86
“Faktor pendukung saya mungkin dari orang tua mas. Alhamdulilah orang tua juga seneng anaknya melaksanakan pelatihan ini, karena
biar ada kegiatan positif aja mas dirumah” Hasil wawancara Hal.127
Sejalan dengan hal tersebut, “TN” selaku anggota mengungkapkan “Faktor pendukung saya mungkin motovasi saya sendiri mas, pengen
bisa karawitan m akannya saya ikut pelatihan ini”
Hasil wawancara Hal.128 Pendapat sejalan diungkapkan oleh, “AS” selaku anggota
“Menurut saya, faktor pendukungnya dari teman-teman, keluarga, terlebih warga sekitar mas yang sangat antusias dengan pemberdayaan
ini’ Hasil wawancara Hal.129
Dengan demikian faktor pendukung dalam pelaksanaan pelatihan Pemberdayaan Pemuda adalah dari luar yaitu dari orang tua dan dari dalam
yaitu berupa motivasi diri.
b. Faktor Penghambat
Di samping faktor pendukung ada faktor penghambat dalam Pemberdayaan Pemuda. Dari hasil wawancara yang dilakukan :”UD” selaku
ketua Karang Taruna MAPS 03 “Untuk faktor penghambat, mungkin dari segi anggota sendiri ada
yang kurang antusias juga, karena mungkin kesibukan juga mas, ya namanya anak masih muda mas, masih labi juga. Selain itu, diajak
untuk berkembang tidak mau mas, mungkin seperti itu” Hasil wawancara Hal.120
Ungkapan serupa disampaikan oleh “AP” sebagai wakil ketua Karang Taruna MAPS 03
“Untuk faktor penghambat biasanya dari anggota mas, kurangnya kemauan untuk diajak berkembang dan menambah ketrampilan mas.
Terus konsistensi para pemuda mas terhadap program ini, kadang- kadang semangatnya kendor.
”
87
Senada dengan pernyataan diatas, “FP” selaku anggota juga mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda
“Kalau faktor penghambat, ada yang kurang antusias juga mas dengan pelatihan ini, jadinya kita juga harus mengajak dengan sabar.
” Hasil wawancara Hal.125
Senada dengan hal tersebut, “HK”selaku anggota mengungkapkan “Untuk faktor penghambat ini mas, rasa males. Karena sekarang
musim tidak menentu, kadang hujan kadang panas jadi kadang kala kalau pas hujan mau ikut pelatihan jadi males mas.
” Hasil wawancara Hal.126
Sejalan dengan hal tersebut, “TN”selaku anggota mengungkapkan “Untuk penghambat, mungkin hanya waktu ya mas, kadang hujan
juga jadi bikin males mas” Hasil wawancara Hal.128
Dengan adanya faktor penghambat dalam program pemberdayaan tersebut, Karang Taruna melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah
tersebut. Seperti yang dingukapkan ole h “UD” selaku ketua Karang
Taruna “Upaya yang kami lakukan ya hanya dengan melakukan pendekatan,
ditanya mengapa tidak antusias, apakah tidak suka dengan karawitan, atau bagaimana. Hanya seperti itu, kemudian nanti sedikit demi
sedikit terus diajak supaya
bisa antusias dalam pemberdayaan ini.” Hasil wawancara Hal.120
Hal senada diungkapkan oeh “AP” sebagai wakil ketua “Dengan pendekatan mas, dijak ngobrol, sharing nanti sedikit-sedikit
di provokasi ke hal yang baik tentunya. Seperti itu mas. ”
Hasil wawancara Hal 122
88
Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara di atas, faktor penghambat dalam pelaksanaan pelatihan Pemberdayaan Pemuda oleh
Karang Taruna MAP 03 antara lain yaitu kurangnya kemauan, kurang antusias dan keterbatasan waktu. Untuk mengatasi faktor penghambat
tersebut, Karang Taruna melakukan upaya dengan pendekatan, sharing, dan ngobrol-ngobrol.
D. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan, baik dari data hasil wawancara terhadap subjek penelitian dan dari dokumentasi yang peneliti
dapatkan, berikut akan disajikan pembahasan hasil analisis peran karang taruna dalam pemberdayaan melalui karawitan gamelan jawa. Pembahasan yang
dilakukan berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun beberapa aspek yang akan dijadikan pembahasan dalam penelitian ini
antara lain adalah :
1. Peran Karang Taruna dalam pemberdayaan pemuda melalui pelatihan
karawitan gamelan jawa.
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status. Apabila seseorang atau organisasi telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka hal ini berarti dia telah menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling bertentangan satu sama
lain. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola- pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa peranan
menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peranan lebih