Jenis Kohesi Hasil Penelitian

50 Aspek Contoh Data Jenis Kohesi Leksi k al Sinon im i Antarkata Kalau soal Bapak Rega sudah meninggal, Galih dan Doni sudah tahu. Namun mereka baru tahu sekarang, kalau Ibu Rega ternyata sudah tiada. Kata dengan Frasa “Oiya, Mama tahu Kelly Smith? Dia pesepakbola perempuan berprestasi dari Inggris.” Frasa dengan Kata Mereka berdua mondar mandir di samping becak Mang Ikin. Sebentar-sebentar, mereka melongok ke arah gang rumah Rega. Antarfrasa Hari ini Farrel sadar, betapa pentingnya bisa berbahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Tak terbayangkan bagaimana kalau Fania tadi tak bisa bahasa Inggris. Antarkalimat “Makanannya ndeso Makanan desa semua.” Hiponimi Aini memerhatikan orang dan kendaraan yang lalu lalang lewat. Sebuah mobil lewat. Kolokasi Farras menjadi kapten tim merah. Melawan tim biru. Meskipun ini buka pertandingan, bermain sepak bola selalu seru. Bentuk Lingual Kohesi Kata Aku iri pada Nadia. Sangat iri. Bukan, bukan karena iri karena Nadia cantik. Frasa Tiba-tiba, mataku melihat peralatan rias Mama di meja. Aha Pasti aku akan kelihatan lebih cantik bila memakai alat kecantikan Mama. Klausa “Nek, Rega kalau berangkat sekolah jam berapa sih?” Doni bertanya duluan. “Ø Habis subuh,” jawab Nenek. Arah Acuan Kohesi Endofora Anaforis Tomi tidak berpangku tangan. Walau gerakannya lebih lambat, ia juga dengan cekatan mengumpulkan sampah-sampah. Kataforis “Kalau harus berkelahi, biar bapakku yang maju. Namaku sendiri Runi” Eksofora “Lain kali, kalau Ayah atau Ibu bilang tunggu, kalian harus menunggu.” 51 Tabel 2: Ciri Khas Penggunaan Pemarkah Kohesi dalam Karya Fiksi Realistik

I. Ciri Khas Penggunaan Pemarkah Jenis Kohesi

A. Pemarkah Jenis Kohesi Gramatikal B. Pemarkah Jenis Kohesi Leksikal 1. Pemarkah referensi yang seringkali digunakan dalam karya fiksi realistik adalah jenis pengacuan persona dengan penggunaan pronomina persona bentuk pertama, kedua, dan ketiga, baik makna tunggal maupun jamak sebagai pengacu, sedangkan anteseden atau acuannya cenderung berupa nama diri yang bersifat insani. Hal tersebut dikarenakan dalam fiksi realistik karakter anak-anak selalu diposisikan sebagai tokoh-tokoh dalam cerita. 2. Pemarkah substitusi yang menonjol penggunaannya dalam karya fiksi realistik berfungsi untuk menggantikan orang dan menggantikan tempat sebagai acuannya. Substitusi dengan kata ganti hal sebagai pengacu lebih sedikit ditemukan, karena kalimat-kalimat dalam fiksi anak kebanyakan berupa kalimat lengkap yang pendek, bukan berupa ujaran yang diuraikan panjang lebar. 3. Penggunaan pemarkah elipsis pelesapan sangat jarang ditemukan, khususnya pelesapan klausa dikarenakan bentuk kalimat-kalimat dalam karya fiksi realistik kebanyakan berupa kalimat lengkap. Selain itu, bentuk pelesapan kebanyakan muncul dalam dialog antartokoh yang bentuknya berupa kalimat langsung. 1. Pemarkah repetisi yang banyak ditemukan dalam karya fiksi realistik adalah pengulangan dengan bentuk lain, yakni pengulangan antara frasa dengan kata, kata dengan frasa, dan frasa dengan frasa. Antara bentuk pengulang dengan yang diulang bentuknya kebanyakan berlainan, namun referennya tetap sama. 2. Penggunaan sinonimi yang mendominasi dalam karya fiksi realistik adalah sinonimi antarkata, antara kata dengan frasa, dan antara frasa dengan kata. Hal tersebut ditunjukkan dengan hubungan kesepadanan makna antara nama diri insani sebagai acuan dan pronomina persona, atau frasa pronominal sebagai pengacunya. Hubungan makna antara acuan dan pengacunya adalah timbal balik, artinya dapat saling mewakili sesuai konteks.