flag of significant yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian
ini diterima dan hubungannya signifikan.
4.6 Pembahasan
Setelah melalui tahapan analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan program SPSS 13,0, penelitian menunjukkan bahwa Ha :
terdapat pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir diterima. Hubungan
tersebut memiliki nilai cukup berarti sehingga terbukti bahwa komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Panduan yang digunakan peneliti dalam mengukur pelaksanaan komunikasi
organisasi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah pendapat Arni Muhammad dalam buku komunikasi organisasi 2009. Adapun
pengukuran tersebut dilihat dari tiga bentuk komunikasi di dalam suatu organisasi yaitu komunikasi ke bawah downward communication, komunikasi ke atas
upward communication, dan komunikasi sejajar horizontal communication. Komunikasi ke bawah yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir merupakan komunikasi dari atasan yakni kepala bidang kepada bawahan yaitu kepala seksi dan staff yang berhubungan langsung
dengan kepala bidang. Komunikasi yang dilaksanakan dapat berupa instruksi atau perintah untuk melaksanakan suatu tugas, mendeskripsikan pelaksanaan tugas,
menjelaskan tujuan suatu aktivitas, memberikan pemahaman tentang organisasi, menyampaikan informasi mengenai praktik-praktik kerja maupun peraturan-
peraturan kantor, dan menyampaikan penilaian terhadap kinerja bawahan. Hasil penelitian dari pegawai dan staff yang berkedudukan sebagai bawahan,
diketahui bahwa atasan menyampaikan perintah untuk melaksanakan suatu tugas, mendeskripsikan pelaksanaan tugas, menjelaskan tujuan suatu aktivitas kepada
bawahan, dilakukan dengan jelas. Pesan disampaikan secara tertulis melalui lembaran Tupoksi Tugas pokok fungsi yang diberikan kepada masing-masing
bawahan. Untuk menjelaskan seluruh rangkaian kerja dalam tupoksi, atasan
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan secara lisan baik dalam kondisi formal pada saat rapat maupun informal pada saat di luar rapat.
Apabila atasan memberi perintah di luar tupoksi, atasan menyampaikan perintah secara lisan maupun tulisan dengan jelas, secara detail, terperinci, dan
dengan bahasa yang sederhana kepada pegawai. Dalam menyampaikan informasi- informasi terbaru maupun pemahaman-pemahanan baru yang dapat menambah
wawasan bawahan baik terhadap pekerjaan maupun terhadap Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir, atasan selalu memberikan
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya media internet. Peraturan-peraturan dan pemahaman-pemahaman baru yang diperoleh atasan dari
diklat yang diikuti dari luar kota misalnya, disampaikan secara jelas untuk membuat bawahan mengetahui peraturan-peraturan baru dan pola pikir yang baru
yang bersifat membangun. Dalam memberikan penilaian kinerja, atasan menyampaikannya secara tertulis melalui DP3 setiap tahunnya, hal positif dan
negatif dituangkan di dalamnya. Untuk menjelaskan maksud yang kurang dimengerti bawahan, atasan menyampaikannya secara lisan kepada bawahan
dengan bahasa yang sederhana dengan tetap menjaga agar tidak ada kesalahpahaman dan perasaan tersinggung pada bawahan.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa proses menyampaikan perintah, mendeskripsikan tugas, menjelaskan pelaksanaan tugas, menjelaskan tujuan
aktivitas dan kaitannya terhadap aktivitas lain, menyampaikan suatu pemahaman, menyampaikan informasi mengenai praktik-praktik maupun peraturan-peraturan,
dan menyampaikan penilaian dari atasan kepada bawahan, atasan menyampaikannya dengan jelas. Penyampaian pesan yang baik dari atasan ini
membuat bawahan mengerti sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Hasil penelitian yang diperoleh dari bawahan diperkuat dengan hasil
penelitian yang diperoleh dari atasan melalui wawancara, dimana atasan mengatakan bahwa perintah untuk melakukan tugas, menjelaskan tujuan aktivitas,
disampaikan dengan jelas, terbukti ketika bawahan itu dapat melaksanakan tugas seperti yang diinginkan oleh atasan. Contohnya, kepala bidang pelayanan
kependudukan memberi petunjuk kepada bawahan mengenai penerbitan Kartu Kelurga dan Kartu Tanda Penduduk. Atasan menjelaskan kepada bawahan
Universitas Sumatera Utara
bagaimana melaksanakan tugas tersebut, bawahan melaksanakan sesuai dengan perunjuk atasan, hal tersebut terjadi karena petunjuk dari atasan dimengerti oleh
bawahan. Kepala bidang pencatatan sipil memberi petunjuk kepada bawahan mengenai pencatatan perkawinan, kelahiran penceraian, pengakuan dan
pengesahan anak dan lainnya dengan jelas. Hal tersebut tampak ketika bawahan melaksanakan tugas sesuai petunjuk atasan. Kepala bidang informasi teknologi
memberi perintah kepada bawahan untuk mengadakan penyuluhan, bawahan melaksanakan penyuluhan sesuai yang diperintahkan oleh atasan. Dari penjelasan
diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan data yang diperoleh dari bawahan dan atasan.
