PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN: MEDIA PEMBELAJARAN SMA
KELOMPOK KOMPETENSI E
10
motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partsipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan
pengulangan, dan penerapan. Ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu
1. Sesuai dengan yang ingin dicapai. 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi. 3. Praktis, luwes, dan bertahan.
4. Guru terampil menggunakannya. 5. Pengelompokkan sasaran.
6. Mutu teknis.
2. Penggunaan Media Pembelajaran Visual
a. Pendahuluan
Pada awalnya proses pembelajaran banyak menggunakan pesan-pesan verbal teks dan lisan. Mulai tahun 1960-an muncul konsep keterbacaan visual visual
literacy dalam bentuk grafik seperti gambar, sketsa, foto, diagram, tabel, dan lain-lain Sanaky, 2011:100. Dalam buku-buku pelajaran mulai ditampilkan
pesan-pesan visual melalui ilustrasi gambar dan sejenisnya untuk memperjelas
konsep yang diterangkan melalui teks narasi.
Media pembelajaran berbasis visual mempunyai peran penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Dalam beberapa penelitian menyebebutkan
bahwa pesan visual yang dikelola dengan baik dan benar dapat meningkatkan tingkat kerberhasilan dalam pembelajaran. Stokes 2002 menjelaskan bahwa
gambargrafis baik gambar diam maupun gambar gerak dapat mempengaruhi pengetahuan peserta didik dengan tingkatan pengetahuan yang berbeda, baik
pengetahuan prosedural maupun penetahuan deskriptif. Penggunaan grafis, gambar, foto, atau objek yang berwarna faktanya lebih efektif dalam
penyampaian konten pembelajaran dari pada menyampaikan melalui naratif verbalitistis lisan dan teks. Studi Chanlin tahun 1998 yang dijelaskan Stokes
2002 menunjukkan bahwa siswa akan merespon secara berbeda terhadap
10
LISTRIK untuk SMP
KEGIATAN PEMBELAJARAN: MEDIA PEMBELAJARAN SMA KELOMPOK KOMPETENSI E
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Fisika SMA
11
objek-objek yang kontras pada saat presentasi dalam suatu proses pembelajaran.
Menurut Chanlin, efektifitas desain visual dalam pembelajaran harus dihubungkan dengan pengalaman sebelumnya dari peserta didik, hal ini
dilakukan supaya desain visual yang akan ditampilkan dapat membantu peserta didik memahami suatu pelajaran. Kleinman dan Dwyer tahun 1999 dalam
Stokes, 2002 meneliti efek dari keterampilan visual tertentu dalam memfasilitasi pembelajaran. Temuan mereka menunjukkan bahwa penggunaan grafis warna
dalam modul pembelajaran lebih banyak direspon positif oleh siswa dari pada penggunaan grafis hitam-putih. Menurut Kleinman dan Dwyer ada pengaruh
yang cukup siginifikan antara pesan-pesan dalam bentuk visual grafis dengan tingkat pemahaman peserta didik pada suatu mata pelajaran.
Sanaky 2011 menjelaskan tentang hasil penenelitian dari beberapa ahli pendidikan dan psikologi. Dari hasil penelitian tersebut telah menunjukkan bahwa
pembelajaran akan lebih efekif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang
sebenarnya, namun bukan berarti bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut harus selalu mempunyai keadaan yang sebenarnya.
Contohnya model, model merupakan gambaran nyata dari suatu objek dalam bentuk tiga dimensi. Namum model bukan merupakan keadaan yang
sebernarnya realistik. Model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan keadaan yang sebenarnya. Contoh lain yaitu foto. Foto
merupakan gambaran suatu keadaan dalam bentuk dua dimensi. Foto bukanlah keadaan yang sebenarnya realistik dalam suatu objek pengajaran. Akan tetapi
foto sebagai media memiliki makna tertentu terhadap isi pesan yang disampaikan dalam suatu pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa pesan-pesan pelajaran yang dikemas dalam bentuk visual dapat mempengaruhi efektifitas pembelajaran.
Oleh karena itu, penting bagi guru memiliki kompetensi dalam pengelolaan media pembelajaran berbasis visual untuk menunjang keberhasilan proses
pembelajaran sebagaimana yang dituntut dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.