Ciri-ciri Masa Remaja Tinjauan tentang Perkembangan Anak SMP 1. Pengertian Remaja

36 a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karir ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideology. Perkembangan peran sosial juga dibutuhkan oleh remaja. Dimana remaja ingin dilihat mandiri oleh orang disekitarnya. Dengan kata lain remaja memiliki keinginan untuk mencari identitas diri. Hal tersebut senada dengan pendapat Rudi Mulyatiningsih, dkk. 2004: 7 yang mengatakan bahwa remaja dalam mencari identitas diri tersebut didorong oleh rasa ingin diakui orang lain dengan menonjolkan diri dalam kegiatan positif. Salah satu cara menonjolkan diri dalam hal positif adalah melalui pengembangan kemampuan yang dimiliki seperti kegiatan dalam organisasi dan juga sesuai dengan bakat yang dimiliki. Perkembangan peran sosial remaja banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar diri, seperti teman sebaya, media masa, dan media elektronik. Oleh sebab itu, perkembangan peran sosial remaja perlu mendapat pengawasan. Tanpa pengawasan, remaja dapat menonjolkan diri dalam hal yang negatif karena ingin dilihat oleh orang lain. Seperti, mabuk-mabukan, kebut-kebutan, dan sebagainya. Dari pemaparan di atas, yang termasuk aspek perkembangan sosial remaja yaitu : 37 a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

D. Kerangka Berpikir

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam tahap perkembangan sosialnya, seorang remaja membutuhkan kondisi-kondisi yang dapat membuat dirinya mampu menyalurkan kebutuhan sosialnya. Dengan mengikuti organisasi sosial memberikan keuntungan bagi perkembangan sosial remaja. Banyak sekali organisasi yang ditawarkan disekolah, salah satunya yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang biasa disingkat OSIS. Kenyataan di lapangan, tidak semua remaja mampu berinteraksi dengan baik antara teman sebayanya terutama di lingkungan sosial yang baru. Permasalahan itu antara lain siswa menutup diri dan malu untuk berbaur dengan temannya. Hal ini menyebabkan para siswa tidak saling mengenal, bersikap individualis dan kurangnya kebersamaan dalam kelompok. Komunikasi yang belum efektif, seringkali terjadi pada lingkungan yang baru. Ketidaknyamanan tersebut menyebabkan rendahnya minat berkumpul para anggota dan dapat menimbulkan berbagai kubu didalam kelompok. Hal tersebut juga mempengaruhi 38 kebanggaan anggota terhadap kelompoknya. Paparan permasalahan diatas, mengindikasikan bahwa kelompok memiliki kohesivitas kelompok yang rendah. Kohesivitas kelompok merupakan kecenderungan anggota kelompok untuk tetap membentuk ikatan sosial, sehingga para anggota tetap bertahan dan bersatu dalam kelompok. Kelompok yang kohesi memiliki ciri-ciri yaitu, anggota rajin menghadiri pertemuan kelompok, anggota senang jika kelompok berhasil dan sedih ketika kelompok gagal, anggota siap mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk kepentingan kelompok, memiliki pemimpin yang demokratis, anggota mentaati dan menjaga norma dan nama baik kelompok, anggota saling berkomunikasi secara efektif Ciri-ciri diatas tidak akan terwujud pada suatu kelompok yang kohesivitasnya rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang mampu mengupayakan peningkatan kohesivitas kelompok. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam peningkatan kohesivitas kelompok, salah satunya adalah menggunakan teknik role playing. Melalui role playing, siswa dilatih untuk lebih imajinatif dan kreatif agar siswa tidak lagi malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, dalam role playing siswa dapat melatih kerjasama, komunikasi antar anggota, saling menghargai baik menghargai diri sendiri dan orang lain, serta memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dalam kelompok.