkan penjualan bunga potong serta hasil peramalannya di
PPBTH Rawabelong sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bisnis untuk masa yang akan datang.
Pada penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode Naïve, metode rata-rata sederhana, metode rata- rata bergerak ganda, metode pemulusan
eksponensial tunggal, pemulusan eksponensial ganda-brown, pemulusan eksponensial-Holt, Winter Multiplikatif dan Aditif, Dekomposisi Multiplikatif
dan Aditif serta metode ARIMA. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian tersebut, maka diperoleh bahwa metode yang sesuai digunakan adalah metode
Winter’s Multiplikatif. Hasil peramalan yang diperoleh bahwa penjualan aster dan krisan untuk 22 periode kedepan minggu pertama Agustus 2006 hingga minggu
keempat 2006 relatif menurun. Diduga sementara yang mempengaruhi hal tersebut adalah trend penggunaan daun pelengkap lebih banyak pada komposisi
rangkaian dekorasi pernikahan konsep hijauan, dan adanya pesaing diluar PPBTH.
Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai Risiko Harga pada Bunga Krisan Cipanas dan Krisan pt di Pasar Binga Rawabelong, Jakarta Barat.
15
Penelitian ini memiliki kesamaan terhadap penelitian-penelitian terdahulu, ada yang memiliki kesamaan dalam hal topik, komoditas, ataupun lokasi penelitian.
Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terutama pada topik risiko
harga, yaitu terdapat pada objek yang diteliti. Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah bunga krisan yang merupakan komoditas unggulan florikultura.
Sedangkan pada penelitian terdahulu, lebih banyak berfokus pada komoditas sayur-sayuran seperti cabai, kubis, bawang merah, dan lain-lain. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang mengenai bunga krisan adalah terdapat pada topik yang dibahas. Pada penelitian sebelumnya bunga
krisan diteliti dari segi strategi pengembangan usaha dan kelayakan usaha dari bunga krisan. Dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang berlokasi di
Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga Tanaman Hias, Rawa Belong Jakarta adalah pada topik yang diteliti. Di Rawabelong sebelumnya telah dibahas
kelayakan usaha florist di Rawabelong dan peramalan penjualan bunga potong.
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis