Kata Bentuk Lingual Kohesi
dan sinonimi. Alwi 2003: 260-264 menyebutkan bahwa kata ganti penunjuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pronominapenunjuk umum, misalnya kata ini
dan itu, sertapronomina penunjuk tempat lokasional. Pronomina demonstratif tempat seperti sini, ini, situ, itu, dan sana. Sebagai bentuk pemarkah kohesi,
pronomina demonstratif mengacu pada kata atau frasa lain dalam kalimat yang letaknya sebelum atau sesudah pronomina tersebut.
6 Numeralia
Jenis kohesi yang bentuk lingual pemarkahnya dapat berupa numeralia adalah kohesileksikal, yakni repetisi, sinonimi, dan kolokasi. Numeralia atau kata
bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud orang, binatang atau barang dan konsep. Ada dua macam numeralia yakni,
numeraliapokoknumeralia kardinal, yang memberi jawaban atas pertanyaan „berapa‟, Misalnya, satu, empat, dua puluh, seratus, dsb. dan numeralia
tingkatnumeralia ordinal, yang memberikan jawaban atas pertanyaan „yang
keberapa‟. Misalnya, ketiga, pertama,kesatu, kelima, berdua, dan sebagainya Alwi, 2003: 275. Numeralia merupakan bentuk pemarkah kohesi yang
penggunaanya mengacu pada kata atau frasa lain.
7 Kata Tugas
Jenis kohesi gramatikal yang pemarkahnya berupa kata tugas yaitu konjungsi. Sedangkan dalam kohesi leksikal kata tugas merupakan salah satu bentuk
pemarkah repetisi, sinonimi, dan kolokasi. Arti kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara lepas, melainkan oleh kaitannya dengan kata lain dalam frasa atau
kalimat. Selain itu, kata tugas tidak dapat menjadi dasar untuk membentuk kata lainAlwi, 2003: 287-288. Kohesi memanfaatkan jenis-jenis kata tugas yaitu
preposisi, konjungtor, interjeksi, dan artikula yang penggunaannya merujuk pada kata, frasa, atau klausa dalam sebuah satuan bahasa.
a Preposisi
Preposisi atau sering disebut kata depan adalah kata atau gabungan kata yang berfungsi menghubungkan kata dengan frasa sehingga terbentuk sebuah frasa
eksosentrik, yang menduduki fungsi keterangan dalam kalimat, misalnya, di, ke, dari, melalui, sebab, secara, selain, semenjak, tentang, untuk, terhadap, guna,
karena, demi, dan lain-lain Chaer, 1990: 23-24.
Preposisi adalah satu bentuk pemarkah kohesi gramatikal berupa pengacuan komparatif dengan memanfaatkan penggunaan kata bagaikan, bak, seperti,
semacam, dsb. Preposisi juga merupakan salah satu bentuk kohesi leksikal yakni
repetisi dan sinonimi yang keberadaanya memiliki acuan. Acuan tersebut berupa kata, frasa, atau klausa.
b Konjungtor
Konjungtor adalah pemarkah bentuk kohesi gramatikal berupa konjungsi. Alwi 2003: 296 menjelaskan bahwa konjungtor yang berupa kata
sambungadalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Contoh
konjungtor misalnya dan, serta, atau, namun, karena, setelah, kalau, melainkan, padahal, sedangkan,
dan sebagainya.
c Interjeksi
Jenis kohesi yang pemarkahnya berupa interjeksi adalah kohesi leksikal. Interjeksi atau kataseru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati
pembicara. Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik, orang memakai kata tertentu, misalnya:bah, cih, brengsek, sialan, syukur,
ayo, mari, astaga, nah, aduhai, asyik, dansebagainya Alwi, 2003: 303.
d Artikula
Artikula adalah salah satu bentuk kohesi gramatikal berupa substitusi nominal dan elipsis nominal. Kohesi leksikal yang bentuknya dapat berupa artikula adalah
repetisi dan sinonimi. Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina, misalnya kata sang, sri, para, si, dan yang Alwi, 2003: 304-306.