19 berkepribadian dan berkarakter. Pendidikan karakter mengembangkan
potensi afektif dalam diri anak sehingga anak sadar dirinya sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. Pendidikan
karakter juga mengembangakan kebiasaan anak agar berperilaku terpuji sehingga nantinya menjadai generasi bangsa yang berbudi
luhur.
5. Nilai-Nilai Karakter
Indonesia memiliki budaya yang didalamnya terdapat nilai-nilai luhur sebagai sumber dalam mendidik generasi penerusnya. Nilai-nilai
luhur tersebut dikembangakan dalam pendidikan formal dan nonformal. Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 51 menegaskan
bahwa nilai-nilai utama yang akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonformal, yaitu jujur, tanggung jawab,
cerdas, sehat dan bersih, peduli, kreatif, dan gotong royong. Selanjutnya Darmiyati Zuchdi, dkk Kun Setyaning Astuti, 2011: 251-
252 mengungkapkan bahwa terdapat 16 nilai-nilai dasar target pendidikan karakter yaitu taat beribadah, jujur bertanggungjawab,
disiplin, memiliki etos kerja, mandiri, sinergis, kritis, kreatif dan inovatif, visioner, kasih sayang dan peduli, ikhlas, adil, sederhana
nasionalisme dan internasionalisme. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang ditanamkan pada
peserta didik dapat diambil dari empat sumber. Menurut Said Hamid Hasan Zubaedi, 2011: 74 nilai-nilai yang dikembangkan dalam
20 pendidikan karakater di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat
sumber, yaitu: a.
Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari
ajaran agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasari nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama. b.
Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang
disebut Pancasila. Pancasila terdapat dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
c. Budaya, manusia hidup bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-
nilai budaya yang belaku di masyarakat tersebut. Nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep
dan arti dalam berkomunikasi antar anggota masyarakat. Budaya begitu penting yang mengharuskan budaya menjadi sumber nilai
dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. d.
Tujuan Pendidikan Nasional, memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
21 tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling
operasional dala pengambangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, dapat dirumuskan sejumlah nilai untuk pendidikan karakter di Indonesia yang meliputi
nilai religius, jujur, toleransi, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab.
Menurut Zamroni Darmiyati Zuchdi, 2011:168-170, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian
Pendidikan Nasional telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
a. Religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
c. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
22 d.
Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki. g.
Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis: cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i.
Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j.
Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsai dan negara diatas
kepentingan diri dan kelompoknya. k.
Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
tehadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
23 l.
Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. m.
Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
n. Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
oarang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya. o.
Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya.
p. Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah keruskan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi. q.
Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung Jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendir, masyarakat, lingkungan alam,
sosial dan budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari delapan belas nilai tersebut, penulis mengambil nilai pedui
sosial, karena melihat perkembangan zaman sekarang yang semakin hedonis dan individualis. Oleh karena itu kepedulian sosial merupakan
nilai penting untuk ditanamkan pada diri siswa sejak dini sehingga
24 diharapkan akan menjadi kebiasaan anak sampai dewasa dan
diwujudkan dalam berkehidupan sehari-hari.
B. Kepedulian Sosial