Mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencana Mengunjungi rumah yatim dan orang jompo.

77 meminjamkan alat tulis pada teman yang tidak membawa. Siswa meminjmkan alat tulis berupa penghapus, pensil, crayon dan serutan pensil. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi peneliti menyimpulkan bahwa kepedulian siswa terlihat dengan sikap meminjamkan alat tulis pada teman yang tidak membawa atau tidak punya.

h. Mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencana

alam. Sekolah melaksanaan pendidikan karakter peduli sosial dalam buaya sekolah dengan bentuk mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencan alam. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah berkaitan dengan hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Sabtu, 23 April 2016 diperoleh data bahwa ketika terjadi bencana, anak-anak untuk mengumpulkan sumbangan uang atau barang. Hasil wawancara dengan kepala sekolah dikuatkan dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa berikut. An : ”Pernah itu kita mengumpulkan uang untuk korban bencana.” Senin, 9 Mei 2016 Zv : ”Iya, sudah pernah.” Rabu, 11 Mei 2016 Dk : ”Ya dibantu, kalau mengumpulkan uang pernah dulu waktu korban bencana merapi. ” Rabu, 11 Mei 2016. Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan siswa dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter 78 peduli sosial, sekolah pernah mengumpulkan uang dan barang untuk membantu korban bencana alam.

i. Mengunjungi rumah yatim dan orang jompo.

Penanaman karakter peduli sosial dalam budaya sekolah dapat dilihat melalui program sekolah, salah satunya kunjungan sekolah ke rumah yatin dan panti jompo. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru berkaitan dengan hal tersebut. My : “Setiap Idul Adha kan kita bakti sosial juga terhadap masyarakat sekitar, Idu Fitri itu kita biasanya kunjungan ke panti weda, panti asuhan, ganti-gantian. Anak-anaknya kita ajak kesana juga berperan serta juga kita ajarkan mengulurkan sesuatu yang bermanfaat. ” Sabtu, 23 April 2016 By : “Iya mas tiap tahun kita mengadakan bakti sosial ke panti asuhan dan juga kalau idul adha itu kita bagi-bagi daging kurban ke masyarakat sekitar sekolah. Itu setiap bulan ramadhan kita ajak anak ikut pesantren kemudian kita ajak anak berkunjung ke panti yatim. ” Sabtu, 30 April 2016 Sh : “Ketika Ramadhan ke panti wedha atau ke panti asuhan, kita menengok ke taman yang sakit, ikut takziah, kita membawa beberapa anak. ” Rabu, 4 Mei 2016 Bw : “Setiap tahun kita rutin berkunjung ke panti dan pondok yatim. Kita ajak anak-anak juga kesana, kita ajari berbagi dan menolong yang membutuhkan. ” Sabtu, 7 Mei 2016 hasil wawancara dengan guru lain terlampir Hasil wawancara kepala sekolah dan guru dikuatkan dengan hasil wawancara dengan siswa berikut. An : ”Dulu itu waktu Ramadhan.” Senin, 9 Mei 2016 Zv : ”Iya waktu Ramadhan itu.” Rabu, 11 Mei 2016 Dk : ”Pernah, dulu kan ngaji dulu disini, terus sian ke panti putri. ” Rabu, 11 Mei 2016. 79 Hasil wawancara kepala sekolah, guru dan siswa didukung dengan studi dokumentasi berupa gambar kegiatan bakti sosial di panti yatim. Data studi dokumentasi menunjukkan bahwa siswa melakukan kunjungan ke panti yatim, siswa juga melakukan kegiatan bakti sosial di panti tersebut. Salah seorang guru terlihat memberikan sumbangan pada panti yatim. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi, peneliti menyimpulkan bahwa sekolah melaksanakan pendidikan karakter peduli sosial dengan melakukan kunjungan ke panti yatim.

j. Menghormati petugas-petugas sekolah.