pertanyaan yang kurang diketahui. Model pertanyaan yang digunakan oleh peneliti adalah projective questioner yaitu model pertanyaan yang memberi
kesempatan kepada subjek penelitian untuk memilih jawaban yang sesuai dan melengkapi jawaban tersebut dengan alasannya.
Setelah seluruh data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data ke dalam tabel tunggal dan tabel silang lalu melakukan uji hipotesis dan menarik
kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi berbagai pihak.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penomoran kuesioner Peneliti memberi nomor kuesioner mulai dari kepala subbagian beserta staff
dan kepala seksi beserta staff mulai dari nomor 1-22, hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti mengolah data.
2. Editing Peneliti melengkapi dan memperjelas jawaban subjek penelitian yang kurang
jelas dengan tidak mengurangi makna yang disampaikan. 3. Label
Peneliti memberikan label pada setiap pertanyaan untuk mempermudah pemasukan data ke dalam variable view pada SPSS 13.0.
4. Coding Peneliti memindahkan jawaban subjek penelitian yang dituliskan di dalam
kuesioner ke dalam bentuk skor atau angka-angka. 5. Inventarisasi
Peneliti memasukkan data mentah ke dalam FC Fotron Cobol 6. Tabulasi Data
Peneliti memasukkan data FC ke dalam tabel tunggal dan tabel silang. Rincian data dalam tabel terdiri dari frekuensi dan persentase. Langkah
selanjutnya, peneliti menganalisa data dalam tabel.
Universitas Sumatera Utara
7. Uji Hipotesa Peneliti melakukan uji hipotesa untuk mengetahu apakah data yang diajukan
diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini peneliti menggu nakan uji statistik korelasi Spearman. Untuk mengukur skala rendahnya digunakan skala
ordinal.
4.3 Analisis Tabel Tunggal 4.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden diperlukan untuk mengetahui identitas subjek penelitian lebih lengkap. Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari
jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan, lama bekerja, divisibagian, penghasilan per bulan.
1. Jenis Kelamin Tabel 4.1
Jenis Kelamin Jenis Kelamin
F
Laki-Laki 4
18,2 Wanita
18 81,8
Total 22
100,0
Sumber: P.1FC.3
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 berjenis kelamin wanita dan 4 pegawai atau
18,2 berjenis kelamin pria. Pegawai yang berjenis kelamin laki-laki maupun wanita di Kantor Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir memiliki
kebersediaan yang sama untuk mengisi kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
2. Usia Tabel 4.2
Usia Usia
F 28-31
5 22,7
32-35 5
22,7 36-39
6 27,3
40-43 3
13,6 48-51
2 9,1
52-55 1
4,5 Total
22 100,0
Sumber: P.2FC.4
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 6 pegawai atau 27,3 berusia 36-39 tahun, 5 pegawai atau 22,7
berusia 32 -35 tahun, 5 pegawai atau 22,7 berusia 28-31 tahun, 3 pegawai atau 13,6 berusia 40- 43 tahun, 2 pegawai atau 9,1 berusia 48-51 tahun, dan 1
pegawai atau 4,5 berusia 52-55 tahun. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari 50 pegawai adalah berusia
muda, yaitu antara 28-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Dinas Catatan Sipil Toba Samosir adalah pegawai yang masih energik, semangat,
dan dapat diandalkan.
3. Pendidikan Terakhir Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
F
Sekolah Menengah Atas SMA 3
13,6 Diploma
5 22,7
Sarjana S1 13
59,1 Magister S2
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.3FC.5
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 13 pegawai atau 59,1 tamatan Sarjana S1, 5 pegawai atau 22,7
tamatan Diploma, 3 pegawai atau 13,6 tamatan Sekolah Menengah Atas SMA, dan 1 pegawai atau 4,5 tamatan Magister S2.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sekitar 50 lebih adalah tamatan sarjana dan paling rendah adalah tamatan SMA. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai
yang bekerja di Kantor Dinas Catatan Sipil Toba Samosir cukup memadai dan berpotensi untuk melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan pendidikan
mereka.
4. Jabatan Tabel 4.4
Jabatan Jabatan
F
Kepala Sub Bagian 3
13,6 Kepala Seksi
6 27,3
Staff 13
59,1 Total
22 100,0
Sumber: P.4FC.6
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 13 pegawai atau 59,1 adalah staff, 6 pegawai atau 27,3 kepala
seksi, dan 3 pegawai atau 13,6 adalah kepala subbagian.
5. Lama Bekerja Tabel 4.5
Lama Bekerja Lama Bekerja
F
1-5 Tahun 10
45,5 6-10 Tahun
10 45,5
11-15 Tahun 2
9,1 Total
22 100,0
Sumber: P.5FC.7
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 10 pegawai atau 45,5 telah bekerja selama 6-10 tahun, 10 pegawai
Universitas Sumatera Utara
atau 45,5 selama 1-5 tahun, dan 2 pegawai atau 9,1 selama 11-15 tahun. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 90 pegawa yang terdapat di Kantor Dinas
Catatan Sipil Toba Samosir telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga membuat pegawai sudah lebih berpengalaman dalam pekerjaan mereka.
6. DivisiBagian Tabel 4.6
DivisiBagian DivisiBagian
F
Sekretaris 7
31,8 Pelayanan Kependudukan
6 27,3
Pelayanan Catatan Sipil 7
31,8 Sistem Informasi Administrasi
2 9,1
Total 22
100,0
Sumber: P.6FC.8
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai, 7 pegawai atau 31,8 berada pada divisi sekretaris, 7 pegawai atau 31,8 berada pada divisi pelayanan
catatan sipil, 6 pegawai atau 27,3 berada pada divisi pelayanan kependudukan, dan 2 pegawai atau 9,1 berada pada divisi sistem informasi administrasi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai dalam setiap bidang hampir sama kecuali bidang sistem informasi administrasi. Jumlah pegawai yang
seimbang di setiap bidang dapat mendukung kesamaan potensi untuk menyelesaikan tugas di masing-masing bidang.
7. Penghasilan Per Bulan Tabel 4.7
Penghasilan Per Bulan Penghasilan Per Bulan
F 1.000.000-2.000.000
7 31,8
2.100.000-3.000.000 9
40,9 3.100.000-4.000.000
6 27,3
4.100.000-5.000.000 Total
22 100,0
Universitas Sumatera Utara
Sumber: P.7FC.9
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, 9 pegawai atau 40,9 berpenghasilan antara 2.100.000 sampai
3.000.000, 7 pegawai atau 31,8 berpenghasilan antara 1.000.000 sampai 2.000.000, dan 6 pegawai atau 27,3 berpenghasilan antara 3.100.000 sampai
4.000.000. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai berpenghasilan
diatas 1.000.000. Jumlah penghasilan ini tergolong standar jika dibandingkan dengan kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
4.3.2 Komunikasi Organisasi 4.3.2.1 Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah merupakan proses penyampaian pesan dari atasan kepala bidang kepada bawahan kepala seksi dan staff di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Adapun komunikasi yang dilakukann adalah sebagai berikut:
1. Instruksi Tugas Tabel 4.8
Atasan Memberi Perintah Pelaksanakan Tugas Respon
F
Sangat Jelas 3
13,6 Jelas
18 81,8
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.8FC.10
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan pemberian perintah untuk
pelaksanaan tugas dari atasan kepada bawahan disampaikan dengan jelas, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas, sedangkan 1 pegawai atau 4,5
menyatakan kurang jelas.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perintah untuk melaksanakan tugas dari atasan kepada bawahan di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir disampaikan secara jelas. Pemberian perintah jelas karena tugas yang diperintahkan oleh atasan berdasar pada tupoksi tugas
fungsi pokok pegawai yang telah dibuat secara terperinci dalam bentuk tulisan yang disampaikan sebelumnya kepada bawahan sehingga ketika atasan memberi
perintah, bawahan dapat menyesuaikannya dengan tupoksi yang telah diterima sebelumnya. Apabila ada pesan yang diperintahkan atasan di luar tupoksi,
pegawai dapat mengerti karena perintah disampaikan secara terperinci dan dengan bahasa yang sederhana. Sedangkan pegawai yang menyatakan bahwa penjelasan
atasan kurang jelas karena pegawai merasa kurang mengena jika sumber data disampaikan secara tertulis.
