Rencana Tindakan 1. Pra tindakan

46 c Peneliti bersama dengan guru BK memberikan materi pengantar mengenai pengertian kohesivitas kelompok, faktor yang mempengaruhi, dan manfaat kohesivitas kelompok. d Peneliti bersama pengurus OSIS dan guru membentuk kelompok untuk memainkan peran yang telah disiapkan oleh peneliti. e Peneliti dan guru BK memastikan kesiapan kelompok yang akan tampil mempraktikan role playing. f Pengurus OSIS pada kelompok pertama mepraktikkan role playing dengan tema “Kerjasama”, pengurus lain yang belum tampil atau berperan bertindak sebagai observer. g Mendiskusikan tentang peran yang sudah dilakukan dengan tema “Kerjasama” dengan semua pengurus OSIS, serta dilakukan sesi tanya jawab. h Guru BK membagikan naskah kepada kelompok selanjutnya untuk dipelajari dan akan diperankan pada pertemuan selanjutnya. i Penutupan dengan melakukan diskusi tentang kesan dan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. 47 2 Tindakan kedua a Pembukaan, dilakukan sedikit pemanasan dengan membahas tindakan sebelumnya dan memastikan kesiapan pengurus OSIS untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. b Peneliti dan guru BK memastikan kesiapan kelompok yang akan tampil mempraktikan role playing. c Pengurus OSIS pada kelompok kedua mepraktikkan role playing dengan tema “Menolong”, pengurus lain yang belum tampil atau berperan bertindak sebagai observer. d Mendiskusikan tentang peran yang sudah dilakukan dengan tema “Menolong” dengan semua pengurus OSIS, serta dilakukan sesi tanya jawab. e Guru BK membagikan naskah kepada kelompok selanjutnya untuk dipelajari dan akan diperankan pada pertemuan selanjutnya. f Penutupan dengan melakukan diskusi tentang kesan dan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. 3 Tindakan ketiga a Pembukaan, dilakukan sedikit pemanasan dengan membahas tindakan sebelumnya dan memastikan kesiapan pengurus OSIS untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. b Peneliti dan guru BK memastikan kesiapan kelompok yang akan tampil mempraktikan role playing. 48 c Pengurus OSIS pada kelompok kedua mepraktikkan role playing dengan tema “Toleransi”, pengurus lain yang belum tampil atau berperan bertindak sebagai observer. d Mendiskusikan tentang peran yang sudah dilakukan dengan tema “Toleransi” dengan semua pengurus OSIS, serta dilakukan sesi tanya jawab. e Guru BK membagikan naskah kepada kelompok selanjutnya untuk dipelajari dan akan diperankan pada pertemuan selanjutnya. f Penutupan dengan melakukan diskusi tentang kesan dan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. 4 Tindakan keempat a Pembukaan, dilakukan sedikit pemanasan dengan membahas tindakan sebelumnya dan memastikan kesiapan pengurus OSIS untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. g Peneliti dan guru BK memastikan kesiapan kelompok yang akan tampil mempraktikan role playing. h Pengurus OSIS pada kelompok kedua mepraktikkan role playing dengan tema “Komitmen”, pengurus lain yang belum tampil atau berperan bertindak sebagai observer. i Mendiskusikan tentang peran yang sudah dilakukan dengan tema “Komitmen” dengan semua pengurus OSIS, serta dilakukan sesi tanya jawab. 49 j Penutupan dengan melakukan diskusi tentang kesan dan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. Tindakan di atas dilaksanakan dengan alokasi waktu 30 menit tiap pertemuan. Apabila tindakan pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan maka tindakan akan dilaksanakan pada siklus ke II dengan mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang ada pada siklus I dan seterusnya

