Tugas Perkembangan Masa Remaja

38 kebanggaan anggota terhadap kelompoknya. Paparan permasalahan diatas, mengindikasikan bahwa kelompok memiliki kohesivitas kelompok yang rendah. Kohesivitas kelompok merupakan kecenderungan anggota kelompok untuk tetap membentuk ikatan sosial, sehingga para anggota tetap bertahan dan bersatu dalam kelompok. Kelompok yang kohesi memiliki ciri-ciri yaitu, anggota rajin menghadiri pertemuan kelompok, anggota senang jika kelompok berhasil dan sedih ketika kelompok gagal, anggota siap mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk kepentingan kelompok, memiliki pemimpin yang demokratis, anggota mentaati dan menjaga norma dan nama baik kelompok, anggota saling berkomunikasi secara efektif Ciri-ciri diatas tidak akan terwujud pada suatu kelompok yang kohesivitasnya rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang mampu mengupayakan peningkatan kohesivitas kelompok. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam peningkatan kohesivitas kelompok, salah satunya adalah menggunakan teknik role playing. Melalui role playing, siswa dilatih untuk lebih imajinatif dan kreatif agar siswa tidak lagi malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, dalam role playing siswa dapat melatih kerjasama, komunikasi antar anggota, saling menghargai baik menghargai diri sendiri dan orang lain, serta memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dalam kelompok. 39 Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa role playing berpengaruh positif terhadap kohesivitas kelompok. Wujud dari pengaruh positif tersebut yaitu role playing mampu mempengaruhi kohesivitas kelompok menjadi lebih baik. Dari kohesivitas kelompok yang rendah menjadi kohesivitas kelompok yang tinggi.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui teknik Role Playing dapat meningkatkan kohesivitas anggota kelompok pengurus OSIS di SMP Negeri 3 Sambit Ponorogo. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Suharsimi Arikunto 2010: 129 mendefinisikan pengertian tindakan kelas dengan menggabungkan batasan pengertian dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Kemmis Wina Sanjaya, 2011: 24, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Pendapat lain dikemukakan oleh Elliot Wina Sanjaya, 2011: 25, penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya. Berdasarkan beberapa definisi penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan didalam kelas dan memiliki serangkaian proses yaitu diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruhnya. Kegiatan penelitian tindakan ditekankan pada upaya peningkatan