20
d. Adanya rasa memiliki dan dimiliki oleh kelompok. Rasa bangga para anggota memiliki dan dimiliki kelompok terlihat dari sikap
taat anggota terhadap norma yang berlaku dalam kelompok. e. Frekuensi pertemuan. Kelompok memiliki jadwal petemuan yang
teratur dan dapat dihadiri oleh seluruh anggota. Dalam setiap pertemuan diharapkan memiliki kebermanfaatan bagi kelompok.
f. Hubungan yang bersifat kerjasama antara anggotanya. Hubungan yang anggota mampu menempatkan kepentingan kelompok diatas
kepentingan individu. g. Organisasi yang mantap dimana para anggotanya mempunyai
tanggung jawab untuk bekerjasama untuk kepentingan kepuasan kebutuhan masingmasing anggota.
Jadi dapat disimpulkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok yaitu: bahasa dan proses berfikir yang sama,
masalah-masalah dan tujuan-tujuan yang sama, cara berkomunikasi serta saluran-saluran komunikasi yang jelas antar sesama anggota,
adanya rasa memiliki dan dimiliki oleh kelompok, frekuensi pertemuan, hubungan yang bersifat kerjasama antara anggotanya serta
organisasi yang mantap dimana para anggotanya mempunyai tanggung jawab untuk bekerjasama untuk kepentingan kepuasan
kebutuhan masing-masing anggota.
21
4. Ciri-ciri Kelompok yang Kohesif
Menurut Shaw Bimo Walgito, 2007: 46 dalam kelompok, situasi interaksi para anggota kelompok dapat bervariasi, sehingga
situasi kelompok satu dengan yang lain dapat berbeda. Demikian pula situasi interaksi anggota satu dengan anggota yang lain dapat berbeda-
beda pula. Suatu kelompok dapat solid, tetapi juga dapat kurang solid. Hal demikian berkaitan dengan kohesi kelompok. Tingkatan kohesi
akan menunjukkan seberapa baik kekompakan dalam kelompok bersangkutan.
Shaw Sunarru Samsi Hariadi, 2011: 28 mengungkapkan bahwa suatu kelompok memiliki kohesivitas yang tinggi dilihat dari
sikap para anggota kelompoknya. Anggota kelompok pada kelompok yang kohesinya tinggi lebih energik didalam aktivitas kelompok,
jarang absen dalam pertemuan kelompok dan merasa senang apabila kelompok berhasil dan bersedih apabila kelompoknya gagal. Shaw
juga menjelaskan bahwa kohesi kelompok yang tinggi ditandai dengan curahan waktu untuk perencanaan kegiatan dan semua anggota
kelompok mengikuti rencana yang telah disetujuinya. Kelompok dengan kohesi yang tinggi pemimpinnya berperilaku demokratik,
sedangkan pada kelompok dengan kohesi yang rendah pemimpinnya berperilaku seperti “bos” dan cenderung autokratik.
Abu Huraerah dan Purwanto 2006: 47 menyebutkan bahwa anggota kelompok yang kohesif lebih siap untuk berpartisispasi
22
didalam pertemuan-pertemuan kelompok. Mereka lebih setuju terhadap tujuan kelompok, lebih siap menerima tugas-tugas dan
peranan serta lebih mentaati norma-norma kelompok. Mereka juga memelihara dan mempertahankan norma-norma serta menolak orang
lain yang merasa tidak sesuai dengan norma kelompok. Kelompok yang kohesif memiliki anggota yang loyal terhadap kelompok,
mempunyai rasa tanggung jawab, mempunyai motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas serta merasa puas atas pekerjaan kelompok.
Selanjutnya anggota kelompok tersebut lebih sering berkomunikasi secara efektif.
Bimo Walgito 2007: 49 menambahkan bahwa pada anggota kelompok dengan kohesi tinggi, komunikasi antar anggota tinggi dan
interaksinya berorientasi positif. Anggota kelompok dengan kohesi tinggi bersifat kooperatif dan pada umumnya mempertahankan dan
meningkatkan integrasi kelompok Dari pemaparan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri kelompok yang kohesif yaitu : a. Anggota rajin menghadiri pertemuan kelompok
b. Anggota senang jika kelompok berhasil dan sedih ketika kelompok gagal
c. Anggota siap mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk kepentingan kelompok
d. Memiliki pemimpin yang demokratis