Hal ini memperkuat teori Everett M. Rogers yang menyatakan bahwa komunikasi suatu proses hubungan yang di dalamnya terdapat pertukaran
informasi yaitu penyaluran ide kepada orang lain yang akhirnya menciptakan pengertian yang membuat orang lain tersebut mengubah tingkah lakunya.
Misalnya pada bidang Sistem Informasi Administrasi, atasan memberi perintah kepada bawahan untuk membuat dokumen kependudukan. Atasan
menjelaskan kepada bawahan bagaimana mengatasi masyarakat yang hendak mengurus dokumen kependudukan namun kurang mengerti prosedurnya. Atasan
menjelaskan langkah apa yang harus dilakukan bawahan, bawahan melakukan sesuai dengan yang diperintahkan atasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perintah atasan tersebut jelas dan atasan pun mem Komunikasi ke atas merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan
oleh bawahan yakni kepala seksi dan staff kepada kepada atasan yakni kepala bidang Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Komunikasi
yang dilakukan berupa menyampaian laporan kerja, memberikan saran-saran, menyampaikan penjelasan anggaran, menyampaikan pendapat, menyampaikan
keluhan, menyampaikan permohonan, dan memberikan masukan untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa bawahan menyampaikan hasil laporan kerja dengan jelas kepada atasan. Laporan disampaikan secara formal pada saat
rapat internal bagian dan informal secara lisan pada saat bekerja di kantor. Laporan disampaikan secara rutin. Di bagian lain, bawahan tidak perlu
Universitas Sumatera Utara
menyampaikannya secara formal karena atasan dapat melihat secara langsung apa yang dikerjakan oleh bawahannya. Di dalam menyampaikan saran-saran, bawahan
diberi kesempatan untuk memaparkan dampak positif dan negatif pekerjaan, baik secara informal maupun formal pada saat rapat. Untuk menjelaskan usulan
anggaran, bawahan menjelaskan kepada atasan berapa blanko yang mereka butuhkan. Bawahan dapat menyampaikan pendapat mereka secara terbuka kepada
atasan. Dalam menyampaikan keluhan-keluhan, bawahan dapat menyampaikannya pada saat rapat formal namun lebih sering pada saat informal,
keluhan disampaikan secara leluasa, terbuka, dan jelas. Demikian juga dengan permohonan dan masukan, bawahan memiliki kesempatan untuk
menyampaikannya dengan terbuka, leluasa, dan jelas. Berdasarkan hasil penelitian, proses penyampaian pesan dari bawahan
terhadap atasan dikatakan jelas. Komunikasi yang baik dan jelas tersebut membuat atasan mengetahui laporan kerja bawahannya, mengetahui kebutuhan
bawahan, mengetahui keluhan bawahannya, dan memperoleh masukan yang dapat dijadikan pertimbangan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kantor, dimana
semua hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan kantor dengan baik dan maksimal. Disamping atasan merasa terbantu, bawahan juga terbantu dimana
bawahan juga akhirnya mendapat solusi dari atasan. Hasil penelitian yang diperoleh dari bawahan diuji kebenarannya melalui
wawancara dengan atasan. Hasil wawancara dengan atasan, salah satunya dengan kepala bidang pelaynanan kependudukan, atasan menyatakan bahwa atasan
mengerti laporan kerja yang diberikan bawahan melalui rekapitulasi penerbitan Kartu Kelurga dan Kartu Tanda Penduduk yang diberikan setiap bulannya. Kepala
bidang catatan sipil mengatakan bahwa atasan mengerti keluhan dan masukan yang diberikan oleh bawahan meski tidak seluruhnya, hanya sebagian masukan
dijadikan keputusan oleh atasan oleh karena berbagai pertimbangan. Dari penjelasan yang diperoleh, data dari bawahan dan atasan tidak ada perbedaan,
adapun perbedaan dimana beberapa bawahan menyatakan bahwa keluhan mereka kurang ditanggapi, itu terjadi karena tidak semua keluhan maupun masukan yang
diberikan bawahan kurang tepat sasaran sehingga kurang dipertimbangkan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini memperkuat pendapat Pace 1989 yang menyatakan bahwa komunikasi dari bawahan ke atasan dapat membuat atasannya tahu kapan
harus memberikan informasi kepada bawahannya, atasan dapat menjadikan saran dari bawahannya sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan, dan atasan
dapat membantu bawahan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam pekerjaan mereka.
