Mencantumkan nilai karakter peduli sosial dalam silabus dan Mengintegrasikan nilai karakter peduli sosial dalam

66 Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial mencakup hal fisik poster, aturan kode etik, dan program pembiasaan siswa dan nonfisik pemberian perhatian dan kerja kelompok, sehingga anak nyaman dan terbiasa untuk bersosial, bekerjasama dan saling tolong-menolong. Selain itu siswa juga dibiasakan untuk selalu menaati tata tertib dan aturan yang ada.

2. Integrasi dalam Mata Pelajaran

a. Mencantumkan nilai karakter peduli sosial dalam silabus dan

RPP. Integrasi karakter peduli sosial tidak lepas dari RPP yang dikembangkan guru selama pembelajaran. Peneliti menanyakan apakah karakter peduli sosial termuat dalam silabus dan RPP. Kepala sekolah menjelaskan bahwa: “Karakter peduli sosial tercantum dalam silabus dan RPP, karakter tersebut tertulis dan terintegrasi. ” Sabtu, 23 April 2016 Hasil wawancara dengan kepala sekolah didukung dengan hasil wawancara dengan guru berikut. By : “Itu ada kan mas, tapi kan tidak setiap itu terus ditulis mas. Tetapi kan dalam pelaksanaannya walau tidak ditu lis kan nyatanya itu tetap ada.” Sabtu, 30 April 2016 Bw : “Kalau saya sendiri buat mas dan karakter semacam itu ya tetap ada. ” Sabtu, 7 Mei 2016 67 Hasil wawancara kepala sekolah dan guru diperkuat dengan studi dokumen RPP yang dibuat guru. Dari hasil studi dokumen diperoleh data bahwa nilai karakter peduli sosial termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru. Karakter peduli sosial termuat dalam materi pelajaran dan terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah mengembangkan RPP yang memuat nilai karakter peduli sosial yang terintegrasi dalam materi dan kegiatan pembelajaran.

b. Mengintegrasikan nilai karakter peduli sosial dalam

pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial terintegrasi dalam mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Peneliti menanyakan berkaitan dengan bagaimana pengintegrasian karakter peduli sosial dalam mata pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru berikut. Sh : “karakter peduli sosial masuk ke PPKn.” Rabu, 4 Mei 2016 By : “karakter peduli sosial masuk materi PPKn, seperti tenggangrasa, dan tolong menolong, dalam Bahasa Indonesia misalnya cerita tentang tolong menolong, seperti kegiatan di pagi hari, menolong ibu membersihkan tempat tidur .” Sabtu, 30 April 2016 Bw : “peduli sosial masuk ke PPKn, IPS, Bahasa Indonesia, misal cerita tentang menolong sesama dengan mendramakan roll playing. ” Sabtu, 7 Mei 2016 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh hasil bahwa guru sudah berusaha mengintegrasikan karakter peduli 68 sosial dalam beberapa mata pelajaran dan juga mengaitkan dengan materi yang diajarkan seperti PPKn, IPS, dan Bahasa Indonesia. Pengintegrasian dilakukan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di kelas. Hasil wawancara dengan guru tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang memperoleh data bahwa guru mengintegrasikan karakter peduli sosial dalam mata pelajaran IPS memahami peran di dalam keluarga dan lingkungan, contoh kerjasama di lingkungan tetangga. Pada pelajaran Matematika materi pembagian, siswa belajar untuk berbagi, dan berbuat adil. Selain itu guru memberikan tugas kelompok agar siswa bekerjasama dan saling tolong menolong. Guru mengajarakan agar siswa menghargai teman yang sedang menyatakan pendapat di depan kelas. Hasil wawancara dan observasi diperkuat dengan hasil dokumentasi yang didapat yaitu dokumen RPP yang dibuat oleh guru terlampir. Data dokumentasi RPP menunjukkan bahwa guru mencantumkan nilai peduli sosial terintegrasi dalam kegiatan dan materi pelajaran IPS. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maka peneliti menyimpulkan bahwa pengintegrasian karakter peduli sosial dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan cara mengintegrasikan nilai kepedulian 69 sosial dalam materi pelajaran. Guru juga menanamkan karakter tersebut selama proses pembalajaran.

3. Integrasi Budaya Sekolah