Tabel 4.9 Atasan Mendeskripsikan Tugas
Respon F
Sangat Jelas 3
13,6 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.9FC.11
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa atasan mendeskripsikan
tugas dengan jelas, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa atasan di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir mendesripsikan tugas dengan jelas kepada bawahan. Hal tersebut dikatakan jelas karena atasan mendeskripsikan tugas
kepada bawahan dengan berbicara secara langsung secara mendetail dan pegawai bawahan dapat memperjelas kembali dengan menyesuaikannya terhadap tupoksi
yang telah dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Penjelasan Atasan Membantu Pelaksanaan Tugas
Respon F
Sangat Membantu 6
27,3 Membantu
16 72,7
Kurang Membantu Tidak Membantu
Total 22
100,0
Sumber: P.10FC.12
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 16 pegawai atau 72,7 menyatakan bahwa penjelasan tugas yang
dilakukan oleh atasan dapat membantu bawahannya melaksanakan tugas dengan baik dan 6 pegawai atau 27,3 menyatakan sangat membantu bawahan
melaksanakan tugas dengan baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan tugas yang
diberikan atasan kepada bawahan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat membantu bawahannya melaksanakan tugas dengan
baik. Hal tersebut terjadi karena penjelasan pelaksanaan tugas tersebut dapat dijadikan pedoman kerja, mempermudah bawahan melaksanakan pekerjaan, dan
membantu pegawai bawahan mengerjakan pekerjaan yang masih tertinggal.
2. Rasional Pekerjaan Tabel 4.11
Atasan Menjelaskan Tujuan Aktivitas Respon
F
Sangat Jelas 3
13,6 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.11FC.13
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa penjelasan tujuan tugas
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan adalah jelas dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa atasan di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir menjelaskan tujuan suatu aktivitas dengan jelas kepada bawahannya. Hal tersebut
terjadi karena tupoksi yang diberikan secara rinci sebelumnya sangat membantu pegawai mengetahui tujuan aktivitas yang akan mereka kerjakan. Jika atasan
memberikan penjelasan, atasan menjelaskan bagaimana agar tujuan dapat dicapai dengan maksimal.
Tabel 4.12 Atasan Menjelaskan Kaitan Tujuan Aktivitas
Respon F
Sangat Jelas 1
4,5 Jelas
20 90,9
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.12FC.14
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa atasan menjelaskan kaitan
tujuan suatu aktivitas terhadap aktivitas lain adalah jelas, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa atasan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir menyampaikan kaitan tujuan
suatu aktivitas dengan aktivitas lain dengan jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian tujuan tersebut dengan maksimal. Sedangkan pegawai yang
menyatakan kurang jelas dikarenakan pekerjaan yang dilakukan sangat banyak sehingga terkadang kurang maksimal untuk mengerti kaitan tujuan suatu aktivitas
dengan aktivitas yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Penjelasan Kaitan Tujuan Aktivitas Membantu
Respon F
Sangat Membantu 3
13,6 Membantu
18 81,8
Kurang Membantu 1
4,5 Tidak Membantu
Total 22
100,0
Sumber: P.13FC.15
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa penjelasan kaitan tujuan
suatu aktivitas terhadap aktivitas lainnya dapat membantu bawahan mengerjakan tugas dengan baik, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat membantu, dan 1
pegawai atau 4,5 menyatakan kurang membantu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan kaitan tujuan
aktivitas terhadap aktivitas lainnya di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat membantu bawahan mengerakan tugas dengan baik. Hal
tersebut terjadi karena tugas yang dilakukan bersifat rutin dan dapat dilihat dari hasl yang dicapai dengan baik. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang
membantu dikarenakan penejelasan yang diberikan tidak membantu karena pekerjaan yang tumpang tindih.
3. Ideologi Tabel 4.14
Penjelasan Atasan Memperluas Pemikiran Respon
F
Sangat Memperluas 4
18,2 Memperluas
18 81,8
Kurang Memperluas Tidak Memperluas
Total 22
100,0
Sumber: P.14FC.16
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa penejlasan dapat
memperluas pemikiran bawahan dan 4 pegawai atau 18,2 menyatakan sangat memperluas pemikiran pegawai. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa penjelasan tugas yang disampaikan oleh atasan dapat memperluas pemikiran bawahan terhadap Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba
Samosir. Hal tersebut dikarenakan penjelasan tugas yang diberikan atasan memberikan gambaran kepada pegawai untuk meningkatkan pikiran serta apa
yang hendak dikerjakan sehingga meningkatkan kualitas kerja bawahan. Penjelasan tugas atasan juga mengandung pola pikir dan ide-ide baru yang mebuat
bawahan mengetahu peraturan-peraturan yang baru yang sebelumnya tidak diketahui. Misalnya penjelasan atasan sehabis diklat dari luar kota.
Tabel 4.15 Penjelasan Atasan Meningkatkan Loyalitas Terhadap Pemimpin
Respon F
Sangat Meningkatkan 2
9,1 Meningkatkan
19 86,4
Kurang Meningkatkan 1
4,5 Tidak Meningkatkan
Total 22
100,0
Sumber: P.15FC.17
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa penejalasan yang
diberikan atasan dapat meningatkan loyalitas bawahan terhadap pemimpin atau atasan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat meningkatkan, dan 1 pegawai
atau 4,5 menyatakan kurang meningkatkan loyalitas bawahan terhadap atasan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan yang
diberikan atasan di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat meningkatkan loyalitas bawahan terhadap atasan mereka. Hal tersebut
terjadi karena penjelasan yang diberikan atasan dapat menambah pengetahuan bawahan, dukungan atasan membantu bawahan menyelesaikan pekerjaan, dan
bawahan menyadari jika bawahan tidak loyal kepad atasan mereka maka atasan
Universitas Sumatera Utara
mereka tidak akan senang memeriksa pekerjaan mereka. sedangkan pegawai yang menyatakan kurang meningkatkan loyalitas karena pegawai sudah mengerti
dengan jelas apa yang menjadi tugasnya sehingga tanpa penjelasan dari atasan pun pegawai tersebut sudah loyal.
Tabel 4.16 Penjelasan Atasan Meningkatkan Loyalitas Terhadap Pekerjaan
Respon F
Sangat Meningkatkan 1
4,5 Meningkatkan
20 90,9
Kurang Meningkatkan 1
4,5 Tidak Meningkatkan
Total 22
100,0
Sumber: P.16FC.18
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa penjelasan yang diberikan
atasan dapat meningkatkan loyalitas bawahan terhadap pekerjaan, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
meningkatkan loyalitas pegawai terhadap pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjelasan tugas yang
diberikan oleh atasan dapat meningkatkan loyalitas bawahan terhadap pekerjaan. Hal tersebut dapat terjadi karena penejlasan dari atasan membantu bawahan
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan pegawai menyadari keberadaan atasan dengan dirinya adalah satu tim. Sedangkan pegawai yang menyatakan
kurang meningkatkan loyalitas terhadap pekerjaan karena pegawai merasa loyalitas dicapai tidak melalui penjelasan tugas melainkan dari hati nurani.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Penjelasan Atasan Meningkatkan Tanggung Jawab Moral
Respon F
Sangat Meningkatkan 3
13,6 Meningkatkan
19 86,4
Kurang Meningkatkan Tidak Meningkatkan
Total 22
100,0
Sumber: P.17FC.19
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa penjelasan yang diberikan
atasan dapat meningkatkan tanggung jawab moral bawahan dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat meningkatkan. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa penjelasan yang diberikan atasan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat meningkatkan tanggung
jawab moral bawahan. Hal tersebut terjadi karena tugas yang akhirnya terselesaikan tepat waktu dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepuasan batin
dan apabila atasan tidak hadir di kantor bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan.