Komunikasi sejajar merupakan proses penyampaian pesan maupun informasi diantara pegawai sederajat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba
Samosir. Komunikasi sejajar yang terjadi berupa komunikasi berbagi pengalaman dan perasaan saat bekerja di dalam dinas maupun di luar dinas, komunikasi untuk
menciptakan rasa persaudaraan, komunikasi untuk menserasikan pelaksanaan tugas dan menghindari penggandaan tugas, komunikasi menggalang kerukunan,
komunikasi untuk membahasa penanggulangan suatu masalah, komunikasi untuk mengoreksi pekerjaan sesama, komunikasi untuk membina hubungan yang
harmonis. Komunikasi yang terjadi diantara pegawai sederajat dalam berbagi
pengalaman dan perasaan berlangsung secara terbuka, baik pada saat di kantor maupun pada saat di luar kantor yakni pertemuan keluarga. Komunikasi yang
terjalin dapat menciptakan kedekatan. Kedekatan itu mendorong pegawai mempertahankan komunikasi sehingga pegawai sederajat tetap leluasa guna
mempertahankan kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan secara maksimal. Hasil penelitian komunikasi organisasi diatas berhasil memperkuat teori Judy
C. Pearson bahwa komunikasi organisasi diadakan salam suatu organisasi memberi dua manfaat, baik terhadap pegawai yaitu memupuk hubungan baik,
memperoleh kepercayaan terhadap pegawai, maupun terhadap organisasi dimana komunikasi dapat membantu pegawai menyelesaikan tugas-tugas kantor,
mengambil keputusan yang tepat, menghindari terjadinya konflik, dan meningkatkan hubungan yang harmonis di kantor.
Selain mempertahankan jalinan komunikasi yang berlangsung, komunikasi organisasi juga mampu meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga faktor yang dikemukakan oleh Suranto 2005. Ketiga faktor pengukur kinerja
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah tugas fungsional, tugas perilaku, dan tugas etika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang berlangsung di Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir mampu meningkatkan kinerja pegawai.
Melalui komunikasi organisasi, pegawai akhirnya mengetahui tugas pokok fungsi mereka. Pegawai bekerja sesuai tupoksi mereka masing-masing, pegawai
bekerja sesuai dengan wewenang mereka, oleh karena tupoksi jelas dengan segala resiko yang harus ditanggung, pegawai bertanggung jawab dan bersedia
menanggung akibat yang mempersalahkan pegawai dalam pekerjaan. Selain itu, pegawai juga terdorong untuk menggunakan kemampuan mereka secara maksimal
dan sering menciptakan ide-ide yang dapat membantu pegawai mencapai tujuan dengan baik. Kebersamaan pegawai di kantor terjalin dengan baik, hal tersebut
membuat pegawai mampu bekerjasama dalam tim untuk mempermudah pencapaian tujuan organisasi.
Hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang terjalin di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat
memenciptakan saling pengertian diantara sesama pegawai, saling percaya, dan menciptakan kerjasama demi mencapai tujuan organisai, menguatkan sebuah
penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Artinto Danang Saputra Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma mengenai komunikasi
terhadap kinerja akademik yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja akademik, dimana pengaruh tersebut menunjukkan
bahwa dengan adanya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama untuk kepentingan bersama dalam suatu organisasi.
Tabel silang menunjukkan pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Hubungan antara pemberian perintah untuk melaksanakan tugas dari kepala bidang kepada kepala seksi dan staff dapat kita lihat pada tabel 4.82 Berdasarkan
tabel, dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai dapat menjalankan perintah dengan baik karena pemberian perintah dari kepala bidang
jelas dan 2 pegawai menjalankan dengan baik karena pemberian perintah dari kepala bidang sangat jelas. Hal ini menggambarkan bahwa pegawai mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
fungsi dari pemberian perintah yang jelas terhadap tindkan mereka untuk menjalankan perintah.
