Latar Belakang Kelayakan ikan tuna untuk tujuan ekspor pada kegiatan penangkapan menggunakan pancing tonda di Sadeng Yogyakarta

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya atau sekitar 70 adalah perairan laut yang memliki kekayaan sumberdaya hayati yang potensial dan beragam, baik ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting dan yang tidak. Penunjang pemanfaatan perairan laut Indonesia diperlukan suatu pelabuhan, termasuk yang terdapat di Pantai Sadeng, Kabupaten Gunung kidul Yogyakarta. Pelabuhan Perikanan Pantai PPP di Sadeng, merupakan penunjang pengembangan perikanan laut di Yogyakarta. Peningkatan status dari PPI menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai PPP ditetapkan dengan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.10MEN2005 pada tanggal 13 Mei 2005. Perkembangan unit penangkapan ikan yang ada di Sadeng, salah satunya adalah pancing tonda. Pancing tonda merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan menangkap jenis-jenis pelagis seperti tuna, cakalang dan tongkol yang biasa hidup dekat permukaan dan mempunayi nilai ekonomis tinggi, kualitas daging yang tinggi Gunarso, 1985, diacu dalam Ayuni, 2002. Ikan tuna merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis penting dan bernilai jual tinggi. Ikan tuna juga merupakan salah satu sumber makanan protein hewani yang sehat bagi masyarakat Indonesia dan pendapatan negara dari sektor perikanan. Ikan tuna di Indonesia antara lain terdiri atas madidihang Thununs albacares, albakor Thunnus alalunga, mata besar Thunnus obesus, dan tatihu Thunnus maccoyii Nontji, 1993. Ikan tuna merupakan salah satu primadona komoditas ekspor produk perikanan Indonesia. Ikan tuna tujuan ekspor dipersyaratkan memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh importir. Kesegaran ikan merupakan tolak ukur yang membedakan ikan jelek dan ikan yang baik kualitasnya karena ikan tuna merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan terutama dalam keadaan segar akan cepat mengalami kerusakan sehingga mutunya menjadi rendah. Ikan dikatakan masih segar apabila perubahan perubahan biokimiawi, mikrobiologi, dan fisikawi yang terjadi belum menyebabkan kerusakan pada ikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis perlu melakukan kajian ilmiah mengenai pengendalian mutu hasil tangkapan ikan tuna untuk tujuan ekspor. Kajian ini penting untuk merencanakan suatu proses ikan tuna yang bermutu tinggi, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan untuk pemerintah dan pengusahaan pengolah atau eksportir ikan tuna.

1.2 Tujuan Penelitian