Tabel 4.18 Penjelasan Atasan Meningkatkan Motivasi
Respon F
Sangat Memotivasi 4
18,2 Memotivasi
18 81,8
Kurang Memotivasi Tidak memotivasi
Total 22
100,0
Sumber: P.18FC.20
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa penjelasan yang diberikan
atasan dapat meningkatkan motivasi bawahan dalam bekerja dan 4 pegawai atau 18,2 menyatakan sangat memotivasi. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa penjelasan yang diberikan atasan dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
motivasi bawahan bekerja di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Hal tersebut karena penjelasan yang diberikan atasan membuat
pekerjaan serasa lebih ringan dan memberi efek positif sehingga pegawai termotivasi untuk bekerja. Seperti slogan yang dikatakan bahwa bukan semata-
mata uang yang utama tetapi pelayanan.
4. Informasi Tabel 4.19
Atasan Menginformasikan Praktik-Praktik Kerja Respon
F
Sangat Jelas 2
9,1 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.19FC.21
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa atasan menyampaikan
informasi mengenai praktik-praktik kerja dengan jelas, 2 pegawai 9,1 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai praktik-praktik kerja yang disampaikan oleh atasa kepada bawahan di Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah jelas. Hal tersebut karena dijelaskan secara terperinci dari dasar sampai akhir, atasan juga sering
menggunakan aplikasi internet yang menjadi sumber informasi dan informasi yang diperoleh jelas dalam hal peng copy-an nya. Sedangkan pegawai yang
menyatakan kurang jelas karena harus melibatkan server mesin yang meng- handle sistem SIAK.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Atasan Menginformasikan Peraturan Kerja
Respon F
Sangat Jelas 1
4,5 Jelas
20 90,9
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.20FC.22
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa atasan menginformasikan
peraturan kerja dengan jelas, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyampaian informasi mengenai peraturan kerja dari atasan kepada bawahan di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah jelas. Hal tersebut karena peraturan tersebut sudah terpampang di tiap bidang dan seksi sehingga pegawai
dapat mengartikan sendiri peraturan yang tertera.
Tabel 4.21 Informasi Tugas dari Atasan Dimengerti
Respon F
Sangat Dimengerti 1
4,5 Dimengerti
19 86,4
Kurang Dimengerti 2
9,1 Tidak Dimengerti
Total 22
100,0
Sumber: P.21FC.23
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan informasi yang diterima dari
atasan dapat dimengerti, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat dimengerti, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang dimengerti.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi tugas yang disampaikan dari atasan dapat dimengerti oleh bawahan di Kantor Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir. Hal tersebut karena informasinya jelas dan mudah dimengerti. Sedangkan pegawai yang berpendapat kurang dimengerti
karena ada beberapa informasi yang harus diolah terlebih dahulu di server.
5. Balikan Tabel 4.22
Atasan Menjelaskan Penilaian Respon
F
Sangat Jelas 5
22,7 Jelas
17 77,3
Kurang Jelas Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.22FC.24
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa penjelasan yang diberikan
atasan mengenai penilaian kerja pegawai adalah jelas dan 5 pegawai atau 22,7 menyatakan sangat jelas. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
atasan menjelaskan penilaian kerja bawahannya dengan jelas. Hal tersebut karena penilaian disampaikan secara tertulis melalui DP3 Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan. Setiap hal positif dan negatif dituangkan dalam DP3 tersebut dengan
jelas. Tabel 4.23
Atasan Menjelaskan Hal-Hal yang Harus Diperbaiki Respon
F
Sangat Jelas 2
9,1 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.23FC.25
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa atasan menyampaikan hal-
hal yang harus diperbaiki oleh bawahan dengan jelas, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa atasan menjelaskan hal- hal yang harus diperbaiki dengan jelas. Hal tersebut karena atasan mengajarkan
bagaimana pekerjaan yang sebenarnya, mengingatkan bawahan agar bekerja dengan teliti dan atasan menyampaikannya dengan tidak menyinggung perasaan
bawahannya. Bagi sebagian pegawai mempertahankan hasil kerja mengacu pada penilaian DP3 tahun terakhir.
4.3.2.2 Komunikasi ke Atas 1. Laporan Prestasi Kerja
Tabel 4.24 Bawahan Menjelaskan Laporan Kerja
Respon F
Sangat Jelas 4
18,2 Jelas
18 81,8
Kurang Jelas Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.24FC.26
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai menyampakan
laporan hasil kerja mereka dengan jelas dan 4 pegawai atau 18,2 menyatakan sangat jelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai
menyampaikan laporan hasil kerja mereka dengan jelas. Hal tersebut karena pekerjaan dapat dilihat secara langsung oleh atasan sehingga pegawai tidak harus
memaparkan tugas mereka secara konkrit.
Universitas Sumatera Utara
2. Saran-saran dan Rekomendasi Tabel 4.25
Bawahan Memberi Anjuran Respon
F
Sangat Jelas 1
4,5 Jelas
20 90,9
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.25FC.27
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai memberikan
anjuran secara jelas kepada atasan, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas. Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam memberi anjuran, bawahan dapat menyampaikannya dengan jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari pegawai dapat
memaparkan dampak positif dan negatif suatu pekerjaan, baik secara informal maupun pada saat rapat staff. Pegawai diberi kesempatan untuk menyelesaikan
masalah meski pada akhirnya keputusan tetap pada otoritas atasan.
Tabel 4.26 Apakah Anjuran Dimengerti
Respon F
Sangat Dimengerti 3
13,6 Dimengerti
19 86,4
Kurang Dimengerti Tidak Dimengerti
Total 22
100,0
Sumber: P.26FC.28
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa anjuran yang disampaikan
bawahan dapat dimengerti oleh atasan dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anjuran yang
Universitas Sumatera Utara
disampaikan oleh bawahan dapat dimengerti oleh atasan. Hal ini dapat terlihat ketika atasan memanggil bawahan dan akhirnya bekerjasama untuk membahas
ataupun menyelesaikan sesuatu demi melakukan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Atasan juga dapat dengan muda mengerti karena kegiatan pemberian
anjuran seperti itu dilakukan secara rutin.
3. Usulan Anggaran Tabel 4.27
Bawahan Menjelaskan Perkiraan Respon
F
Sangat Jelas 3
13,6 Jelas
17 77,3
Kurang Jelas 2
9,1 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.27FC.29
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa pegawai menjelaskan
perkiraan kepada atasan dengan jelas, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menjelaskan perkiraan mereka kepada atasan dengan jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari
penjelasan pegawai mengenai blanko yang mereka gunakan. Di satu bagian, usulan anggaran juga dibuat dalam bentuk RKA apabila hendak melakukan suatu
penyuluhan kepada masyarakat dimana kegiatan tersebut membutuhkan anggaran. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang jelas karena pada bagian pegawai
tersebut hampir semua pekerjaan menggunakan server sehingga kejelasan perkiraan tergantung ketersediaan data yang akurat pada server.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.28 Bawahan Menjelaskan Taksiran Periode Mendatang
Respon F
Sangat Jelas 2
9,1 Jelas
17 77,3
Kurang Jelas 3
13,6 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.28FC.30
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa pegawai dalam
menjelaskan taksiran untuk periode mendatang adalah jelas, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat jelas, dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menyampaikan taksiran periode yang akan datang adalah jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari
pegawai memperkirakan berapa blanko yang akan diperlukan untuk periode mendatang. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang jelas adalah karena
menganggap taksiran penerimaan sudah jelas karena sudah ada PERDA yang mengatur, misalnya setoran dan akta. Namun untuk pengeluaran tergantung
kebutuhan yang dipakai kanto dalam kurun waktu empat tahun.
