51
Tabel 2: Ciri Khas Penggunaan Pemarkah Kohesi dalam Karya Fiksi Realistik
I. Ciri Khas Penggunaan Pemarkah Jenis Kohesi
A. Pemarkah Jenis Kohesi Gramatikal
B. Pemarkah Jenis Kohesi Leksikal
1. Pemarkah referensi yang seringkali digunakan dalam karya fiksi
realistik adalah jenis pengacuan persona dengan penggunaan pronomina persona bentuk pertama, kedua, dan ketiga, baik
makna tunggal maupun jamak sebagai pengacu, sedangkan anteseden atau acuannya cenderung berupa nama diri yang
bersifat insani. Hal tersebut dikarenakan dalam fiksi realistik karakter anak-anak selalu diposisikan sebagai tokoh-tokoh
dalam cerita.
2. Pemarkah substitusi yang menonjol penggunaannya dalam
karya fiksi realistik berfungsi untuk menggantikan orang dan menggantikan tempat sebagai acuannya. Substitusi dengan kata
ganti hal sebagai pengacu lebih sedikit ditemukan, karena kalimat-kalimat dalam fiksi anak kebanyakan berupa kalimat
lengkap yang pendek, bukan berupa ujaran yang diuraikan panjang lebar.
3. Penggunaan pemarkah elipsis pelesapan sangat jarang
ditemukan, khususnya pelesapan klausa dikarenakan bentuk kalimat-kalimat dalam karya fiksi realistik kebanyakan berupa
kalimat lengkap. Selain itu, bentuk pelesapan kebanyakan muncul dalam dialog antartokoh yang bentuknya berupa kalimat
langsung. 1.
Pemarkah repetisi yang banyak ditemukan dalam karya fiksi realistik adalah pengulangan dengan bentuk lain, yakni
pengulangan antara frasa dengan kata, kata dengan frasa, dan frasa dengan frasa. Antara bentuk pengulang dengan yang
diulang bentuknya kebanyakan berlainan, namun referennya tetap sama.
2. Penggunaan sinonimi yang mendominasi dalam karya fiksi
realistik adalah sinonimi antarkata, antara kata dengan frasa, dan antara frasa dengan kata. Hal tersebut ditunjukkan dengan
hubungan kesepadanan makna antara nama diri insani sebagai acuan dan pronomina persona, atau frasa pronominal sebagai
pengacunya. Hubungan makna antara acuan dan pengacunya adalah timbal balik, artinya dapat saling mewakili sesuai
konteks.