Karakteristik Bunyi Uraian Materi

LISTRIK untuk SMP KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. BUNYI DAN AKUSTIK KELOMPOK KOMPETENSI E Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Fisika SMA 27 Pada bagian luar gelombang bunyi dari luar merambat sepanjang saluran telinga ke gendang telinga timpani, yang bergetar sebagai tanggapan terhadap gelombang yang menimpanya. Telinga tengah terdiri dari tiga tulang kecil yang dikenal dengan martil, landasan, dan sanggurdi, yang memindahkan getaran gendang telinga ke telinga dalam di jendela oval. Telinga dalam terdiri dari saluran-saluran setengah lingkaran, yang penting mengendalikan keseimbangan. Dan rumah siput yang berisi cairan, dimana energi getaran dari gelombang bunyi diubah menjadi energilistrik dan dikirim ke otak. Tingkat kepekaan telinga tidak sama sensitifitasnya untuk semua frekuensi. Untuk mendengar kenyaringan yang sama dari bunyi yang berbeda frekuensi, dibutuhkan intensitas yang berbeda. Berdasarkan hasil studi menghasilkan kurva yang ditunjukkan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Kepekaan Telinga Manusia sebagai Fungsi frekuensi Pada grafik, setiap kurva merepresentasikan tingkat kenyaringan satuannya disebut phon, yang secara numerik sama dengn tingkat intensitas dalam dB pada 1000 Hz. Sebagai contoh, kurva yang diberi label 40 mepresentasikan bunyi yang terdengar memiliki kenyaringan yang sama dengan bunyi 1000 Hz dengan tingkat intensitas 40 dB. Nada 100 Hz memiliki intensitas 62 dB agar terdengar sekeras untuk orang rata-rata, nada 1000 Hz dengan hanya PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. BUNYI DAN AKUSTIK KELOMPOK KOMPETENSI E 28 40 dB. Perhatikan bahwa telinga paling sensitif terhadap bunyi dengan frekuensi antara 200 dan 4000 Hz. Dari Gambar 2.5 menunjukkan bahwa pada tingkat intensitas yang lebih rendah, telinga relatif tidak sensitif terhadap frekuensi tinggi dan rendah daripada frekuensi tengah. Kontrol “kenyaringan” pada sistem stereo ditujukan untuk mengimbangi hal ini. Sewaktu volume dikecilkan, kontrol kenyaringan menaikkan frekuensi tinggi dan rendah relatif terhadap frekuensi tengah sehingga bunyi akan memiliki keseimbangan frekuensi yang “terdengar lebih normal”.

5. Sumber-Sumber Bunyi

Semua sumber bunyi adalah benda yang bergetar, hampir semua benda dapat bergetar dan demikian merupakan sumber bunyi. Pada alat musik sumber digetarkan dengan dipukul, dipetik, digesek atau ditiup. Sumber yang bergetar bersentuhan dengan udara dan mendorongnya untuk menghasilkan gelombang bunyi yang merambat ke luar. Frekuensi gelombang sama dengan sumber, tetapi laju dan panjang gelombang bisa berbeda. Alat yang paling banyak dipakai menggunakan kolom udara yang bergetar seperti flute, trompet, dan pipa organa. Pada pipa organa terbuka bagian ujungnya terbuka. Nada dasar pipa organa terbuka f0 bersesuaian dengan pola sebuah perut pada bagian ujung dan sebuah simpul pada bagian tengahnya. Perhatikan Gambar 2.6 di halaman berikutnya