BAB II KAJIAN TEORI
1. Pengertian Kohesi
Halliday dan Hasan 1976:4 mengemukakan bahwa konsep kohesi menunjukkan hubungan bentuk dan makna yang ada dalam sebuah teks, dan
bentuk serta makna tersebut dapat didefinisikan sebagai sebuah teks pula.Kohesi diartikan sebagai sebuah bentuk yang secara struktural membentuk ikatan
sintaktikal. Sejalan dengan pendapat tersebut, Alwi 2003:427 menyebutkan kohesi sebagai hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara
eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Selanjutnya, Sumarlam 2005: 23 menjelaskan bahwa
wacana yang padu adalah wacana yang apabila dilihat dari segi hubungan bentuk atau struktur lahirnya bersifat kohesif, dan dilihat dari segi hubungan makna atau
struktur batinnya bersifat koheren. Hubungan kohesif dalam wacana sering ditandai oleh hadirnya pemarkah penanda khusus yang bersifat lingual-formal.
Untuk lebih jelasnya dapat ditunjukkan melalui contoh yang diambil dari Alwi 2003:427 berikut.
1 A: Apa yang dilakukan si Ali?
B: Dia memukuli istrinya. 2
A: Apa yang dilakukan si Ali? B: Jahanam itu memukuli istrinya.
Proposisi yang dinyatakan oleh A pada kalimat 1 berkaitan dengan proposisi yang dinyatakan oleh B dan perkaitan tersebut diwujudkan dalam bentuk
pemakaian pronomina dia yang merujuk ke si Ali. Pada kalimat 2 perkaitan itu
dinyatakan dengan frasa jahanam itu yang dalam konteks normal mempunyai rujukan yang sama yakni si Ali. Baik dalam kalimat 1 maupun kalimat
2,perkaitan itu juga dapat dilihat pada verba dilakukan dan memukuliyang memiliki kesinambungan makna.
Melalui contoh tersebut dapat dipahami bahwa kohesi diwujudkan secara nyata dalam unsur-unsur kalimat yang menunjukkan adanya perkaitan gramatikal
ataupun semantik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah aspek formal bahasa yang digunakan sebagai wadah susunan kalimat-kalimatyang padu dan
padat untuk menghasilkan teks. Makna kalimat dalam sebuah teks bergantung pada lingkungannya, termasuk hubungan kohesif dengan kalimat lainnya. Ketika
mempertimbangkan kohesi maka penelitian makna linguistik sebuah teks memungkinkan untuk difungsikan sebagai unit yang penuh makna. Dalam sistem
linguistik sendiri kohesi menjadi bagian dari komponen bentuk teks. Artinya, struktur elemen-elemen itu berhubungan antara satu dengan yang lain agar dapat
diinterpretasikan maknanya Halliday dan Hasan, 1976:27.
2. Jenis-jenis Kohesi
Halliday dan Hasan 1976:5 menyebutkan kohesi sebagai bagian dari sistem bahasa yang mengekspresikan bagian dalam tata bahasa dan bagian
perbendaharaan kata. Selanjutnya,Halliday dan Hasan 1976:6 membagi kohesi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Hubungan kohesi
dapat bersifat dua arah, yakni antara pemarkah dengan yang dimarkahi, atau antara pengacu dengan bentuk yang diacunya. Dalam analisis wacana, segi bentuk