CL = p -
z
.
σ
p
Dimana: p = rata-rata persen ketidaksesuaian dalam sampel
m = jumlah sampel subgrup n = ukuran subgrup
z = deviasi standar normal
σ
p = deviasi standar dari distribusi sampling
σ
p = p 1- p
n 5
Buat bagan p dengan memasukkan data observasi kedalamnya
3.4.2 Analisis diagram pareto
Diagram pareto digunakan untuk menggambarkan tingkat kepentingan relatif antar berbagai faktor. Dengan diagram ini dapat diketahui faktor yang
dominan dan yang tidak. Faktor yang dominan ialah faktor-faktor yang secara bersama-sama menguasai sekitar 70 sampai 80 dari nilai akumulasi tetapi
biasanya hanya terdiri dari sedikit faktor critical. Faktor dominan ini juga sering disebut sebagai variabel kelas A dalam konsep klasifikasi ABC. Variabel kelas B
ialah faktor-faktor yang secara bersama-sama menguasai sekitar 10 sampai 20 dari total nilai. Sedangkan variabel kelas C ialah faktor-faktor yang secara
bersama-sama hanya menguasai sekitar 10 sampai 15 dari total nilai tetapi terdiri dari banyak faktor non dominan trivial Ishikawa, 1989.
Dengan menggunakan diagram pareto, perhatian bisa dikonsentrasikan kepada faktor yang dominan kelas A, dan tidak perlu membuang waktu, tenaga,
dan biaya untuk menangani faktor-faktor yang tidak dominan. Berikut disajikan tahapan pembuatan diagram pareto, yaitu:
1 Pilih beberapa faktor penyebab dari suatu masalah bisa diketahui dari hasil
analisis sebab dan akibat; 2
Kumpulkan data dari masing-masing faktor dan hitung persentase kontribusi dari masing-masing faktor;
3 Susun faktor-faktor dalam urutan baru dimulai dari yang memilki persentase
terbesar dan hitung nilai akumulasinya; 4
Bentuk kerangka diagram dengan aksis sebelah kanan dalam bentuk kumulatif. Tinggi aksis sebelah kiri dan kanan sama;
5 Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kiri, buat kolom secara berurutan
pada aksis horisontal yang menggambarkan kontribusi masing-masing faktor; 6
Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kanan, buat garis yang menggambarkan persen kumulatif, dimulai dari ujung bawah aksis sebelah
kiri sampai di ujung atas aksis sebelah kanan; Tujuan utama dari checksheet lembar pengecekan ialah untuk menjamin
bahwa data dikumpulkan secara hati-hati dan akurat oleh personal operasi untuk mengontrol proses dan untuk pengambilan keputusan. Data dipresentasikan dalam
sutau format yang dapat secara cepat dan mudah digunakan dan dianalisa. Pengisian data dalam checksheet biasanya menggunakan cara tally, seperti yang
biasa dipergunakan dalam pertandingan bulutangkis atau bola voley. Checksheet seringkali digunakan untuk mengetahui ketidaksesuaian, baik
dari jumlah, lokasi, ataupun penyebabnya. Checksheet sebaiknya dapat memuat kapan
pengecekan dilakukan,
dimana, oleh
siapa, dan
terhadap produkprosesbagian yang mana.
3.4.3 Analisis diagram sebab akibat diagram tulang ikan