Faktor Penghambat Faktor Penghambat Maupun Faktor Pendukung Dalam Pemberdayaan

90 7. Peran sebagai Perwalian Masyarakat Representational Roles 8. Peran-peran teknis Technical Roles www.KarangTarunaAsriblogspot.composts6306829402876000?stream_ref= 10 diakses pada 20 Januari 2017 pukul 19.51 WIB Karang Taruna memiliki peran yang sangat beragam, peran fasilitatif diuraikan sebagai agen perubahan, agen mediasi dan negosiasi, peran membentuk konsesus dan fasilitasi suatu kelompok. Peran edukasional menjabarkan bahwa karang taruna sebagai pembangkit kesdaran masyarakat, menyampaikan informasi kepada masyarakat, mengkonfrontasi atau mengatasi masalah yang terjadi dan pelatihan training. Peran sebagai perwalian masyarakat berhubungan erat denganperan teknis, yaitu mengenai secara teknis karang taruna dapat menjadi wali dari masyarakat. Sebagai organisasi yang bergerak dibidang kepemudaan, Karang Taruna juga diharapkan mampu memberdayakan pemudanya agar mampu berdaya serta memliki ketrampilan yang akan bermanfaat bagi dirinya sendiri. Ketrampilan ini bisa didapatkan dengan mengikuti program-program pelatihan yang diadakan oleh karang taruna melalui program pemberdayaan pemuda. Pemberdayaan pemuda melalui pelatihan karawitan gamelan jawa oleh karang taruna MAP’S 03 merupakan program yang ditujukan untuk pemuda di dusun Plumbon sebagai fokus utama dalam kegiatan ini. Karang Taruna MAPS 03 hadir memberikan dampak yang positif bagi masyarakat di dusun Plumbon, kelurahan Ngadirejo, kecamatan Eromoko, kabupaten Wonogiri khususnya pemuda, dengan adanya pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Karang 91 Taruna memberikan manfaat bagi masyarakat pada ummunya dan pemuda khususnya. Dalam hal ini peran karang taruna adalah sebagai sebagai media dan fasilitasi kelompok group facilitation. Karang taruna sebagai media artinya Karang Taruna mampu menjadi perantara atau pengantar yang baik untuk meneruskan informasi untuk anggota pelatihan dalam program pelatihan karawitan gamelan jawa ini. Karang Taruna mampu melaksanakan tanggung jawab dan peranannya sesuai dengan kapasitasnya sebagai organisasi kepemudaan yang menyelenggarakan program pemberdayaan pelatihan melalui karawitan gamelan jawa. Sedangkan, fasilitasi kelompok group facilitation, karang taruna sebagai organisasi mampu memberikan kemudahan fasilitas untuk mengembangkan suatu kelompok atau organisasi untuk mengembangkan ketrampilan dari anggota karang taruna tersebut.

2. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan Pemuda Melalui Pelatihan Karawitan Gamelan Jawa

Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang berfokus kepada pemuda ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan pemberdayaan pada umumnya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa memang terdapat sedikit perbedaan dalam prosesnyakarena masa remajamuda mempunyai ciri khas tersendiri. Pemberdayaan pemuda sebagai model pembangunan alternatif direalisasikan dengan diselenggarakannya kegiatan pendayagunaan kekuatan dan potensi pemuda agar lebih berkembang dan berdaya. Anwar 2007, 31-32 menyebut 3 dimensi manajemen program pemberdayaan, yaitu : 1 kegiatan 92 yang dilakukan oleh seorang pengelola pemimpin, ketua bersama orang lain atau kelompok, 2 kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang itu mempunyai tujuan yang akan dicapai, 3 dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan organisasi. Pemberdayaan pemuda melaui pelatihan karawitan gamelan jawa memiliki tujuan bersama yang ingin di capai yaitu untuk memberdayakan pemuda dan menambah ketrampilan pemuda. Pemberdayaan Pemuda diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi kearah yang lebih positif. Kegiatan Karang Taruna dalam upaya pemberdayaan pemuda dilakukan melalui berbagai program seperti diungkap oleh Wahjudi berikut 2007:22-24 a. Kegiatan produktif dan ekonomis b. Pendidikan dan pelatihan c. Menangani masalah sosial d. Olahraga dan kesehatan e. Kerohanian Dari penjabaran kajian tentang pemberdayaan dan pemuda diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian pemberdayaan pemuda. Pemberdayaan pemuda adalah proses mendayagunakan atau meningkatkan serta mengembangan potensi yang dimiliki oleh pemuda guna memperkuat kemampuan daya yang dimiliki agar nantinya mereka dapat mencapai kemandirian.