24
Penggolongan remaja menurut Thordburg dalam Agus Dariyo 2004:3 terbagi dalam 3 tahap, yaitu a remaja awal usia 13-14 tahun, b
remaja tengah usia 15-17 tahun c remaja akhir usia 18-21 tahun. Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan dibangku
sekolah menengah tingkat pertama SLTP, sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di sekolah menengah atas SMA. Kemudian, mereka
yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.
Selanjutnya, santrock mengartikan masa remaja adolescence sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18
dan 20 tahun santrock, 2003. Perubahan biologis, kognitif dan sosial- emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses
berfikir abstrak sampai pada kemandirian. Semakin banyak ahli perkembangan yang menggambarkan remaja sebagai masa remaja awal dan
akhir. Masa remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas.
Pemuda dalam hal ini sebagai generasi penerus harus mampu berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral dapat diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek
etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan,
25
memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental spiritual dan meningkatkan kesadaran hukum.
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda identik sebagai sosok yang berusia produktif dan mempunyai karakter yang khas,
optimis, berfikir maju, maupun memiliki moralitas. Kelemahan yang sangat terlihat dari pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional,
sedangkan kelebihan pemuda yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik perubahan kultural maupun perubahan sosial dengan
menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
D. Pengertian Pemberdayaan Pemuda
Sebagai makhluk sosial, pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian,
dan pandangan hidup yang dianut oleh masyarakat. Sebagai makhluk individu artinya pemuda tidak bisa melakukan kebebasan dengan sebebas-
bebasnya, tetapi disertai tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan juga terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pemuda adalah kelompok masyarakat yang mulai mencari jati dirinya, oleh karena itu manusia muda ini masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan potensi dalam dirinya agar menuju arah yang lebih baik dan membawa bangsanya ke dalam perubahan yang positif. Oleh karena itu,
keterlibatan pemuda dalam proses pembaharuan dan pembangunan sangat diperlukan.
26
Kaum muda membawa semangat dan karakter yang kuat untuk memacu kelompok usia lain terhanyut dalam suasana yang berkobar.
Semangat ini ditunjukkan dengan adanya prestasi, keunggulan khas, dapat diandalkan, daya juang dalam setiap persaingan dan tidak kalah penting
yaitu modal moral. Pemberdayaan merupakan salah satu wujud program kegiatan untuk dapat membuat perubahan yang lebih baik dan peningkatan
kualitas kaum muda. Dalam Wahyu Tri Trisnani 2014: 24 Badan Pusat Statistik BPS
mendefinisikan, pemuda adalah yang berumur 16-30 tahun 2010:10. Senada dengan hal tersebut, pengertian pemuda dalam UU nomor 40 tahun
2009 tentang Kepemudaan adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 enam
belas sampai 30 tiga puluh tahun. Dalam UU nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan menjelaskan
pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda. Pemuda yang memiliki posisi generasi penerus bangsa
digadang-gadang sebagai kelompok yang strategis untuk menanamkan jiwa revolusioner, kompetitif, optimis, bermoral dan berbudaya. Dengan
segudang potensi yang dimiliki, pemuda mulai perlu diberdayakan dalam berbagai kehidupan dalam lingkungan masyarakat.
Kegiatan karang taruna dalam upaya pemberdayaan pemuda dilakukan melalui berbagai program seperti diungkap oleh Wahjudi Djaja
berikut 2007:22-24 :
27
a. Kegiatan produktif dan ekonomis
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Menangani masalah sosial
d. Olahraga dan kesehatan
e. Kerohanian
Dari penjabaran kajian tentang pemberdayaan dan pemuda diatas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian pemberdayaan pemuda.
Pemberdayaan pemuda adalah proses mendayagunakan atau meningkatkan serta mengembangan potensi yang dimiliki oleh pemuda guna memperkuat
kemampuan daya yang dimiliki agar nantinya mereka dapat mencapai kemandirian.
3. Teori Dan Konsep Karang Taruna
Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang tidak asing lagi karena memang keberadaan karang taruna merupakan suatu wadah yang
telah memiliki visi maupun misi untuk membina maupun memberdayakan generasi muda khususnya dipedesaan.
Dalam Pedoman Dasar Karang Taruna Pasal 1 2011:3 menyebutkan pengertian karang taruna sebagai berikut :
“Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan, sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda diwilayah desa kelurahan atau
komunitas ada t sederajat terutama bergerak bidang usaha kesehjateraan sosial”
28
Pada mulanya, kegiatan Karang Taruna hanya sebatas pengisian waktu luang yang positif seperti rekreasi, olah raga, kesenian, kepanduan pramuka,
pendidikan keagamaan pengajian dan lain-lain bagi anak yatim, putus sekolah, tidak sekolah, yang berkeliaran dan main kartu serta anak-anak yang
terjerumus dalam minuman keras dan narkoba. Dalam perjalanan sejarahnya, dari waktu ke waktu kegiatan Karang Taruna telah mengalami perkembangan
sampai pada sektor Usaha Ekonomis Produktif UEP yang membantu membuka lapangan kerjausaha bagi pengangguran dan remaja putus sekolah.
Karang Taruna merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bergerak ditingkat Desa maupun Kelurahan yang menjadi wadah atau tempat bagi
generasi muda untuk lebih bisa mengembangkan dirinya sendiri. Sebagai organisasi sosial kepemudaan yang mempunyai jaringan hingga ke tingkat
bawah, Karang Taruna merupakan mediator dan motivator dalam pembangunan. Karang Taruna merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari
pembangunan bangsa ini. Karena itu, pemuda Karang Taruna harus mempunyai tekad dan keinginan untuk memberikan kontribusi bagi
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan bangsa. Sebagai agen perubahan dan pilar utama dalam pembangunan
kesehjateraan sosial
dan pemberdayaan
masyarakat terutama
di DesaKelurahan, karang taruna memiliki 2 dua peran pokok dan 2 dua peran
pendukung sebagaimana diungkapkan Pengurus Nasional Karang Taruna, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Provinsi Jawa Barat
meliputi :
29
1. Peran Fasilitatif facilitative Roles
2. Peran Edukasional Educational Roles
3. Peran sebagai Perwalian Masyarakat Representational Roles
4. Peran-peran teknis Technical Roles
www.KarangTarunaAsriblogspot.composts6306829402876000?stream_ref= 10 diakses pada 20 Januari 2017 pukul 19.51 WIB
Karang Taruna memiliki peran yang sangat beragam, peran fasilitatif diuraikan sebagai agen perubahan, agen mediasi dan negosiasi, peran
membentuk konsesus dan fasilitasi suatu kelompok. Peran edukasional menjabarkan bahwa karang taruna sebagai pembangkit kesdaran masyarakat,
menyampaikan informasi kepada masyarakat, mengkonfrontasi atau mengatasi masalah yang terjadi dan pelatihan training. Peran sebagai perwalian
masyarakat berhubungan erat denganperan teknis, yaitu mengenai secara teknis karang taruna dapat menjadi wali dari masyarakat.
Karang Taruna juga merupakan wadah pembinaan generasi muda yang berada di DesaKelurahan dalam bidang Usaha Kesejahteraan Sosial. Sebagai
wadah pembinaan tentu saja mempunyai beberapa program yang akan dilaksanakan yang melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di
DesaKelurahan yang bersangkutan. Sebagai LembagaOrganisasi yang bergerak di bidang pembangunan kesejahteraan sosial dan berfungsi sebagai
subyek. Karang Taruna sedapat mungkin mampu menunjukkan fungsi dan perannya secara optimal. Departemen Sosial RI Dirjen Rehabilitasi dan