5.5.1 Aspek orang atau nelayan
Nelayan yang bekerja di kapal mengambil peranan penting dalam penjagaan mutu ikan tuna yang tertangkap, sebab nelayan yang bekerja di kapal
merupakan orang pertama yang berhubungan langsung dengan mutu ikan tuna yang tertangkap. Akar penyebab banyaknya proporsi ikan tuna cacat pada tingkat
nelayan adalah pendidikan dan pengetahuan. Nelayan di Sadeng memiliki pendidikan mayoritas sampai jenjang SD,
pendidikan yang hanya berbekal dari SD di rasa sangat lah kurang dalam memahami pentingnya dalam penjagaan mutu ikan. Pengetahuan yang dimilki
nelayan dalam penanganan tuna juga terbatas pada pengalaman yang dirasakan selama melaut, dengan sering nelayan melaut menambah pengetahuannya
bagaimana proses penanganan mutu ikan yang baik.
5.5.2 Aspek penanganan
Akar masalah dari aspek penanganan adalah penyusunan ikan dipalka, tidak dicuci dengan air bersih, tidak menggunakan es curah. Penyusunan ikan di
dalam palkah kurang diperhatikan, sehingga terjadi benturan dan tekanan fisik antar ikan. Menurut Kushardiyanto 2010, tekanan dan benturan fisik yang
dialami ikan selama penangkapan dan penanganannya di atas kapal dan di pangkalan pendaratan ikan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tubuh ikan
seperti dagingnya memar, tubuhnya luka, perutnya pecah dsb. Ikan diletakkan begitu saja di dalam palka asalkan dikelilingi es, kadang-
kadang antara satu ikan dengan yang lainnya bersentuhan langsung. Jika ada ikan yang mengandung bakteri dan menempel pada ikan lain maka dapat menyebabkan
kontaminasi bakteri pada ikan yang bersentuhan. Menurut Kushardiyanto 2010, kontaminasi adalah penularan kotoran, mikroba pembusuk atau pathogen
penyebab penyakit dan bahan kimia berbahaya ke tubuh ikan yang berasal dari lingkungan disekelilingnya saat masih hidup, saat ditangani di atas kapal dan di
darat, sehingga ikan yang tertular menjadi tercemar. Ikan yang telah mati dan sengaja dibunuh tidak dicuci dengan baik dengan
air laut maupun air tawar, melainkan langsung diberi es. Seharusnya ikan-ikan tuna yang telah dimatikan atau tidak dicuci dengan air sampai bersih, karena sisa-
sisa darah dapat menyebabkan berkembangnya bakteri yang dapat merusak mutu ikan.
Nelayan masih menggunakan es balok yang dihancurkan sendiri dengan benda keras. Hal ini yang menyebabkan memakan waktu yang lama untuk ikan
dalam penanganan rantai dingin, serta penggunaan es balok ini yang baru saja di hancurkan menyebabkan suhu tubuh ikan tidak merata.
5.5.3 Aspek hasil tangkapan