BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir
3.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir
Lembaga Catatan Sipil bukanlah lembaga asli bangsa Indonesia, akan tetapi diambil dari negeri Belanda. Lembaga ini dikenal di negara Indonesia pada masa
pemerintahan Kolonial Belanda sebagai akibat asas konkordansi, sedangkan dasar hukumnya adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa
segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih berlaku selama belum diadakan yang baru.
Tugas pokok Dinas Catatan Sipil adalah melaksanakan pencatatan termasuk pembuatan akta-akta tentang kelahiran, perkawinan, pengakuan anak, perceraian,
dan kematian. Karena penyelenggaraan Catatan Sipil selalu menjadi kewenangan pemerintahan pusat yang dilaksanakan berdasarkan asas dekosentrasi, maka
ditetapkanlah adanya subdirektorat Kependudukan pada Direktorat Jenderal Umum dan Otonomi Daerah yang antara lain mempunyai tugas melakukan
pembinaan Administrasi di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil di Indonesia pada struktur pemerintahan pusat berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 72 Tahun 1981. Akibat semakin berkembangnya beban pekerjaan Catatan Sipil dan hal ini
sejalan dengan pemerintahan Republik Indonesia, yakni membenahi aparatur pemerintahan sebagai salah satu usaha mencapai tertib pemerintah dan tertib
aparatur, maka ditetapkanlah kewenangan Departemen Dalam Negeri untuk membina Penyelenggaraan Catatan Sipil berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
12 Tahun 1983. Dahulu banyak masyarakat berpendapat bahwa Lembaga Catatan Sipil berada di bawah Departemen Agama atau Departemen Kehakiman
mengingat lembaga ini mengatur masalah-masalah keluarga yang menyangkut kepentingan perseorangan yang mempunyai akibat hukum. Dahulu Catatan Sipil
Universitas Sumatera Utara
selalu menyatakan Departemen Kehakiman merupakan induk dari Lembaga Catatan Sipil ini, tetapi Departemen Kehakiman tidak mengakuinya.
Setelah Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983 tanggal 25 Februari tentang Catatan Sipil dikeluarkan, maka sekarang jelas bahwa status hukum
Lembaga Catatan Sipil berada di bawah Departemen Dalam Negeri. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 sebagai peraturan pelaksanaannya, maka kebutuhan masyarakat akan Lembaga Catatan Sipil ini mulai terasa sangat
penting. Berlandaskan pada pertimbangan bahwa urusan Catatan Sipil sangat
dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat, maka pemerintah berusaha mengadakan penertiban dan pemantapan Catatan Sipil. Hal tersebut dilakukan
karena masyarakat sangat berkepentingan dalam meningkatkan status hukumnya. Kedudukan dan tanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan Catatan Sipil di
daerah hinggga tahun 1983 masih belum jelas, hal ini mengakibatkan strukturalisasi belum dapat dirumuskan dan ditetapkan secara tegas. Suasana
mengambang juga terlihat pada Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 yang mengatur pokok-pokok Organisasi Departemen, tidak menyinggung dimana letak
Catatan Sipil pada departemen - departemen yang disebutkan dalam keputusan tersebut.
Semakin tidak jelasnya departemen apa yang bertanggung jawab dan berwewenang membina catatan sipil yang telah ada sejak ratusan tahun silam
ditengah-tengah semakin meningkatnya beban volume pekerjaan pada Catatan Sipil dan sejalan dengan usaha Pemerintah Republik Indonesia dalam membenahi
aparatur pemerintah, maka sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983 jelaslah Lembaga Catatan Sipil berada di bawah satu departemen yaitu
Departemen Dalam Negeri. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat 1 Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 1983 yang menyatakan bahwa Menteri Dalam Negeri secara fungsional mempunyai kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan
catatan sipil berada di dalam lingkup, kewenangan, dan tanggung jawab Departemen Dalam Negeri. Hal itu sesuai dengan tugas pokok dari Departemen
Universitas Sumatera Utara
Dalam Negeri yaitu menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang Pemerintahan Umum Otonomi Daerah, pembangunan
masyarakat desa dan agraria Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1974. Adapun yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan catatan sipil di daerah
adalah Gubernur Kepala Daerah. Selanjutnya status kedudukan hukum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Toba Samosir diatur dalam pasal 14
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil merupakan kewenangan yang diberikan
kepada daerah untuk menunjang dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah. Untuk itu perlu dilakukan pemutakhiran data penduduk secara berkelanjutan
melalui pendaftaran penduduk dan catatan sipil. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir terbentuk atas dasar Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal Lembaran Negara
Tahun 1998 Nomor 1998, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3794 dan diresmikan tanggal 9 Maret 1999 di Balige dengan ibukota Balige. Pada saat ini
Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 16 kecamatan, 231 desa, dan 13 kelurahan dengan jumlah penduduk 211.982 orang. Di usianya yang masih relatif muda
Kabupaten Toba Samosir berupaya melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan di berbagai pembangunan untuk dapat mengejar ketertinggalan dan
dapat mensejajarkannya dengan kabupatenkota yang ada di Indonesia pada umumnya dan provinsi Sumatera Utara khususnya. Salah satu bidang
pembangunan yang dilaksanakan adalah peningkatan pelayanan penerbitan dokumen kependudukan. Pada awalnya pelayanan penerbitan dokumen
kependudukan misalnya Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Akta-akta catatan sipil dan lainnya di Kabupaten Toba Samosir dilaksanakan di bagian tata
pemerintahan sekretariat sebelum kantor kependudukan di catatan sipil dibentuk. Untuk meningkatkan pelayanan penerbitan dokumen kependudukan pada
tahun 2004 Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil dibentuk sesuai dengan PERDA Nomor 14 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan PERDA Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Pertama PERDA Nomor 14 Tahun 2004. Sejak tahun 2004 pelayanan Penerbitan
Universitas Sumatera Utara
Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Seiring dengan perkembangan Kabupaten Toba Samosir, kemudian
pada tahun 2008, Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil dirubah menjadi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan PERDA Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Toba Samosir. Dasar hukum pembentukan Dinas Kependdukan dan Catatatan Sipil Toba
Samosir adalah: 1. Pancasila, UUD 1945 dan GBHN 1999-2004;
2. Tap. MPR RI Nomor VMPR2000 tentang Pendaftaran Persatuan dan Kesatuan nasional;
3. Tap. MPR RI Nomor VMPR1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN;
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengggaraan Negara
yang bebas KKN; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah; 7. Impres RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
3.1.1.2 Visi dan Misi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir