dinyatakan dengan frasa jahanam itu yang dalam konteks normal mempunyai rujukan yang sama yakni si Ali. Baik dalam kalimat 1 maupun kalimat
2,perkaitan itu juga dapat dilihat pada verba dilakukan dan memukuliyang memiliki kesinambungan makna.
Melalui contoh tersebut dapat dipahami bahwa kohesi diwujudkan secara nyata dalam unsur-unsur kalimat yang menunjukkan adanya perkaitan gramatikal
ataupun semantik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah aspek formal bahasa yang digunakan sebagai wadah susunan kalimat-kalimatyang padu dan
padat untuk menghasilkan teks. Makna kalimat dalam sebuah teks bergantung pada lingkungannya, termasuk hubungan kohesif dengan kalimat lainnya. Ketika
mempertimbangkan kohesi maka penelitian makna linguistik sebuah teks memungkinkan untuk difungsikan sebagai unit yang penuh makna. Dalam sistem
linguistik sendiri kohesi menjadi bagian dari komponen bentuk teks. Artinya, struktur elemen-elemen itu berhubungan antara satu dengan yang lain agar dapat
diinterpretasikan maknanya Halliday dan Hasan, 1976:27.
2. Jenis-jenis Kohesi
Halliday dan Hasan 1976:5 menyebutkan kohesi sebagai bagian dari sistem bahasa yang mengekspresikan bagian dalam tata bahasa dan bagian
perbendaharaan kata. Selanjutnya,Halliday dan Hasan 1976:6 membagi kohesi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Hubungan kohesi
dapat bersifat dua arah, yakni antara pemarkah dengan yang dimarkahi, atau antara pengacu dengan bentuk yang diacunya. Dalam analisis wacana, segi bentuk
atau struktur lahir wacana disebut aspek gramatikal wacana; sedangkan segi makna atau struktur batin wacana disebut aspek leksikal wacana.
a. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal
menunjukkan kepaduan yang dicapai dengan
menggunakan unsur-unsur dalam tata bahasa. Unsur-unsur tersebut ada empat jenis yakni referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Masing-masing unsur
tersebut memiliki beragam bentuk yang dimunculkan sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan dalam sebuah wacana Halliday dan Hasan, 1976: 6. Berikut ini
adalah jenis-jenis kohesi gramatikal tersebut.
1 Referensi
Secara tradisional referensi berarti hubungan antara kata dengan benda. Kata buku
misalnya mempunyai referensi kepada sekumpulan kertas yang dijilid untuk menulis dan dibaca. Hubungan antara kata dengan bendanya adalah hubungan
referensial: kata-kata menunjuk benda Arifin dan Rani, 2000: 82. Halliday dan Hasan 1976:31 mengelompokkan pengacuan atau referensi menjadi tiga macam,
yaitu: 1 pengacuan persona, 2 pengacuan demonstratif, dan 3 pengacuan komparatif.
a Pengacuan Persona
Pengacuan persona adalah pengacuan makna dalam situasi pembicaraan yang memiliki kategori orang atau persona Halliday dan Hasan, 1976:43. Pengacuan
persona ini direalisasikan melalui penggunaan pronomina. pronomina yang