4 Hasil tangkapan
Produksi tangkapan PPP Sadeng diperoleh dari hasil tangkapan nelayan kapal motor dan perahu motor tempel. Ikan hasil tangkapan dari kapal motor
meliputi ikan jenis pelagis besar seperti: tuna thunnus albacores, cakalang katsuwonus pelamis, tongkol auxis thazard, lemadang coryphaena hippurus
dan tenggiri scomberomorus commersoni, sedangkan ikan hasil tangkapan perahu motor tempel antara lain: lobster panulirus homarus, bawal pampus
argentus dan kepiting portunus pelagicus.
4.2.2 Daerah penangkapan ikan
Pantai Sadeng memiliki karakteristik gelombang laut selatan yang besar, penduduk setempat memiliki kepercayaan yang tak memperbolehkan melaut dan
wilayah pantai yang konon wingit. Tetapi sebagian penduduk percaya bahwa siapa yang dapat bertahan di pantai Sadeng, seperti nelayan-nelayan setempat
akan mendapat rezeki Anynomous, 2010. Daerah Penangkapan ikan terletak disekitar pemasangan rumpon.
Pemasangan rumpon berjarak sekitar 30-50 mil dari garis pantai perairan selatan. Rumpon yang terdapat di PPP Sadeng berasal dari dua pihak, yaitu oleh
pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan pihak nelayan itu sendiri. Unit rumpon yang terdapat di PPP Sadeng yang belum terpasang dapat dilihat pada
Lampiran 5. Aktivitas penangkapan di pelabuhan Sadeng dipengaruhi oleh Musim Angin
Barat dan Angin Timur. Musim Angin Timur terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus. Musim Angin Barat terjadi pada bulan Desember sampai
dengan bulan Maret pada musim ini frekuensi operasi penangkapan dikurangi, karena pada musim ini biasanya terjadi angin kencang, hujan dan ombak besar.
Bulan April sampai dengan Mei dan bulan September sampai dengan November merupakan Musim Peralihan.
4.2.3 Fasilitas PPP Sadeng
Pembagian fasilitas PPP Sadeng terdiri dari: 1
Fasilitas pokok, adalah sarana yang diperlukan untuk kepentingan aspek keselamatan pelayaran dan tempat tambat labuh serta bongkar muat yang
meliputi: 1
Sarana pelindung, yaitu pemecah gelombang breakwater, penangkap pasir groin, dan tempat penahan tanah revertment;
2 Sarana tambat labuh, yaitu darmaga, tiang tambat border, pelampung
tambat bolard, dan kolam pelabuhan, pier; 3
Sarana transportasi, yaitu jembatan, jalan komplek dan area parker; dan 4
Lahan yang dicadangkan untuk kepentingan instansi pemerintah. 2
Fasilitas fungsional, adalah sarana yang langsung dimanfaatkan untuk kepentingan manajemen pelabuhan perikanan dan dapat dimanfaatkan oleh
perorangan atau badan hukum yang meliputi: 1
Sarana pemeliharaan kapal dan alat perikanan; 2
Lahan untuk kawasan industry; 3
Sarana pemasokan bahan bakar untuk kapal dan keperluan pengolahan; 4
Sarana pemasaran, biasanya tempat pelelangan ikan TPI, penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan; dan
5 Sarana navigasi dan komunikasi.
3 Fasilitas penunjang, adalah sarana yang secara tidak langsung dapat
meningkatkan kesejahteraan nelayan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat umum yang meliputi:
1 Sarana kesejahteraan nelayan, yaitu tempat penginapan, kios perbekalan
dan alat perikanan, dan tempat ibadah; dan 2
Sarana pengolahan pelabuhan yaitu kantor, pos pemeriksaan, perumahan karyawan dan rumah tamu.
Tabel 4 Fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang di PPP Sadeng
No. JENIS FASILITAS
KAPASITAS KETERANGAN
1.
Fasilitas Pokok
1.
Luas lahan
2.
Breakwater
3.
Dermaga
4.
Turap
5.
Kolam pelabuhan 5 GT
5 GT
6.
Beda pasang surut
7.
Alur masuk panjang
8.
Alur masuk lebar 50.000m²
135 m 485 m
143,5 m 22.900 m²
5.700 m² 4 m
200 m 25 m
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Perlu pelebaran 2.
Fasilitas Fungsional
1.
Tempat Pelelangan Ikan
2.
Kantor PPP
3.
Balai Pertemuan Nelayan
4.
Bengkel
5.
Dockingslipway
6.
SPDN
7.
Kantor BBM
8.
Gudang es
9.
Menara air
10.
Instalasi listrik PLN
11.
Instalasi genset
12.
MCK
13.
Tempat pengolahan limbah
14.
Area parkir
15.
Pagar
16.