4. Pendapat dan Opini Tabel 4.29
Bawahan Menyampaikan Pendapat Respon
F
Sangat Terbuka 2
9,1 Terbuka
19 86,4
Kurang Terbuka 1
4,5 Tidak Terbuka
Total 22
100,0
Sumber: P.29FC.31
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai menyampaikan
Universitas Sumatera Utara
pendapat kepada atasan mereka dengan terbuka, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat terbuka, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
terbuka. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyampaian pendapat
dari pegawai kepada atasan adalah terbuka. Hal ini dilihat dari percakapan pada saat forum maupun percakapan ringan di kantor yang bersifat tidak resmi. Dalam
hal ini atasan pegawai menerima dan merespon pendapat bawahannya dengan terbuka. Pegawai dan atasan menganggap bahwa keterbukaan sangat diperlukan
untuk membangun kerjasama yang baik. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang jelas karena terkadang ide yang diberikan oleh pegawai tidak dapat
diterima sehingga membatasi pegawai untuk terbuka di hari selanjutnya.
Tabel 4.30 Apakah Pendapat Dimengerti Atasan
Respon F
Sangat Dimengerti 2
9,1 Dimengerti
18 81,8
Kurang Dimengerti 1
4,5 Tidak Dimengerti
Total 22
100,0
Sumber: P.30FC.32
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pendapat yang
disampaikan pegawai dapat dimengerti oleh atasan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat dimengerti, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
dimengerti. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapat yang
disampaikan oleh pegawai kepada atasan dapat dimengerti. Hal ini dapat dilihat ketika pendapat yang disampaikan oleh pegawai dan diterima oleh atasan
akhirnya diterapkan dengan baik di kantor. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang dimengerti karena ide yang diberikan tidak dijalankan di kantor.
Universitas Sumatera Utara
5. Keluhan Tabel 4.31
Bawahan Menyampaikan Kendala Respon
F
Sangat Leluasa 2
9,1 Leluasa
18 81,8
Kurang Leluasa 2
9,1 Tidak Leluasa
Total 22
100,0
Sumber: P.31FC.33
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai dapat
menyampakan pendapat dengan leluasa kepada atasan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat leluasa, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang leluasa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai dapat secara leluasa menyampaikan kendala kepada atasan. Hal ini terjadi karena atasan
bersifat terbuka dan bersedia menerima masukan, akhirnya pegawai pun dapat menyampaikannya secara leluasa, terbuka, dan jelas. Sedangkan pegawai yang
berpendapat tidak leluasa karena penyampaian kendala mereka sering diabaikan sehingga mereka memilih menyimpannya dalam hati saja.
Tabel 4.32 Apakah Penyampaian Keluhan Jelas
Respon F
Sangat Jelas 2
9,1 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.32FC.34
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai menyampaikan
Universitas Sumatera Utara
keluhan dengan jelas, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat jelas, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai dapat menyampaikan keluhan kepada atasan mereka dengan jelas. Hal ini dapat dilihat
ketika keluhan yang disampaikan oleh pegawai mendapatkan solusi dari atasan dan membantu pola kerja agar mudah mencapai tujuan akhir dari suatu tugas yaitu
pelayanan prima. sedangkan pegawai yang menyatakan kurang jelas karena membatasi diri menyampaikan keluhan karena canderung diabaikan.
6. Permohonan Tabel 4.33
Bawahan Menyampaikan Permohonan Respon
F
Sangat Jelas 3
13,6 Jelas
19 86,4
Kurang Jelas Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.33FC.35
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai menyampaikan
permohonan mereka kepada atasan dengan jelas dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menyampaikan permohonan mereka kepada atasan dengan jelas. Hal ini dapat dilihat dari
penyampaian permohonan secara tertulis maupun lisan, dimana pegawai menyampaikan keperluan pekerjaan yang kurang agar dipenuhi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
7. Instruksi Tabel 4.34
Apakah Masukan Dipertimbangkan Respon
F
Sangat Dipertimbangkan 1
4,5 Dipertimbangkan
20 90,9
Kurang Dipertimbanngkan Tidak Dipertimbangkan
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.34FC.36
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa masukan yang
disampaikan oleh pegawai dipertimbangkan oleh atasan, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat dipertimbangkan, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak
dipertimbangkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masukan yang
disampaikan oleh pegawai dipertimbangkan oleh atasan. Hal ini dapat dilihat ketika masukan-masukan yang diberikan akhirnya ditindaklanjuti dan ada
beberapa dari masukan tersebut yang diterapkan di kantor. Apalagi jika terdapat kendala yang sudah menghambat kerja maka sebuah masukan akan lebih
diperhatikan untuk dipertimbangkan. Sedangkan pegawai yang menyatakan tidak dipertimbangkan karena ide-ide yang diberikan pegawai tidak tampak diterapkan
di kantor.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.3 Komunikasi Sejajar 1. Berbagi Pengalaman dan Perasaan
Tabel 4.35 Pegawai Sederajat Berbagi Pengalaman dan Perasaan
Respon F
Sangat Terbuka 1
4,5 Terbuka
19 86,4
Kurang Terbuka 2
9,1 Tidak Terbuka
Total 22
100,0
Sumber: P.35FC.37
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai sederajat terbuka
dalam hal berbagi penglaman dan perasaan mereka saat berada di dalam kantor maupun di luar kantor, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat terbuka, dan 2
pegawai atau 9,1 menyatakan kurang terbuka. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi sesama
pegawai sederajat dalam hal berbagi pengalaman dan perasaan mereka pada saat bekerja di dalam kantor maupun di luar kantor berlangsung secara terbuka. Hal ini
disebakan oleh kedekatan dalam satu kantor dan keterikatan tugas yang sama untuk didiskusikan demi kelancaran kerja. Sedangkan pegawai yang mengatakan
kurang terbuka terjadi pada beberapa bidang, hal ini dikarenakan pegawai merasa pegawai masing-masing cukup dengan prioritasnya untuk menghindari intervensi
campur tangan terhadap urusan orang lain. Komunikasi juga terkadang terhambat di internal suatu bidang oleh karena perbedaan status sosial yang
membatasi keterbukaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36 Mendorong Ingin Tetap Melakukan Komunikasi
Respon F
Sangat Mendorong 2
9,1 Mendorong
17 77,3
Kurang Mendorong 2
9,1 Tidak Mendorong
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.36FC.38
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa pegawai sederajat
terdorong untuk mempertahankan komunikasi, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat terdorong, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang terdorong, dan 1
pegawai atau 4,5 menyatakan tidak terdorong. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterbukaan dalam
berbagi perasaan dan penglaman pegawai mendorong pegawai sederajat untuk mempertahankan komunikasi. Hal tersebut dianggap suatu koordinasi yang
penting untuk tujuan organisasi. Sedangkan yang menyatakan kurang dan tidak mendorong dikarenakan pegawai cukup bertanggung jawab dengan tugasnya
masing-masing didukung dengan aktivitas yang padat di kantor sehingga pegawai tidak memberikan waktu yang cukup banyak untuk melakukan komunikasi.
