7
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis risiko harga dari bunga krisan di Pasar Bunga Rawabelong
2. Mengidentifikasi strategi pedagang bunga krisan di Pasar Bunga Rawabelong dalam mengahadapi risiko harga
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi terutama yang berhubungan dengan agribisnis pertanian. Bagi
pedagang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan risiko harga dan besarnya kerugian yang akan dihadapi pedagang bunga krisan
serta memberikan informasi strategi dalam meminimalisir risiko bagi para pedagang lainnya; baik bagi pedagang didalam maupun diluar Pasar Bunga
Rawabelong. Bagi pemerintah khususnya Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
untuk membuat kebijakan mulai dari produksi hingga pemasaran sehingga dapat mengurangi risiko harga dari komoditas bunga krisan. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan akademik sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya, dan sumber informasi bagi pihak-pihak lain
yang membutuhkan. Dan bagi penulis, penelitian ini juga memberikan kesempatan belajar dan menambah pengalaman serta sebagai salah satu sarana
penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1. Analisis risiko dilakukan melalui pengamatan terhadap fluktuasi harga masing-masing komoditi dengan menggunakan model ARCH-GARCH
dan perhitungan nilai VaR Value at Risk. 2. Identifikasi strategi pengurangan risiko dilakukan dengan pendekatan
kualitatif. 3. Analisis risiko yang dilakukan didasarkan pada fluktuasi harga bunga
krisan yang terdapat di pasar bunga Rawabelong, Jakarta Barat.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bunga Krisan
Krisan Chrysanthemum merupakan tanaman bunga hias berupa perdu
dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas Golden Flower berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthemum
indicum kuning, C. morifolium ungu dan pink dan C. daisy bulat, ponpon. Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan
dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis
tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad
ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermathophyta Sub Divisi
: Angiospermae Famili
: Asteraceae Genus
: Chrysanthemum Species
: C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll Bunga krisan digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu spray dan standard.
Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10 – 20 kuntum bunga
berukuran kecil. Sedangkan bunga krisan jenis standard pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga yang krisan
yang biasa dibudidayakan adalah bunga berukuran besar. Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal
dari luar negeri, terutama berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Jenis krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
a Krisan lokal krisan kuno
Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di
hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman.
9
Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas Cianjur.
b Krisan introduksi krisan modern atau krisan hibrida
Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C.
i. Hybr. Indianapolis berbunga kuning Cossa, Clingo, Fleyer berbunga putih, Alexandra Van Zaal berbunga merah dan Pink Pingpong
berbunga pink. c
Krisan produk Indonesia Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan
buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Bunga krisan pada umumnya banyak dijumpai pada daerah yang mempunyai ketinggian 700
– 1.200 meter, suhu udara antara 18 C
– 22 C dengan
kondisi kelembapan udara tinggi. Selain dari itu untuk memperoleh bunga krisan yang berkualitas baik, bunga krisan membutuhkan cahaya yang lebih lama untuk
merangsang proses pembungaannya. Bunga krisan sangat populer dikalangan masyarakat karena banyaknya
jenis, bentuk, dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Pada umumnya, warna
merah, putih, dan kuning merupakan warna dasar krisan. Namun, terdapat berbagai macam warna yang merupakan hasil persilangan ketiga warna tersebut.
Bunga yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang tegar dan kekar
sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama.
2.2. Penelitian Terdahulu