Kata Bentuk Kohesi dalam Karya Fiksi Realistik

5 Adverbia Penggunaan adverbia dalam sebuah satuan bahasa yang kohesif dapat difungsikan untuk menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain yang sifatnya predikatif. Tidak hanya itu saja, adverbia juga dapat menerangkan kata atau bagian kalimat selain kategori kata di atas. Adverbia juga dapat menerangkan frasa preposisional ataupun numeralia. Berikut adalah contoh penggunaan adverbia dalam penelitian ini. 44 “Baretnya sudah ketemu?” “Sudah.” 2302040615 45 Aku tidak menemukan Milan di halaman, tidak juga di rumah Tante Margo. 25914090715 Pada data 44 terdapat pengulangan adverbia sudah pada kalimat kedua yang mengacu pada adverbia sudah pada kalimat sebelumnya, sehingga adverbia tersebut menjadi bentuk pemarkah repetisi. Adverbia sudah pada kalimat kedua mengalami pengulangan yang berfungsi sebagai jawaban atas kalimat pertanyaan yang menjadi rujukannya. Pengulangan adverbia tidak pada data 45 mengacu pada klausa „Aku tidak menemukan Milan di halaman‟ yang berfungsi untuk menegaskan pernyataan pada klausa yang mengikutinya. 6 Konjungtor Sebagai bentuk kohesi, konjungtor digunakan sebagai penghubung antarklausa dalam kalimat majemuk dan penghubung antarkalimat. Berikut ini adalah contohnya. 46 “Kalau mau pergi ke tempat lain, izin dulu. Jadi Ayah dan Ibu tahu harus mencari kalian di mana,” tegur Ayah lembut. 76204110615 47 Rasa lapar menyerang. Namun ia mengurungkan niatnya ketika teman sebangkunya berlari menghampiri.76705180615 Pada data 46 dan 47 terdapat konjungtor antarkalimat berupa kata jadi dan namun. Hal ini ditandai dengan huruf awal yang diketik dengan huruf kapital untuk memulai kalimat yang baru. Konjungtor jadi pada data 46 menyatakan kesimpulan yang isinya mengacu pada kalimat sebelumnya, yaitu „Kalau mau pergi ke tempat lain, izin dulu ‟. Konjungtor namun pada data 47 menghubungkan pernyataan yang bertentangan antara kalimat pertama dengan kalimat kedua.

b. Frasa

Frasa adalah salah satu bentuk kohesi berikutnya setelah kata. Pengelompokkan frasa dalam penelitian ini berdasarkan kategori unsur pusatnya yaitu frasa verbal, frasa nominal, frasa adjektival, dan frasa numeral. Penggunaan frasa tidak ditemukan dalam dua jenis kohesi gramatikal berupa referensi pengacuan persona dan konjungsi. Jenis kohesi gramatikal yang lain, yakni referensi pengacuan demonstratif, pengacuan komparatif, substitusi dan elipsis memanfaatkan bentuk frasa sebagai salah satu pemarkahnya. Demikian halnya dengan jenis kohesi leksikal, penggunaan bentuk frasa hanya terdapat dalam repetisi dan sinonimi. Sementara penggunaan bentuk frasa tidak ditemukan pada hiponimi dan kolokasi. Berikut adalah pembahasannya. 1 Frasa Verbal Bentuk frasa verbal yang digunakan dalam penelitan hanya satu, yakni frasa endosentrik atributif. Penggunaan frasa endosentrik koordinatif tidak ditemukan sama sekali. Frasa endosentrik atributif merupakan bentuk pemarkah sebagian jenis kohesi gramatikal dan leksikal. 48 “Wah, ternyata sawi-sawi ini berteman baik, ya, Ma.” “Mereka bukan saja berteman baik, tapi satu keluarga.” 38522230715 49 “Tidak ada antar jemput. Tidak ada uang tambahan.” 12706180615 Pada data 48 frasa verbal berteman baik tergolong sebagai frasa endosentrik atributif karena terdapat unsur inti verba berteman yang diikuti pewatas berkategori adjektiva baik. Bentuk repetisi frasa verba berteman baik tersebut merupakan pernyataan penegas yang merujuk frasa berteman baik dalam kalimat pertama. Frasa verba tidak ada pada data 48 fungsinya juga sama dengan frasa verbal pada data 49, yakni menguatkan frasa verbal yang sama pada kalimat „Tidak ada antar jemput‟ sebagai acuannya. 2 Frasa Nominal Penggunaan frasa nominal sebagai bentuk kohesi dalam penelitian ini diketahui setelah ditemukan adanya bentuk-bentuk nomina yang mengalami perluasan. Perluasan tersebut menyebabkan nomina berubah bentuk menjadi frasa nomina berdasarkan kaidah-kaidah tertentu. Di bawah ini adalah sebagian hasil penelitian tersebut. 50 Safira sangat suka jus buah. Ia sering menulis resep jus buah di mading sekolah. 37622230715 51 Tiba-tiba, mataku melihat peralatan rias Mama di meja. Aha Pasti aku akan kelihatan lebih cantik bila memakai alat kecantikan Mama . 5741509715 Pada data 50 bentuk pengulangan frasa nominal jus buah dalam kalimat kedua mengacu pada frasa nominal jus buah pada kalimat sebelumnya, sehingga kedua bentuk frasa tersebut menjadi bentuk pemarkah repetisi. Frasa nominal pada data 51 merupakan bentuk pemarkah substitusi karena frasa nominal peralatan rias Mama karena mengalami penggantian dengan frasa nominal alat kecantikan Mama. Walaupun tidak sama persis, namun kedua frasa nominal tersebut memiliki makna yang sama dan saling mewakili dalam konteks kalimatnya, artinya frasa alat kecantikan Mama pada kalimat kedua mengacu pada frasa peralatan rias Mama pada kalimat pertama. 3 Frasa Pronominal Penggunaan frasa pronominal dalam penelitian ini digunakan sebagai pemarkah pengacuan persona. Berikut ini adalah sebagian contohnya. 52 Farrel pun segera menyusul Fania dengan kesal. Setelah berada di dalam toko, mereka berdua lupa diri, asyik melihat-lihat permen dan popcorn aneka warna. 8204110615 53 “Ayo, dong, Ko, Mbak Denis bisa terlambat, nih Lagian, kamu ini aneh- aneh saja.” 19310250615 Frasa pronominal mereka berdua pada data 52 terbentuk berdasarkan kaidah penambahan pronomina mereka dengan numeralia kolektif berdua yang mengacu pada antesedennya dalam kalimat pertama, yakni Farrel dan Fania. Pada data 53 frasa pronominal kamu ini terbentuk berdasarkan kaidah penambahan kata penunjuk ini. Frasa tersebut mengacu pada antesedennya yakni Ko yang berada dalam kalimat pertama pada data tersebut. 4 Frasa Preposisional