2. Solidaritas dan Kerja Sama Tabel 4.37
Komunikasi Menciptakan Rasa Persaudaraan Respon
F
Sangat Membantu 2
9,1 Membantu
19 86,4
Kurang Membantu Tidak Membantu
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.37FC.39
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat membantu, dan 1 pegawai atau 4,5
menyatakan tidak membantu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan. Hal ini dapat dilihat dari anggapan pegawai bahwa persaudaraan itu diperlukan agar
pegawai dapat bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi. Persaudaraan juga dibutuhkan untuk mengurangi prasangka negatif agar selalu
berpikir positif menanggapi segala sesuatunya. Ibarat beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah, mereka harus memiliki rasa persaudaraan karena antara satu
dengan yang lain saling berkaitan. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang dan tidak membantu dikarenakan karakter yang berbeda yang akhirnya
menghambat komunikasi.
Tabel 4.38 Komunikasi Mendukung Terciptanya Kerja Sama
Respon F
Sangat Mendukung 4
18,2 Mendukung
17 77,3
Kurang Mendukung Tidak Mendukung
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.38FC.40
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan komunikasi diantara pegawai
sederajat mendukung terciptanya kerjasama, 4 pegawai atau 18,2 menyatakan sangat mendukung, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak mendukung.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dapat mendukung terciptanya kerjasama yang baik.
Hal ini dapat dilihat ketika sesama pegawai akhirnya menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Menserasikan Pelaksanaan Kerja Tabel 4.39
Komunikasi Berfungsi Menjaga Kecocokan Kerja Respon
F
Sangat Berfungsi 3
13,6 Berfungsi
17 77,3
Kurang Berfungsi 1
4,5 Tidak Berfungsi
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.39FC.41
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat berfungsi menjaga kecocokan kerja, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat berfungsi, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
berfungsi, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak berfungsi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat berfungsi menjaga kecocokan kerja. Sedangkan pegawai yang menytakan kurang dan tidak berfungsi jika masih ada yang
mengandalkan kepentingan pribadi.
4. Menghindari Kegandaan Tugas Tabel 4.40
Komunikasi Menghindari Penggandaan Tugas Respon
F
Sangat Membantu 1
4,5 Membantu
20 90,9
Kurang Membantu 1
4,5 Tidak Membantu
Total 22
100,0
Sumber: P.40FC.42
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat menghindari penggandaan tugas, 1 pegawai atau
Universitas Sumatera Utara
4,5 menyatakan sangat membantu, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang membantu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dapat menghindari penggandaan tugas. Hal ini dilihat
dari pengerjaan tugas tidak tumpang tindih dan pegawai dapat berbagi tugas dalam pengerjaannya. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang membantu
karena masih ada pegawai yang mengandalkan kepentingan pribadi.
5. Menggalang Kerukunan Tabel 4.41
Komunikasi Menggalang Kerukunan Respon
F
Sangat Sering 1
4,5 Sering
20 90,9
Jarang 1
4,5 Tidak Pernah
Total 22
100,0
Sumber: P.41FC.43
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai sederajat sering
melakukan komunikasi untuk menggalang kerukunan, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat sering, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan jarang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai sederajat sering melakukan komunikasi untuk menggalang kerukunan. Hal ini dapat dilihat dari
rutinitas yang berlanjut pasti menciptakan hubungan tatap muka, dan untuk lebih mendekatkan pegawai, komunikasi dilakukan dengan pertemuan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.42 Berusaha Mempertahankan Hubungan
Respon F
Sangat Berusaha 2
9,1 Berusaha
19 86,4
Kurang Berusaha 1
4,5 Tidak Berusaha
Total 22
100,0
Sumber: P.42FC.44
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai berusaha
mempertahankan hubungan diantara pegawai sederajat, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat berusaha, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
berusaha. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai berusaha
mempertahankan hubungan diantara pegawai sederajat. Hal ini dilakukan agar tercipta suasana yang baik di lingkungan kantor, mengurangi asumsi negatif, dan
mengingatkan kembali akan tupoksi masing-masing pegawai. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang berusaha karena menganggap hal tersebut tidak penting.
6. Membahas Cara-Cara Menanggulangi Kendala yang Timbul Tabel 4.43
Komunikasi Membahas Penanggulangan Masalah Respon
F
Sangat Lancar Lancar
19 86,4
Kurang Lancar 3
13,6 Tidak Lancar
Total 22
100,0
Sumber: P.43FC.45
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
Universitas Sumatera Utara
diantara pegawai sederajat dalam membahas penanggulangan masalah berjalan dengan lancar dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan kurang lancar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dalam membahas penanggulangan masalah berjalan
dengan lancar. Hal ini dapat dilihat dari tindakan atasa untuk mengumpulkan pegawai untuk membahas masalah, kemudian setiap bidang diberi kesempatan
untuk memikirkan solusi yang dapat dilakukan dan biasanya akan ada solusi yang diperoleh setelah ada rapat. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang lancar
karena kuantitas yang kurang akibat kerja yang padat.
Tabel 4.44 Komunikasi Mendorong Mempertahankan Jalinan
Respon F
Sangat Mendorong Mendorong
21 95,5
Kurang Mendorong 1
4,5 Tidak Mendorong
Total 22
100,0
Sumber: P.44FC.46
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dapat mendorong pegawai untuk tetap menjalin komunikasi dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang mendorong.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dapat mendorong pegawai untuk tetap menjalin
komunikasi. Hal ini dilakukan karena komunikasi dapat mendorong pegawai semakin membuka diri dan dapat membantu pegawai dalam menanggulangi
kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang mendorong karena dibagian pegawai tersebut masalah sering terjadi pada
server sehingga apabila baik maka masalah dapat diminimalkan sendiri oleh pegawai.
Universitas Sumatera Utara
7. Saling Koreksi Untuk Menghindari Kekeliruan Tabel 4.45
Komunikasi Mengoreksi Pekerjaan Sesama Respon
F
Sangat Jeas Jelas
21 95,5
Kurang Jelas 1
4,5 Tidak Jelas
Total 22
100,0
Sumber: P.45FC.47
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara pegawai sederajat dalam mengoreksi pekerjaan adalah jelas dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin diantara pegawai sederajat dalam mengoreksi mapun memberitahukan kelebihan
dan kekurangan sesama pegawai dalam pekerjaan mereka adalah jelas. Hal ini dapat dilihat dimana pegawai saling tukar pendapat, saling mengingatkan jika
terjadi kekeliruan, mengingatkan sesama pegawai agar serius bekerja. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang jelas karena merasa tidak ada kapasitas sesama
pegawai untuk mengoreksi karena sudah ada tupoksi masing-masing.
Tabel 4.46 Komunikasi Menghindari Kekeliruan
Respon F
Sangat Dapat 2
9,1 Dapat
18 81,8
Kurang Dapat 2
9,1 Tidak Dapat
Total 22
100,0
Sumber: P.46FC.48
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
Universitas Sumatera Utara
diantara sesama pegawai sederajat dapat menghindari kekeliruan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat dapat, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang
dapat. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara sesama pegawai sederajat dapat menghindari kekeliruan. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi berfungsi mengingatkan pegawai akan tupoksinya masing-
masing. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang dapat karena merasa tidak ada kapasitas sesama pegawai untuk mengoreksi karena sudah ada tupoksi
masing-masing.
