Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis perlu melakukan kajian ilmiah mengenai pengendalian mutu hasil tangkapan ikan tuna untuk tujuan
ekspor. Kajian ini penting untuk merencanakan suatu proses ikan tuna yang bermutu tinggi, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan untuk
pemerintah dan pengusahaan pengolah atau eksportir ikan tuna.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1
Mendeskripsikan cara penanganan yang baik dalam mengendalikan mutu hasil tangkapan ikan tuna di kapal pancing tonda.
2 Menentukan mutu ikan tuna layak ekspor atau tidak layak ekspor di Pelabuhan
Perikanan Pantai Sadeng, Yogyakarta. 3
Menentukan faktor penyebab ikan tuna yang tidak layak dari kapal pancing tonda sampai di Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng, Yogyakarta.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi bagi pelaku stakeholders perikanan tuna untuk bahan evaluasi kegiatan penanganan
ikan tuna untuk tujuan ekspor dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya menghasilkan produksi yang bermutu agar produksi ikan tuna tujuan ekspor
dapat ditingkatkan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Mutu
Ada beberapa definisi mutu yang masing-masing memberikan definisi yang berbeda, ditinjau dari dasar pendefenisiannya. Adapun definisi mutu yang cukup
populer ada lima jenis yaitu: 1
Menurut lembaga Amerika untuk pengawasan mutu American Society for Quality Control yang biasa disingkat dengan ASQC, mutu adalah karakteristik
produk dan keistimewaan feature yang memenuhi kepuasan pelanggan. 2
Meurut Webster dalam kamusnya, mutu adalah tingkat atau derajat kehebatan suatu benda.
3 Berdasarkan penggunaan, mutu adalah apa yang diikatkan konsumen.
4 Berdasarkan manufaktur, mutu adalah derajat kecocokan produk dengan
spesifikasi desain. 5
Berdasarkan produk, mutu adalah tingkat karakteristik produk yang dapat diukur.
Feingenbaum 1992, menyatakan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya full costumer service satisfaction. Suatu produk bermutu apabila
dapat memberi kepuasaan sepenuhnya kepada konsumen. Mutu dapat dijelaskan hanya pada tahap suplier, produsen, pengguna atau pelanggan, keputusan
manajemen dan pendapat dari konsumen mempengaruhi dari mutu itu sendiri Deming, 1986.
Total Quality Control atau pengendalian mutu terpadu menurut Feingenbaum 1956, menyatakan pengendalian harus dimulai dari perancangan
produk dan berakhir hanya jika produk telah sampai ke tangan pelanggan yang puas. Prinsip utamanya adalah mutu merupakan pekerjaan setiap orang. Kendali
mutu terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar pemasaran, kerekayasaan,
produksi dan jasa dapat berada pada tingkatan yang paling ekonomis agar pelanggan mendapat kepuasan penuh. Ia menyatakan bahwa kegiatan mutu dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1 Pengendalian rancangan baru, yakni menyertakan pembentukan dan
keterandalan yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan yang di maksudkan, termasuk penghapusan atau pencarian tempat sumber-sumber
gangguan mutu yang mungkin sebelum dimulai produksi formal. 2
Pengendalian bahan baku yang baru datang, yakni menyertakan penerimaan penyimpanan pada tingkatan mutu yang paling ekonomis, hanya suku cadang
yang mutunya memenuhi persyaratan spesifikasi, dengan penekanan tanggung jawab pada penjual praktis sepenuhnya.
3 Pengendalian produk yakni kendali atas produk-produk pada sumber
produksinya hingga ke pelayanan lapangan sehingga penyimpangan- penyimpangan spesifikasi mutu dapat dikoreksi sebelum produk-produk yang
cacat atau tidak sesuai dibuat dan pelayanan yang tepat dapat dipertahankan di lapangan untuk menjamin ketersediaan mutu pembeli yang dimaksudkan
sepenuhnya. Assauri 1980, menyatakan mutu dipengaruhi oleh faktor yang menentukan
bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya. Mutu merupakan tingkatan pemuasan suatu barang. Ia juga menjabarkan mutu ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain: 1
Fungsi suatu barang Tingkat mutu suatu barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi
kepuasan penggunaan barang yang dapat dicapai. Mutu yang hendak dicapai sesuai untuk apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin pada
spesifikasi dari barang tersebut. 2
Wujud luar Untuk menentukan mutu suatu barang dilihat pertama kalinya adalah wujud
luar barang itu. Faktor wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga warna, susunan pembungkusan dan hal lain-
lainnya. 3
Biaya barang tersebut Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu
barang tersebut. Barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal, dapat menunjukan bahwa mutu barang tersebut realitas lebih baik. Sebaliknya,
jika barang tersebut mempunyai biaya atau harga yang murah dapat menunjukan bahwa mutu barang tersebut relatif lebih rendah.
2.2 Proses Kemunduran Mutu Ikan