Waserdakios bekal
17.
Kios terbuka
18.
Saluran air
19.
Reklamasi
20.
Gudang
21.
Jalan lingkungan
22.
Pabrik es Mini es
Es curah tanpa diesel Es curah dengan diesel
23.
Processing room
24.
Pos pengawasan SDI
25.
Lampu navigasi
26.
Rambu suar
27.
Kantor pengawasan pelabuhan
225 m² 144 m²
144 m² 60 m²
1 unit, 30 GT kapasitas 16.000
liter 21 m²
200 m² 1 unit
1 unit 25 KVA
2 unit 30 m²
2000 m² 2050 m²
450 m² 1 unit, 30 m²
1 unit, 30 m² 4.000 m²
288,6 m 48 m²
5.337 m² 1,5 tonhari
1,5 tonhari 2 tonhari
25 ton 52 m²
4 buah 2 buah
72 m² 144 m²
Baik Baik
Baik Baik
Belum berfungsi Perlu perbaikan
Perlu perbaikan Baik
Penyempurnaan Perlu penyempurnaan
Baik Perlu penyempurnaan
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Baik Rusak
Baik Perlu perbaikan
Belum berfungsi Baik
Baik Baik
Baik Baik
Lampiran 4 Lanjutan
No. JENIS FASILITAS
KAPASITAS KETERANGAN
28.
Kantor Pangkalan Angkatan Laut
29.
Kantor Dinas Perhubungan Laut
30.
Saluran air permanen
31.
Balai perbaikan jarring
32.
Show chase ikan terbuka
33.
Show chase ikan tertutup 144 m²
888,5 m² 96 m²
8 los 10 los
Baik
Baik Baik
Baik Baik
3.
Fasilitas Penunjang
1.
Mess operator
2.
Rumah nelayan andon
3.
Rumah andonkampong boro tipe 36
4.
Rumah tamu
5.
Masjid
6.
Gapura masuk pelabuhan
7.
Stasiun pasang surut pemantau tsunami
2 unit, 81 m² 13 unit, 660 m²
28 unit 2 unit, 110 m²
80 m² 1 unit
1 unit Baik
Baik Baik
Baik Perlu perbaikan
Baik Batan
Sumber: Laporan Tahunan PPP Sadeng, 2009.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Mutu hasil tangkapan ikan tuna merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, hal ini terkait dengan tujuan pemuasan pelanggan atau pembeli.
Sesuai dengan pustaka Assauri 1980, yang menyatakan bahwa mutu dipengaruhi oleh faktor yang menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya.
Mutu ikan tuna tidak lepas dari peran dari nelayan penangkap ikan tuna, kapal dan alat-alat pendukung yang ada di dalam penanganan ikan tuna tersebut, kapal yang
diteliti dalam pengendalian mutu ikan tuna adalah kapal motor yang berukuran berkisar antara 12-22 GT.
Tabel 5 Kapal motor yang diteliti dan jumlah produksi hasil tangkapan
Masalah pengendalian mutu ikan sangat penting untuk dilakukan sebab ikan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat cepat mengalami kemunduran
mutu. Setiap usaha peningkatan produksi hasil perikanan harus disertai pula dengan upaya mempertahankan mutu ikan sebaik mungkin, agar hasilnya dapat
memberikan keuntungan baik bagi produsen nelayan maupun konsumen atau masyarakat, industri pengolah maupun pemerintah.
Ikan tuna merupakan hewan perenang cepat dan mempunyai kemampuan migrasi tinggi, dimana setelah tuna mati akan mengalami kemuduran mutu yang
cepat pula. Menurut Zaitzev et al 1969, jenis-jenis ikan yang bergerak cepat, setelah mati akan mengalami kemunduran mutu yang cepat pula. Hal ini karena
No Nama kapal
Ukuran GT
Tipe produk
∑ Produksi tuna kg
∑ Produksi non tuna kg
1 JohanPutra
22 fresh tuna
163,5 97,2
2 Akselerasi 08
17 fresh tuna
202,4 92,1
3 Akselerasi 07
12 fresh tuna
124,2 94,5
4 Handayani 04
12 fresh tuna
280,5 93,6
5 Akselerasi 03
12 fresh tuna
272,1 91,2
6 Handayani 03
15 fresh tuna
128,4 106,2
7 Akselerasi 04
12 fresh tuna
143,4 98,4
8 Akselerasi 09
14 fresh tuna
115,2 112,5
9 Akselerasi 02
12 fresh tuna
98,1 97,8
10 Akselerasi 05
12 fresh tuna
161,1 104,1
umumnya, ikan tuna cepat masa rigornya, sehingga warna, bau dan kekenyalan dagingnya cepat berubah.
5.1 Ukuran Ikan Tuna yang Tertangkap