8. Komunikasi Membina Hubungan yang Harmonis dan Kemitraan Tabel 4.47
Komunikasi Membina Hubungan yang Harmonis Respon
F
Sangat Terpelihara Dengan Baik 2
9,1 Terpelihara Dengan Baik
19 86,4
Kurang Terpelihara Dengan Baik 1
4,5 Tidak Terpelihara Dengan Baik
Total 22
100,0
Sumber: P.47FC.49
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa komunikasi yang terjalin
diantara sesama pegawai sederajat dalam membina hubungan yang harmonis terpelihara dengan baik, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat terpelihara
dengan baik, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang terpelihara dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi diantara sesama pegawai sederajat terpelihara dengan baik sehingga tercipta hubungan
yang harmonis. Hal ini dapat dilihat dari anggapan para pegawai bahwa mereka merupakan saudara untuk saling bertukar pikiran. Sedangkan pegawai yang
menytakan kurang terpelihara dengan baik karena ada beberapa pegawai yang mementingkan diri sendiri sehingga menghambat keharmonisan di dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Kinerja Pegawai 4.3.3.1 Tugas Fungsional
1. Otoritas Tabel 4.48
Menjalankan Tugas Sesuai Wewenang Respon
F
Sangat Sesuai 1
4,5 Sesuai
20 90,9
Kurang Sesuai 1
4,5 Tidak Sesuai
Total 22
100,0
Sumber: P.48FC.50
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai menjalankan
tugas mereka sesuai dengan wewenang yang diberikan kepada mereka, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat sesuai, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan
kurang sesuai. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menjalankan
tugas mereka sesuai dengan wewenang yang diberikan kepada mereka. Hal ini dilihat dari kepatuhan pegawai bekerja sesuai dengan tupoksi mereka dan
menyadari bahwa mereka bekerja tidak dengan sesuka hati.
Tabel 4.49 Menjadikan Wewenang Sebagai Dasar
Respon F
Sangat Menjadikannya Dasar 2
9,1 Menjadikannya Dasar
20 90,9
Kurang Menjadikannya Dasar Tidak Menjadikannya Dasar
Total 22
100,0
Sumber: P.49FC.51
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan pegawai menjadikan wewenang
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan kepadanya sebagai dasar bekerja dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat menyatakan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bekerja berdasarkan wewenang yang diberikan kepadanya. Wewenang dijadikan pedoman
agar pegawai tidak salah dan mengambil tupoksi orang lain dalam menjalankan tugas.
2. Tanggung Jawab Tabel 4.50
Bersedia Menanggung Akibat Respon
F
Sangat Bersedia 3
13,6 Bersedia
17 77,3
Kurang Bersedia 1
4,5 Tidak Bersedia
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.50FC.52
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bersedia menanggung akibat
apabila terjadi sesuatu yang mempersalahkan pegawai, 3 pegawai atau 13,6 menytakan sangat bersedia, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang bersedia,
dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak bersedia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bersedia
menanggung akibat apabila terjadi sesuatu yang mempersalahkan pegawai. Pegawai bersedia karena sudah menjadi tanggung jawabpegawai sesuai dengan
tupoksi yang telah diberikan dan pegawai harus siap dengan segala resiko yang sebelumnya telah diberitahukan oleh kepala bidang. Sedangkan pegawai yang
menyatakan kurang bersedia karena sistem di catatan sipil bersifat SIAK yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.51 Bersedia Apabila Berperkara Dengan Sesama Pegawai
Respon F
Sangat Bersedia 1
4,5 Bersedia
18 81,8
Kurang Bersedia 1
4,5 Tidak Bersedia
2 9,1
Total 22
100,0
Sumber: P.51FC.53
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai bersedia
bertanggung jawab menanggung perkara yang melibatkan orang lain, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat bersedia, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
bersedia, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan tidak bersedia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bersedia
bertanggung jawab menanggung perkara yang melibatkan orang lain. Pegawai bersedia karena tupoksi pegawai jelas. Sedangkan pegawai yang menyatakan
kurang dan tidak bersedia karena oknumnya bersifat tersistim yaitu adanya team work yang mengharuskan oknum harus bekerja sama co-operative. Pegawai juga
berusaha menghindari konflik dan mendahulukan penyelesaian masalah secara
kekeluargaan. Tabel 4.52
Datang Sebelum Jam Kerja Respon
F
Sangat Tepat Waktu Tepat Waktu
19 86,4
Kurang Tepat Waktu 3
13,6 Tidak Tepat Waktu
Total 22
100,0
Sumber: P.52FC.54
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai tepat waktu
datang bekerja dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan kurang tepat waktu. Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai datang tepat waktu di
kantor. Pegawai selalu tepat waktu karena jarak rumah dengan kantor dekat. Sedangkan pegawai yang meyatakan kurang tepat waktu adalah karena profesi
sebagai ibu rumah tangga yang memiliki banyak tugas di rumah dan juga urusan lain.
Tabel 4.53 Menjalankan Perintah Atasan Dengan Baik
Respon F
Sangat Baik 2
9,1 Baik
20 90,9
Kurang Baik Tidak Baik
Total 22
100,0
Sumber: P.53FC.55
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai menjalankan
perintah atasan dengan baik dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menjalankan
perintah atasan dengan baik. Hal tersebut dilakukan karena pegawai menghormati atasannya dan pegawai menganggap bahwa mereka harus loyal terhadap atasan
mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.54 Hadir Dalam Setiap Jadwal Pekerjaan
Respon F
Sangat Taat 1
4,5 Taat
20 90,9
Kurang Taat 1
4,5 Tidak Taat
Total 22
100,0
Sumber: P.54FC.56
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa mereka hadir di setiap
jadwal pekerjaan mereka, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat taat, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang taat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai taat untuk selalu hadir di setiap jadwal kerja mereka. hal tersebut mereka lakukan karena hal itu
merupakan tanggung jawab moril pegawai. Sedangkan pegawai yang menyataka kurang taat karena pegawai tersebut dalam tahap perpindahan tugas.
3. Efektivitas Tabel 4.55
Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu Respon
F
Sangat Tepat Waktu 3
13,6 Tepat Waktu
18 81,8
Kurang Tepat Waktu 1
4,5 Tidak Tepat Waktu
Total 22
100,0
Sumber: P.55FC.57
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai menyelesaikan
pekerjaan mereka dengan tepat waktu, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat tepat waktu, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menyelesaikan pekerjaan mereka dengan tepat waktu. Hal tersebut mereka lakukan karena harus
menepati janji terhadap masyarakat demi memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang tepat waktu karena
terkadang pegawai yang satu harus menunggu tugas yang dikerjakan di bidang
lain selesai untuk ditindaklanjuti. Tabel 4.56
Berusaha Mempertahankan Ketepatan Waktu Respon
F
Sangat Berusaha 2
9,1 Berusaha
19 86,4
Kurang Berusaha 1
4,5 Tidak Berusaha
Total 22
100,0
Sumber: P.56FC.58
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai selalu berusaha
mempertahankan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat berusaha, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
berusaha. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu berusaha
mempertahankan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal tersebut mereka lakukan untuk mendapatkan hal yang memuaskan dan hubungan yang
baik dengan masyarakat tetap terjaga. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang berusaha karena bergantung pada kondisi atasan pegawai.
Universitas Sumatera Utara
4. Efisien Tabel 4.57
Pengorbanan Seimbang Dengan Penghargaan Respon
F
Sangat Seimbang Seimbang
14 63,6
Kurang Seimbang 6
27,3 Tidak Seimbang
2 9,1
Total 22
100,0
Sumber: P.57FC.59
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 14 pegawai atau 63,6 menyatakan bahwa pengorbanan yang mereka
berikan seimbang dengan penghargaan yang mereka terima secara manusiawi, 6 pegawai atau 27,3 menyatakan kurang seimbang, dan 2 pegawai atau 9,1
menyatakan tidak seimbang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai mendapatkan
penghargaan manusiawi yang seimbang dengan pengorbanan yang mereka berikan. Hal tersebut mereka katakan karena pegawai mendapat pujian dari
sumbangsih tenaga dan pikiran yang diberikan. Pegawai juga merasa dihargai oleh atasan mereka.
