memiliki sarana dan prasarana belajar yang sesuai dengan faslitas pesantren, tempat belajar yang dipakai bersama-sama akan menambah
semangat siswa untuk selalu belajar dan berdiskusi bersama temannya. Waktu belajar yang sudah ditentukan oleh pihak pesantren juga turut
membantu siswa untuk selalu belajar, contohnya di pondok pesantren Al Fithroh menjadwalkan waktu belajar untuk siswa sekolah pada
malam hari setelah selesai kegiatan pesantren. Jadwal kegiatan yang sudah diatur dengan terstruktur akan membantu siswa lebih fokus
dalam belajar. Jadwal kegiatan yang padat akan membuat siswa yang tinggal di pesantren lebih pintar untuk mengatur waktunya sendiri
untuk belajar. Waktu bermain setelah pulang sekolah dan malam hari tidak ada sehingga siswa akan memanfaatkan waktu luangnya untuk
belajar. Selain itu didukung dengan tidak adanya fasilitas elektronik seperti TV, handphone, radio, laptop, juga mendukung siswa untuk
lebih fokus dalam belajar. Orang tua siswa meberikan perhatian kepada anaknya melalui handphone yang disediakan oleh pihak
pesantren, selain itu orang tua sering berkunjung ke pesantren untuk memantau perkembangan anaknya.
Berbeda dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri, berdasarkan wawancara dengan siswa MTs N Wonokromo Bantul
yang tinggal di rumah sendiri, siswa yang tinggal di rumah sndiri cenderung lebih malas untuk belajar karena tidak ada yang bisa diajak
untuk berdiskusi, selain itu fasilitas elektronik yang lengkap seperti
TV, handphone, radio, laptop, dl turut menghambat siswa untuk belajar, waktu belajar akan berkurang karena siswa lebih
mementingkan bermain handphone, nonton TV, bermain lapotop, dan alat elektroni lainya. Kesempatan untuk bermain setelah pulang
sekolah dan pada malam hari juga turut menghambat proses belajar siswa.
Perbedaan prestasi belajar siswa bisa dilihat dari nilai yang diperoleh setelah siswa mengikuti ujian sekolah. Berdasarkan hasil
ujian kenaikan kelas semester genap tahub ajaran 20142015 nilai prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren bervariasi, siswa yang
memperoleh nilai tinggi maka nilainya sangat tinggi dengan memperoleh nilai rata-rata 90 dan siswa yang memperoleh nilai rendah
maka nilainya sangat rendah dengan memperoleh nilai rata-rata 73 tetapi nilai rendah tersebut masih mencapai KKM yaitu 70. Berbeda
dengan nilai prestasi siswa yang tinggal di rumah sendiri, prestasi belajar siswa yang tinggal di rumah sendiri tidak ada yang terlalu
tinggi dan tidak ada yang teralu rendah, hal ini dibuktikan dengan nilai prestasi siswa yang tinggal di rumah sendiri dengan memperoleh nilai
rata-rata 82. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Yang Tinggal di Pesatren dan
Siswa Yang Tinggal di Rumah Sendiri di Madrasah Tsanawiyah Negeri MTsN Wonokromo Bantul Tahun Pelajaran 20152016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :
1. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa 2. Banyaknya kegiatan yang dilakukan siswa di luar sekolah.
3. Kurangnya waktu bagi siswa untuk mengulang pelajaran sekolah. 4. Belum diketahui hubungan lingkungan belajar dengan prestasi
belajar siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri
5. Belum diketahui perbedaan prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal di rumah sendiri
C. Batasan Masalah
Berdasarkan beberapa hasil identifikasi masalah di atas penulis membatasi permasalahan yang dibahas antara lain :
1. Belum diketahui hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal
di rumah sendiri. 2. Belum diketahui perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang
tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren ?
2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah
sendiri ? 3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang
tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di pesantren.
2. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa yang tinggal di rumah sendiri
3. Perbedaan prestasi belajar IPS antara siswa yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan bagi
pembaca khususnya siswa terutama dalam menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar. Serta dapat menjadi
bahan acuan dan literatur untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS siswa
yang tinggal di pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah sendiri.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
terkait lingkungan belajar dengan prestasi belajar IPS. Dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan peneliti ketika
terjun dalam dunia pendidikan. b. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan faktor
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
c. Bagi Guru Diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan tentang
pentingnya mengetahui faktor eksternal siswa khususnya lingkungan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
d. Bagi Orang Tua Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menciptakan
suasana lingkungan belajar siswa yang baik agar prestasi belajar siswa dapat lebih baik lagi.
e. Bagi Fakultas Ilmu Sosial Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi
dan kajian bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNY.
11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan suatu tempat yang digunakan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Masyarakat yang tinggal di sekitar siswa
dapat memberikan pengaruh proses sosialisasi terhadap siswa. Proses sosialisasi ialah proses belajar, hal ini dinyatakan oleh Havighurst dan
Neugarten Vembriarto, 1993: 18, “ …socialization is the process by which children
learn the ways of their society and make these ways part of their own personalities”.
Menurut Rice dan Dolgin 2008: 275, … the hours academically successfull student spend
studying take time away from peer intreraction and decrease their ability to be spontaneous …..
Maksud dari pernyataan tersebut, ialah siswa yang berhasil dalam akademik menghabiskan waktu belajar dari interaksi teman
sebaya dan pengurangan kemampuan mereka secara spontan. Siswa yang mempuyai prestasi dalam akademiknya banyak menghabiskan
waktu belajarnya dengan teman sebaya dan mereka mengurangi belajar secara mandiri.