Subjek dan Objek Penelitian Teknik Analisis Data

satuan bahasa disebut memiliki pemarkah kohesi gramatikal apabila terdapat jenis referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi dalam kata, frasa, maupun klausa. Satuan pemarkah kohesi leksikal dalam sebuah teks ditunjukkan dengan adanya kata, frasa, atau klausa yang jenisnya berupa reiterasi repetisi, sinonimi, hiponimi dan kolokasi. Kata, frasa, dan klausa tersebut dapat disebut sebagai bentuk lingual pemarkah kohesi dengan syarat berikut ini. a. Kata, frasa, atau klausa tertentu mengacu pada antesedennya. Anteseden atau acuan tersebut dapat berada di dalam teks endofora dan dapat juga berada di luar teks eksofora. b. Kata, frasa, atau klausa yang memiliki acuan dapat menunjukkan hubungan bentuk dan hubungan makna dalam sebuah teks. Melalui kriteria yang telah dirumuskan, maka sebuah satuan bahasa dikategorikan memiliki pemarkah kohesi gramatikal dan leksikal berdasarkan parameter dibawah ini. Tabel 14. Parameter Kohesi No. Pemarkah Kohesi Gramatikal 1 Pemarkah Referensi a. Jenis referensi ditandai dengan adanya pengacuan persona, pengacuan demonstratif, dan pengacuan komparatif dalam kalimat. b. Bentuk referensi ditandai dengan adanya kata atau frasa yang kategorinya berupa pronomia persona, pronomina demonstratif, dan kata tugas preposisi dalam kalimat. c. Arah acuan referensi ditandai dengan adanya jenis dan bentuk referensi yang merujuk pada letak antesedennya. Arah acuan referensi disebut endofora anaforis atau kataforis dan eksofora. 2 Pemarkah Substitusi a. Jenis substitusi ditandai dengan adanya penggantian unsur nomina, verba, dan klausa kalimat dalam sebuah satuan bahasa. b. Bentuk substitusi ditandai dengan adanya kata atau frasa yang berfungsi mensubstitusikan kata, frasa, klausa atau kalimat lain secara kohesif. c. Arah acuan substitusi ditandai dengan jenis dan bentuk substitusi yang merujuk pada antesedennya. Arah acuan subtitusi adalah endofora. No. Pemarkah Kohesi Gramatikal 3 Pemarkah Elipsis a. Jenis elipsis ditandai dengan adanya pelesapan unsur nomina, verba, dan klausa dalam kalimat yang kohesif. b. Bentuk elipsis ditandai dengan adanya bentuk kata, frasa, dan klausa yang dilesapkan dalam kalimat. Kata yang mengalami pelesapan berkategori nomina dan verba. Sedangkan frasa yang mengalami pelesapan adalah frasa nominal dan frasa verbal. c. Arah acuan elipsis ditandai dengan letak pelesapan yang mengacu pada anteseden yang tidak mengalami pelesapan. 4 Pemarkah Konjungsi a. Konjungsi ditandai dengan adanya penggunaan konjungtor yang menghubungkan unsur-unsur bahasa dalam kalimat majemuk atau dua kalimat lebih. b. Bentuk konjungsi berupa kata tugas, yakni konjungtor yang berfungsi sebagai perangkai atau penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan seterusnya, di mana unsur-unsur bahasa tersebut saling merujuk satu sama lain. c. Arah acuan konjungsi adalah endofora. No. Pemarkah Kohesi Leksikal 1 Pemarkah Repetisi a. Repetisi ditandai dengan adanya pengulangan bentuk kata atau frasa yang mengalami pengulangan. Pengulangan tersebut terjadi dalam kalimat majemuk atau dalam dua kalimat lebih dan pengulangan tersebut saling merujuk satu sama lain. b. Bentuk pemarkah adalah kata yang memiliki kategori pronomina, nomina, verba, adjektiva, adverbia, kata tugas, dan numeralia yang mengalami pengulangan. Bentuk repetisi juga dapat berupa frasa yang kategori unsur pusatnya adalah kata-kata tersebut. c. Arah acuan repetisi adalah endofora 2 Pemarkah Sinonimi a. Sinonimi ditandai dengan adanya konstituen berbentuk kata atau frasa yang menunjukkan hubungan makna yang sepadan dengan konstituen yang lain dalam kalimat. b. Bentuk pemarkah sinonimi adalah kata yang memiliki kategori pronomina, nomina, verba, adjektiva, adverbia, kata tugas, dan numeralia. Bentuk sinonimi juga dapat berupa frasa yang kategori unsur pusatnya adalah kata- kata tersebut, dan frasa itu memiliki makna yang sepadan dengan frasa lain dalam sebuah kalimat majemuk atau dua kalimat lebih. c. Arah acuan sinonimi adalah endofora.