Tabel 4.58 Pengorbanan Seimbang Dengan Pendapatan
Respon F
Sangat Seimbang Seimbang
16 72,7
Kurang Seimbang 6
27,3 Tidak Seimbang
Total 22
100,0
Sumber: P.58FC.60
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 16 pegawai atau 72,7 menyatakan bahwa pengorbanan yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh pegawai seimbang dengan pendapatan yang mereka terima dan 6 pegawai atau 27,3 menyatakan kurang seimbang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan yang diberikan oleh pegawai seimbang dengan pendapatan yang mereka terima. Hal
tersebut mereka katakan karena sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku, dimana pemberian gaji PNS sudah jelas, tidak seperti di swasta. Sedangkan
pegawai yang menyatakan kurang seimbang karena pegawai tidak pernah menerima gaji selain dari dinas, misalnya tunjangan dan uang makan. Sebagian
pegawai juga mengatakan bahwa gaji yang mereka peroleh sangat minim dan
tidak seimbang dengan biaya kehidupan sehari-hari yang semakin mahal. Tabel 4.59
Pengorbanan Seimbang Dengan Karir Respon
F
Sangat Seimbang 2
9,1 Seimbang
16 72,7
Kurang Seimbang 4
18,2 Tidak Seimbang
Total 22
100,0
Sumber: P.59FC.61
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 16 pegawai atau 72,7 menyatakan bahwa pengorbana yang
diberikan pegawai seimbang dengan karir yang dicapai, 4 pegawai atau 18,2 menyatakan kurang seimbang, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat
seimbang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan yang
diberikan pegawai seimbang dengan karir yang dicapai. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pangkat satu kali dalam tahun, hal tersebut dilakukan tepat waktu.
Sedangkan yang menyatakan kurang seimbang karena beberapa pegawai tidak mengalami kenaikan jabatan meski sudah bertahun-tahun bekerja, hal tersebut
mengakibatkan pegawai apatis terhadap penjenjangan karir.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.60 Berusaha Menyeimbangkan Pengorbanan Dengan Tujuan yang Dicapai
Respon F
Sangat Berusaha 2
9,1 Berusaha
19 86,4
Kurang Berusaha 1
4,5 Tidak Berusaha
Total 22
100,0
Sumber: P.60FC.62
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian,19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa mereka selalu berusaha
menyeimbangkan pengorbanan dengan tujuan yang hendak mereka capai, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat berusaha, dan 1 pegawai atau 4,5
menyatakan kurang berusaha. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu berusaha
menyeimbangkan pengorbanan dengan tujuan yang hendak mereka capai. Hal tersebut mereka lakukan karena menurut mereka pengorbanan itu bukan sesuatu
yang mahal. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang berusaha karena pegawai sudah memiliki porsi masing-masing dan penjenjangan karir sudah
memiliki poin tertentu dalam kurun waktu yang ditentukan.
5. Inisiatif Tabel 4.61
Memulai Pekerjaan Tanpa Perintah Atasan Respon
F
Sangat Sering 5
22,7 Sering
15 68,2
Jarang 2
9,1 Tidak Pernah
Total 22
100,0
Sumber: P.61FC.63
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 15 pegawai atau 68,2 menyatakan bahwa pegawai sering
Universitas Sumatera Utara
mengerjakan tugas tanpa menunggu perintah dari atasan mereka, 5 pegawai atau 22,7 menyatakan sangat sering, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang
sering. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai sering
mengerjakan tugas tanpa menunggu perintah dari atasan mereka. hal itu mereka lakukan karena pegawai sadar akan tugas dan tanggun jawabnya apalagi jika
pegawai terlebih dahulu tiba di kantor. Sedangkan pegawai yang menyatakan jarang karena di suatu bagian seorang pegawai bekerja harus sesuai dengan
perintah atasan, dimana hasil kerja tidak berdiri sendiri dan privatisasi tidak berlaku.
Tabel 4.62 Memulai Kembali Komunikasi yang Terhenti
Respon F
Sangat Sering Sering
18 81,8
Jarang 4
18,2 Tidak Pernah
Total 22
100,0
Sumber: P.62FC.64
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 sering memulai komunikasi apabila telah
terjadi komunikasi yang terhenti diantara sesama pegawai dan 4 pegawai atau 18,2 menyatakan jarang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai sering memulai komunikasi apabila telah terjadi komunikasi yang terhenti diantara sesama
pegawai. Hal tersebut dilakukan karena pegawai untuk menjaga kelancaran segala
sesuatunya dan meningkatkan kualitas dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.63 Melibatkan Diri Dengan Masalah Meski Di Luar Bidang
Respon F
Sangat Bersedia Bersedia
13 59,1
Kurang Bersedia 7
31,8 Tidak Bersedia
2 9,1
Total 22
100,0
Sumber: P.63FC.65
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 13 pegawai atau 59,1 menyatakan bahwa pegawai bersedia
melibatkan diri mereka menyelesaikan masalah yang mereka anggap sanggup meski di luar bidang mereka, 7 pegawai atau 31,8 menyatakan kurang bersedia,
dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan tidak bersedia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bersedia
melibatkan diri mereka menyelesaikan masalah yang mereka anggap sanggup meski di luar bidang mereka. Hal tersebut mereka lakukan karena rasa
kebersamaan. Sedangkan pegawai yan menyatakan kurang dan tidak bersedia karena kerja di kantor bersifat satuan kerja bukan badan privat, pegawai sudah
memiliki tupoksi masing-masing, pegawai dapat bertindak jika ada perintah dari atasan, dan jika pegawai dari suatu bidang yan memerlukan tersebut meminta
tolong.
Tabel 4.64 Mencari Tahu Informasi Sendiri
Respon F
Sangat Berkeinginan 3
13,6 Berkeinginan
18 81,8
Kurang Berkeinginan 1
4,5 Tidak Berkeinginan
Total 22
100,0
Sumber: P.64FC.66
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai berkeinginan
mencari tahu informasi yang kurang mereka ketahui, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan sangat berkeinginan, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang
berkeinginan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai berkeinginan
mencari tahu informasi yang kurang mereka ketahui. Hal tersebut mereka lakukan agar pegawai tersebutformasi dan dapat menambah wawasan pegawai dalam
bekerja. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang berkeinginan karena pegawai tersebut merasa takut kalau pegawai lain tersebut tidak
memberitahukannya.
6. Kreativitas Tabel 4.65
Menciptakan Ide-Ide Baru Respon
F
Sangat Sering Sering
17 77,3
Jarang 4
18,2 Tidak Pernah
1 4,5
Total 22
100,0
Sumber: P.65FC.67
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 17 pegawai atau 77,3 menyatakan bahwa pegawai sering
menciptakan ide-ide baru, 4 pegawai atau 18,2 menyatakan jarang, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai sering menciptakan ide-ide baru. Hal tersebut dilakukan oleh pegawai untuk mencapai
pekerjaan yang baik dan lancar. Sedangkan pegawai yang berpendapat jarang dan tidak pernah karena suatu bagian pekerjaan itu sudah tersistem sehingga ide
kurang dibutuhkan kecuali sistem akan berganti dengan yang baru, sedangkan di suatu bidang yang lain menganggap ide kurang diperlukan karena pekerjaan yang
dilakukan dari ke tahun adalah sama.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.66 Menggunakan Kemampuan Secara Maksimal
Respon F
Sangat Maksimal 1
4,5 Maksimal
20 90,9
Kurang Maksimal 1
4,5 Tidak Maksimal
Total 22
100,0
Sumber: P.66FC.68
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai menggunakan
kemampuan mereka secara maksimal, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat maksimal, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang maksimal.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai menggunakan kemampuan mereka secara maksimal. Hal tersebut mereka kerjakan agar
pekerjaan di kantor tidak terkendala. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang maksimal karena pegawai harus tetap menyesuaikan diri dengan keadaan
personil dan sistem yang berlaku.