Selain proses pemberian informasi yang jelas dari atasan, pemberian informasi yang jelas dari bawahan juga mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini
dapat kita lihat pada tabel 4.83 yang menunjukkkan hubungan antara penyampaian pendapat bawahan terhadap keinginan pegawai menciptakan ide-ide
baru untuk menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan tabel, dari 22 pegawai, terdapat 15 pegawai sering menciptakan ide-ide baru dalam bekerja karena dapat
menyampaikan pendapat kepada atasan dengan jelas dan 2 pegawai sering menciptakan ide-ide baru dalam bekerja karena dapat menyampaikan pendapat
kepada atasan dengan sangat jelas. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan pegawai untuk menyampaikan pendapat kepada atasan di Kantor Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat mendorong pegawai menciptakan ide-ide dalam bekerja demi mencapai tujuan.
Keterbukaan diantara pegawai sederajat membantu pegawai agar mampu bekerjasama dalam tim. Tabel 4.84 menunjukkan hubungan antara keterbukaan
sesama pegawai sederajat terhadap kemampuan pegawai bekerjasama dalam tim di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Terbukti bahwa
dari 22 pegawai, terdapat 17 pegawai akhirnya mampu bekerjasama dalam tim karena dapat berbagi pengalaman dan perasaan dengan terbuka terhadap sesama
pegawai sederajat dan 1 pegawai mampu bekerjasama dalam tim karena dapat berbagi pengalaman dan perasaan dengan sangat terbuka.
Penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan mengenai peraturan- peraturan yang ada di kantor mendorong pegawai bekerja sesuai dengan etika
profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Tabel 4.85 menunjukkan hubungan antara penyampaian informasi
mengenai peraturan-peraturan yang ada di kantor terhadap keinginan pegawai bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh kantor. Terbukti bahwa dari
22 pegawai, seluruhnya bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh kantor, meskipun ada pegawai yang merasa penyampaian atasan kurang jelas,
namun pegawai tersebut tetap berkeinginan bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh kantor.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan seperti yang dijelaskan diatas, hal ini membukt ikan kebenaran pendapat Suranto 2005 dalam
bukunya komunikasi perkantoran menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dalam suatu perkantoran dapat meningkatkan kinerja pegawai. Demikian juga
Pembahasan uji hipotesa ini merupakan akhir dari keseluruhan analisis data. Selanjutnya akan dibuat beberapa kesimpulan berdasarkan hasil hipotesa yang
diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Komunikasi organisasi yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat disimpulkan berlangsung baik dan jelas.
Atasan kepala bidang menyampaikan pesan kepada bawahan berupa perintah, mendeskripsikan tugas, menjelaskan pelaksanaan tugas,
menjelaskan tujuan aktivitas dan kaitannya terhadap aktivitas lain, menyampaikan suatu pemahaman, menyampaikan informasi mengenai
praktik-praktik maupun peraturan-peraturan, dan menyampaikan penilaian dari atasan kepada bawahan, baik dalam bidang sekretaris, pelayanan
kependudukan, pencatatan sipil, dan informasi dan teknologi, atasan menyampaikannya dengan jelas. Pesan disampaikan melalui tulisan dan lisan.
Informasi dijelaskan secara terperinci, dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti.
Bawahan kepala seksi dan staff menyampaikan pesan kepada atasan berupa laporan kerja, memberikan saran-saran, menyampaikan penjelasan anggaran,
menyampaikan pendapat, menyampaikan keluhan, menyampaikan permohonan, dan memberikan masukan untuk menyelesaikan suatu masalah
yang terjadi, baik dalam bidang sekretaris, pelayanan kependudukan, pencatatan sipil, dan informasi dan teknologi, dilakukan dengan jelas. Pesan
disampaikan secara tulisan maupun lisan. Pesan disampaikan pada saat rapat forum ataupun di luar rapat secara terbuka dan leluasa. Pesan yang
disampaikan oleh bawahan dapat dimengerti oleh atasan, beberapa pendapat yang diberikan oleh bawahan dipertimbangkan dan diterapkan di kantor.
Komunikasi diantara sederajat pegawai bawahanbaik dalam bidang sekretaris, pelayanan kependudukan, pencatatan sipil, dan informasi dan teknologi,
berlangsung dengan baik dan jelas. Sesama pegawai dapat berbagi pengalaman dan perasaan mereka dengan terbuka. Komunikasi untuk
menggalang kerukunan tetap dapat dipertahankan di dalam kantor sehingga
Universitas Sumatera Utara