27
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan- bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Jadi role playing merupakan cara belajar
yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan karakter sesuai dengan
naskah yang telah dibuat dan materi yang telah ditentukan, sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang akan
diperankan.
2. Jenis-jenis Role Playing
Menurut Adrian Doff Ayu Fitriana, 2014: 20, ada dua jenis dalam bermain peran yaitu:
a. Scripted Role Playing Bermain peran berdasarkan naskah Dalam jenis ini, role playing dilakukan berdasarkan
naskah yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara membaca dan memerankan cerita yang sudah ada sehingga membentuk sebuah
percakapan. Jenis ini memberikan siswa sebuah gambaran mengenai isi atau makna dari percakapan yang diperankan.
Fungsi utama dari semua teks yang disampaikan memiliki makna yang mengesankan atau arti yang dapat diingat oleh pemerannya.
28
Dengan kata lain, pada jenis ini siswa memainkan peran berdasarkan naskah yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Unscripted Role Play Bermain peran tanpa naskah Berbeda dengan bermain peran berdasarkan naskah, jenis
ini meminta siswa untuk memainkan peran dengan tidak bergantung pada naskah. Hal ini dikenal sebagai bermain peran
bebas atau improvisasi. Siswa hanya mengetahui gambaran cerita mengenai peran yang akan dimainkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kedua jenis bermain peran yang dikemukakan oleh Adrian Doff. Pada siklus pertama,
peneliti mengunakan jenis Scripted Role Playing Bermain peran berdasarkan naskah. Pemeran membaca dan menghafalkan naskah
sebelum mempraktikkan. Pada siklus kedua peneliti menggunakan jenis Unscripted Role Play Bermain peran tanpa naskah. Pemeran
diberitahu alur cerita dan percakapan awal untuk memulainya. Selanjutnya pemeran bebas untuk berperan sesuai alur yang ada.
3. Langkah-langkah pembelajaran role playing
Menurut Djamarah dan Zain 2002: 39, langkah-langkah dalam pembelajaran role playing sebagai berikut
a. Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan
masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya.
29
b. Pemilihan peran,
memilih peran
yang sesuai
dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan
apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. c. Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah
membuat dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.
d. Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.
e. Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario
bermain peran. f. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta
pertanyaan yang muncul dari siswa. g. Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang telah
dilakukan. Tahap-tahap bermain peran yang dikemukakan oleh Djamarah
dan Zain, lebih dijelaskan lagi oleh Sri Wahyuningsih, dkk 2012: 3 dalam jurnal penelitian menjelaskan tahap persiapan. Langkah-
langkah penggunaan metode bermain peran yang dilakukan yaitu:
a.
Menyampaikan pokok bahasan.
b.
Menjelaskan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
30
c.
Mempersiapkan naskah skenario pelaksanaan metode ber-main peran yang telah dibuat dan memba-gikan kepada siswa untuk
dibaca.
d.
Membentuk kelompok bermain peran 4-6 siswa secara heterogen dan salah satu sis-wa menjadi ketua kelompok.
e.
Membantu kelompok untuk menentukan peran yang akan dimainkan.
f.
Mempersiapkan media yang.
g.
Menunjuk kelompok bermain peran yang telah berlatih untuk tampil di depan kelas.
4. Kelebihan Role Playing
Djamarah dan Zain 2002: 42 mengemukakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dalam penerapan role playing. Kelebihan dari
teknik role playing adalah sebagai berikut:
a. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa
harus tajam dan tahan lama. b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan kreatif. Pada waktu
bermain peran, para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.