c. Observasi

Observasi dilakukan terhadap proses pemberian teknik role playing dengan menggunakan lembar observasi. Peneliti mencatat apa yang terjadi selama proses pemberian layanan pada setiap siklus agar memperoleh data yang lengkap sebagai bahan untuk memperbaiki layanan yang diberikan pada siklus berikutnya. Hal- hal yang diamati pada saat pelaksanaan tindakan adalah kepercayaan diri pengurus OSIS dalam memainkan peran dan menangapi permasalahan yang ada di dalam proses role playing, interaksi pengurus dengan pengurus lain serta kepada guru BK, kemampuan pengurus dalam mengungkap dan memilih alternatif- alternatif pemcahan masalah, dan keaktifan pengurus OSIS dalam mengikuti kegiatan dan diskusi serta memilih alternatif pilihan. Selain pengamatan terhadap proses role playing, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap hasil, antara lain keberhasilan pengurus dalam menjalin interaksi sosial dengan 50 pengurus lainnya, kemampuan pengurus OSIS dalam berempati dan menghargai teman, keberanian pengurus dalam berpendapat dan membuat keputusan dalam role playing, kemampuan pengurus dalam menjalin kerjasama, dan tanggung jawab atau komitmen pengurus dalam melaksanakan alternatif pemecahan masalah yang telah dibuat bersama. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesesuaian pemberian tindakan dengan rancangan tindakan. Observasi juga dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan dapat mempengaruhi kohesivitas kelompok seperti yang diharapkan di setiap kegiatan, yaitu meningkatkan kohesivitas kelompok pengurus OSIS. Selanjutnya, hasil observasi akan diakumulasikan dalam laporan hasil penelitian.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah berbagai macam data terkumpul dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana teknik role playing dapat berasil mengatasi masalah dalam meningkatkan kohesivitas kelompok pengurus OSIS. Refleksi juga dilakukan untuk memahami proses dan kendala yang terjadi selama proses berlangsung. Peneliti menggunakan skala kohesivitas yang diberikan kepada pengurus OSIS pada akhir siklus post test, yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kohesivitas pada kepengurusan OSIS setelah diberi tindakan, selain itu hasil 51 wawancara dan observasi juga menjadi hal yang penting dalam mendukung penelitian. Apabila siklus pertama sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya atau diberhentikan. Namun jika siklus pertama belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan siklus yang kedua. Refleksi dari tindakan pada siklus pertama akan digunakan sebagai evaluasi untuk melakukan revisi pada tindakan yang kedua dengan berdiskusi bersama guru BK dan tanggapan dari pengurus. Jika hasil dari siklus kedua telah sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan, maka penelitian akan dihentikan.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto 2010: 100 menyatakan teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data menurut Sugiyono 2012: 224 dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui observasi pengamatan, interview wawancara, kuesioner angket, dokumentasi dan gabungan keempatnya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data meliputi skala kohesivitas angket, observasi pengamatan, dan interview wawancara. 52 Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto 2006: 137 yaitu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, serta sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah skala kohesivitas, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Menurut Sugiyono 2012: 149, titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti, dari variable-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melakukan penyususnan instrumen untuk meningkatkan kohesivitas kelompok melalui teknik role playing pada pengurus OSIS SMP Negeri 3 Sambit sebagai berikut:

1. Skala Kohesivitas

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Pada skala Likert, responden diminta untuk menjawab suatu pertanyaan atas pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Menurut Soehartono Purwo Herlianto, 2013: 49 Skala Likert terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang 53 akan diukur. Operasionalisasi variabel diterjemahkan melalui indikator pengembangan instrumen. Alat pengumpul data tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Langkah-langkah untuk membuat angket kohesivitas adalah sebagai berikut: a. Membuat definisi operasional Kohesivitas kelompok merupakan kecenderungan anggota kelompok untuk tetap berada didalam kelompok tersebut dengan membentuk ikatan sosial, sehingga para anggota tetap bertahan dan bersatu dalam kelompok untuk menuju suatu tujuan tertentu yang sudah disepakati. b. Membuat kisi-kisi instrumen Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil Suharsimi Arikunto, 2010: 205. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kisi-kisi Instrument Skala Kohesivitas Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item ∑ + - Kohesivitas 1. Kerjasama a. Melakukan kegiatan bersama pengurus lain demi tercapainya tujuan bersama. 1, 23, 45 12, 34 5 b. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 2, 24 13, 35, 46 5 c. Saling bertukar ide atau tenaga dengan teman lain. 3, 25 14, 36 4 54 Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item ∑ + - Kohesivitas 2. Menolong a. Membantu anggota lain yang mengalami kesulitan. 4, 26, 48 15, 37 5 b. Memberikan bantuan tanpa diminta. 5, 27, 49 16, 38 5 c. Tidak mengharap imbalan atau pujian dari anggota lain dalam menolong. 6, 28 17, 39, 50 5 3. Toleransi a. Mendengarkan pendapat orang lain. 7, 29 18, 40 4 b. Menghargai usaha orang lain tanpa melihat hasil yang dicapai. 8, 30 19, 41 4 4. Komitmen a. Keinginan tetap bertahan di dalam kelompok. 9, 31 20, 42 4 b. Mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi. 10, 32 21, 43, 47 5 c. Patuh terhadap peraturan-peraturan kelompok. 11, 33 22, 44 4 Jumlah Item 25 25 50 c. Menyusun item skala kohesivitas berdasarkan kisi-kisi Skala yang dimodifikasi dari skala Likert digunakan untuk mengukur keakraban, kerjasama dan komitmen anggota dalam kelompok. Setiap pernyataan skala prososial dilengkapi empat pilihan jawaban yaitu sangat sesuai SS, sesuai S, tidak sesuai TS, dan sangat tidak sesuai STS. Skor untuk skala perilaku prososial adalah sebagai berikut :