Pengertian Lingkungan Belajar Deskripsi Teori

bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan Negara. b. Relasi antar anggota keluarga adalah relasi antar orang tua dan anak, selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruahi belajar anak c. Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antar orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan relasi kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapat mempengaruhi prestasi beajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya. d. Perhatian orang tua, bahwa anak belajar perlu dorongan orang tua. Bila anak sedang belajar jangan digangguu dengan tugas- tugas rumah. Kadang-kadang anaka mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan perhatian dan mendorongnya untuk sedapat mungkin mengatasi kesulitan yang dialami. e. Keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makanan, pakian, perlindungan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, maupun alat tulis menulis. f. Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan antara kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan- kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. g. Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat slameto 2010: 63 yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak beradan dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semrawut tidak akan memberikan ketenagan terhadap diri anak untuk belajar.

2. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami sejumlah mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam angka yang diperoleh dari sejumlah materi tertentu. Muhibbin Syah 2015: 141 berpendapat, prestasi belajar adalah kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan. Pendapat lain dijelaskan oleh Wisanggeni 2011: 1 prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar peserta didik dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan secara kuantitas dan kualitas. Hasil dari prestasi belajar selama proses belajar dapat dilihat dari nilai ulangan, tugas-tugas dan raport peserta didik. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Waskito dan Kumaidi 2010: 89 perstasi belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan suatu belajar. Hal ini sebagaimana pendapat Arends Klicher 2010: 59, ….. “acivement is satisfied when students strive to learn particular subject or acquire difficult skills and are successful in their quest ”. Maksud dari pendapat di atas bahwa prestasi merupakan kepuasan ketika siswa berusaha untuk mempelajari mata pelajaran tertentu atau memperoleh keterampilan yang sulit dan berhasil dalam upaya mereka. Untuk mengukur prestasi yang paling umum digunakan adalah tes standar. Lebih lanjut pendapat Rober Chafer 2009: 9, …..”student achievement is the statuse of subject-matter knowledge, understanding, and skills at one point in time most commonly used measure of student achievement is a standardized test ”. Maksud dari pernyataan di atas bahwa prestasi siswa adalah status pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan terhadap materi yang telah dicapai siswa pada waktu yang ditentukan. Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar adalah kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan.

3. Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Trianto 2010: 171 mengemukakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial tersebut. Makna terpadu dalam pembelajaran IPS keterkaitan antara dimensi kehidupan alam, sosial, ekonomi, budaya, politik, dan sejarah yang tertuang dalam standar isi IPS, sehingga melahirkan konsep, tema atau topic pembelajaran. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan warga negara yang cinta damai. Selain itu, siswa diharapkan mampu menjadi problem solver terhadap masalah atau fenomena sosial di masyarakat dengan melihat dari berbagai aspek disiplin-disiplin ilmu sosial tersebut Supardi, 2011: 183-193 IPS untuk tingkatan sekolah merupakan suatu rumusan dari beberapa cabang disiplin ilmu yang disusun secara sistematis dan lebih sederhana dengan tujuan siswa lebih mudah dalam mempelajarinya. Numan Sumantri 2001: 92 mengatakan Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan. National Council for the Social Studies NCSS dalam Sapriya 2011: 10 merumuskan Social Studies sebagai berikut: Social studies is the intregated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Whitin the school progam, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as antrhopoly, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociologi, as well as appropriate content from humanities, mathemathics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people developthe ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. IPS merupakan bagian dari disiplin ilmu sosial maka objek kajian IPS pun akan selalu bersinggungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Hal ini sebagai pendapat Nursid Sukmaatmaja 1980: 11 yang mengartikan IPS sebagai berikut: …. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayannya, kebutuhan kejiwaanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain-lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat yang manusiawi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulka bahwa IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang memuat disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi yang saling terintegrasi secara konseptual dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hetty Zakiyah Darojah 2010 yang berjudul “ Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun A jaran 20092010”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar, ditunjukkan dengan r hitung sebesar 0,384 dan t hitung sebesar 3,942 dengan nilai signifikan 0,000. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan belajar turut menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Fatoni 2013 yang berjudul “ Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial SMA di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”.