88 sekelompoknya, siswa akan bersosial dan bekerjasama serta
tolong menolong teman yang mengalami kesulitan. Pengkondisian yang dilakukan sekolah baik fisik maupun
nonfisik merupakan bagian pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Agus Wibowo 2012: 90 bahwa untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus
dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Berdasarkan uraian diatas sekolah sudah memberikan pengkondisian yang baik dalam
pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial. Sekolah
mengkondisikan lingkungan sekolah yang taat aturan dan mengikuti kode etik yang berlaku. Guru senantiasa memberikan
perhatian pada siswa dan selalu menggunakan kerja kelompok sehingga anak terbiasa untuk bekerjasama, menghargai pendapat
teman yang berbeda dan saling menolong ketika teamn mengalami kesulitan. Pengkondisian tersebut dilakukan agar
siswa nyaman dan terbiasa untuk bersosial, bekerjasama dan saling tolong-menolong.
2. Integrasi dalam Mata Pelajaran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sudah membuat RPP berkarakter yang memuat nilai karakter peduli sosial.
hal ini sesuai dengan pernyataan Zubaedi 2011: 243 bahwa guru kelas harus mampu mempersiapkan dan mengembangkan silabus,
89 memuat
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP
dengan memasukkan nilai-nilai karakter. Nilai karakter peduli sosial dalam
kegiatan pembelajaran terintegrasi karakter untuk menolong sesama dan peduli sosial dalam mata pelajaran IPS, PPKn dan Bahasa
Indonesia. Guru mengintegrasikan nilai kepedulian sosial dalam materi pelajaran gotong royong sebagai bentuk kerjasama di
lingkungan keseharian siswa. Hal ini sesuai dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam materi pelajaran yang
terdapat di dalam Desain Induk Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh Kemendiknas 2010: 21 yaitu mengungkapkan nilai-nilai yang
ada dalam materi pembelajaran, mengintegrasikan nilai karakter menjadi bagian terpadu dari materi pembelajaran, menggunakan
perumpamaan dan membuat perbandingan dengan kejadian-kejadian serupa dalam hidup para peserta didik, mengubah hal-hal negatif
menjadi nilai positif, mengungkapkan nilai-nilai melalui diskusi dan curah pendapat, menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai,
menceritakan kisah hidup orang-orang besar, menggunakan laggu- lagu dan musik untuk mengintegrasikan nilai-nilai, menggunakan
drama untuk melukiskan kejadian-kejadian yang berisi nilai-nilai, menggunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan pelayanan, praktik
lapangan melalui klub-klub atau kelompok kegiatan untuk memunculkan nilai-nilai kemanusiaan.
90 Guru menginternalisasikan nilai peduli sosial melalui kegaitan
dalam proses pembelajaran. Guru senantiasa memberi nasihat agar siswa mau berbagi dan menolong teman yang mengalami kesulitan
dan yang membutuhkan. Guru juga secara spontan menegur siswa yang tidak menghargai dan tidak peduli terhadap siswa lain yang
melakukan presentasi di depan kelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukankan oleh Kemendiknas dalam Jamal Ma’mur Asmani
2012: 59-60 bahwa integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran mengarah pada internalisasi nilai-nilai dalam tingkah laku
sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kegiatan yang dilakukan guru tersebut
dirancang untuk menjadikan siswa menyadari, peduli, dan menginternalisasikan nilai dalam perilaku siswa sehari-hari.
3. Integrasi dalam Budaya Sekolah