Tabel 4.36 Mendorong Ingin Tetap Melakukan Komunikasi
Respon F
Sangat Mendorong 2
9,1 Mendorong
17 77,3
Kurang Mendorong 2
9,1 Tidak Mendorong
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.36FC.38
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa pegawai sederajat
terdorong untuk mempertahankan komunikasi, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat terdorong, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang terdorong, dan 1
pegawai atau 4,5 menyatakan tidak terdorong. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterbukaan dalam
berbagi perasaan dan penglaman pegawai mendorong pegawai sederajat untuk mempertahankan komunikasi. Hal tersebut dianggap suatu koordinasi yang
penting untuk tujuan organisasi. Sedangkan yang menyatakan kurang dan tidak mendorong dikarenakan pegawai cukup bertanggung jawab dengan tugasnya
masing-masing didukung dengan aktivitas yang padat di kantor sehingga pegawai tidak memberikan waktu yang cukup banyak untuk melakukan komunikasi.
2. Solidaritas dan Kerja Sama Tabel 4.37
Komunikasi Menciptakan Rasa Persaudaraan Respon
F
Sangat Membantu 2
9,1 Membantu
19 86,4
Kurang Membantu Tidak Membantu
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.37FC.39
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat membantu, dan 1 pegawai atau 4,5
menyatakan tidak membantu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan. Hal ini dapat dilihat dari anggapan pegawai bahwa persaudaraan itu diperlukan agar
pegawai dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi. Persaudaraan juga dibutuhkan untuk mengurangi prasangka negatif agar selalu
berpikir positif menanggapi segala sesuatunya. Ibarat beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah, mereka harus memiliki rasa persaudaraan karena antara satu
dengan yang lain saling berkaitan. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang dan tidak membantu dikarenakan karakter yang berbeda yang akhirnya
menghambat komunikasi.
Tabel 4.38 Komunikasi Mendukung Terciptanya Kerja Sama
Respon F
Sangat Mendukung 4
18,2 Mendukung
17 77,3
Kurang Mendukung Tidak Mendukung
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.38FC.40
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan komunikasi diantara pegawai
sederajat mendukung terciptanya kerjasama, 4 pegawai atau 18,2 menyatakan sangat mendukung, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak mendukung.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dapat mendukung terciptanya kerjasama yang baik.
Hal ini dapat dilihat ketika sesama pegawai akhirnya menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Menserasikan Pelaksanaan Kerja Tabel 4.39
Komunikasi Berfungsi Menjaga Kecocokan Kerja Respon
F
Sangat Berfungsi 3
13,6 Berfungsi
17 77,3
Kurang Berfungsi 1
4,5 Tidak Berfungsi
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.39FC.41
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat berfungsi menjaga kecocokan kerja, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat berfungsi, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
berfungsi, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak berfungsi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat berfungsi menjaga kecocokan kerja. Sedangkan pegawai yang menytakan kurang dan tidak berfungsi jika masih ada yang
mengandalkan kepentingan pribadi.
4. Menghindari Kegandaan Tugas Tabel 4.40