4.3.3.2 Tugas Perilaku 1. Komunikasi
Tabel 4.67 Melakukan Pertukaran Informasi
Respon F
Sangat Gemar 1
4,5 Gemar
21 95,5
Kurang Gemar Tidak Gemar
Total 22
100,0
Sumber: P.67FC.69
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa pegawai gemar melakukan
pertukaran informasi dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat gemar. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai gemar
melakukan pertukaran informasi. Hal ini mereka lakukan untuk menambah wawasan bekerja, tercipta keadaan yang baik, pertukaran pengalaman, agar semua
pegawai bersama-sama mengetahui informasi sehingga pekerjaan yang dihasilkan itu baik. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang gemar adalah karena
pegawai tersebut kurang terbuka terhadap orang lain dan menganggap ada
beberapa informasi yang tidak harus diberitahukan kepada orang lain. Tabel 4.68
Memberitahukan Informasi yang Tidak Diketahui Orang Lain Respon
F
Sangat Gemar Gemar
20 90,9
Kurang Gemar 2
9,1 Tidak Gemar
Total 22
100,0
Sumber: P.68FC.70
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa pegawai gemar
memberitahukan informasi yang tidak diketahui oleh pegawai lainnya, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang gemar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai gemar memberitahukan informasi yang tidak diketahui oleh pegawai lainnya. hal
tersebut dilakukan karena di kantor informasi diperlukan dengan mengusung program SIAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, agar pegawai
sama-sama meningkatkan kualitas bekerja. Sedangkan pegawai yang menyatakan
kurang gemar karena ada ketakutan akan terjadi kesalahan dalam penyampaian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.69 Mencari Tahu Informasi
Respon F
Sangat Gemar 1
4,5 Gemar
21 95,5
Kurang Gemar Tidak Gemar
Total 22
100,0
Sumber: P.69FC.71
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa pegawai gemar mencari
tahu informasi yang tidak mereka ketahui dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat gemar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai gemar mencari tahu informasi yang tidak mereka ketahui. Hal ini mereka lakukan karena apabia
pegawai tidak mencari informasi maka pegawai tidak akan mengetahui informasi tentang pekerjaan mereka dan pengetahuan mereka pun tidak akan bertambah.
Pegawai juga ingin agar sesama mereka secara bersama-sama mengetahui informasi.
2. Interaksi Tabel 4.70
Aksi Terhadap Pegawai Lainnya Respon
F
Sangat Responsif 1
4,5 Responsif
18 81,8
Kurang Responsif 3
13,6 Tidak Responsif
Total 22
100,0
Sumber: P.70FC.72
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa pegawai responsif
Universitas Sumatera Utara
terhadap pegawai lainnya di kantor, 3 pegawai atau 13,6 menyatakan kurang responsif, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat responsif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai di kantor memiliki sikap yang responsif terhadap pegawai lainnya. Hal tersebut mereka
lakukan dengan saling tegur sapa, dapat dilihat juga dari hubungan silaturahmi yang masih tetap terjaga. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang responsif
karena pegawai ingin menghindari kesalahpahaman.
Tabel 4.71 Kepedulian Terhadap Pegawai Lainnya
Respon F
Sangat Peduli 2
9,1 Peduli
19 86,4
Kurang Peduli 1
4,5 Tidak Peduli
Total 22
100,0
Sumber: P.71FC.73
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai memiliki rasa
kepedulian terhadap pegawai lainnya, 2 pegawai atau 9,1 menyatakan sangat peduli, dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang peduli.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai memiliki rasa kepedulian terhadap pegawai lainnya. hal tersebut mereka lakukan karena
menganggap pegawai yang ada di kantor tersebut saling bekerja sama, sudah
seperti keluarga. Sebagian pegawai memberi kepedulian namun sebatas kerja. Tabel 4.72
Mempengaruhi Pegawai Lainnya Respon
F
Sangat Mempengaruhi Mempengaruhi
21 95,5
Kurang Mempengaruhi 1
4,5 Tidak Mempengaruhi
Total 22
100,0
Universitas Sumatera Utara
Sumber: P.72FC.74
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa satu pegawai dapat
mempengaruhi pegawai lainnya lewat komunikasi yang mereka jalin, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang mempengaruhi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa satu pegawai dapat mempengaruhi pegawai lainnya lewat komunikasi yang mereka jalin. Hal tersebut
dapat dilihat ketika satu pegawai dapat membantu mempengaruhi pegawai yang malas menjadi rajin, pegawai yang mendapat masalah mendapatkan solusi.
Sedangkan pegawai yang berpendapat kurang mempengaruhi karena seorang
pegawai terkadang tergantung pada emosi tiap pegawai. 3. Penyelesaian Konflik
Tabel 4.73 Berusaha Menyelesaikan Konflik
Respon F
Sangat Berusaha 1
4,5 Berusaha
21 95,5
Kurang Berusaha Tidak Berusaha
Total 22
100,0
Sumber: P.73FC.75
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa pegawai selalu berusaha
untuk menyelesaikan konflik dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat berusaha.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu berusaha untuk menyelesaikan konflik. Pegawai secara terbuka dan jujur terhadap
kesalahan diri sendiri maupun teman. Hal tersebut dilakukan agar sesama pegawai tidak saling menyalahkan, menghindari pendapat miring, di suatu bagian terutama
mengenai dana , dan agar kesalahan yang terjadi tidak terulang kembali.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.74 Apakah Permasalahan Diselesaikan Dengan Baik
Respon F
Sangat Baik 1
4,5 Baik
18 81,8
Kurang Baik 3
13,6 Tidak Baik
Total 22
100,0
Sumber: P.74FC.76
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 18 pegawai atau 81,8 menyatakan bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh pegawai dapat diselesaikan dengan baik, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat baik, dan 3 pegawai atau 13,6 menyatakan kurang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh pegawai dapat diselesaikan dengan baik. Hal tersebut dapat terjadi
karena pegawai bersikap jujur. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang baik karena bersifat dominan , pekerjaan yang banyak memnuat penyelesaian
pekerjaan kurang adil.
4. Pemberdayaan Orang Lain Tabel 4.75
Memotivasi Pegawai Lainnya Respon
F
Sangat Bersedia Bersedia
20 90,9
Kurang Bersedia 2
9,1 Tidak Bersedia
Total 22
100,0
Sumber: P.75FC.77
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bersedia memotivasi pegawai
lainnya dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang bersedia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bersedia
memotivasi pegawai lainnya dalam bekerja. Hal tersebut dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
meringankan beban kerja, agar pegawai tersebut tahu tugasnya dan tujuan organisasi. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang bersedia karena taku jika
pegawai yang dimotivasi tersebut tidak menyukai hal tersebut.
5. Bekerjasama Dalam Sebuah Tim Tabel 4.76
Bekerjasama Dengan Tim Respon
F
Sangat Mampu Mampu
20 90,9
Kurang Mampu 2
9,1 Tidak mampu
Total 22
100,0
Sumber: P.76FC.78
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan mampu bekerjasama dalam tim
dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang mampu bekerjasama dalam tim. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai mampu
bekerjasama dalam tim. Hal tersebut terjadi karena pegawai menyadari keberadaan mereka bekerja dalam sistim team work yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lain. Pegawai mampu karena mereka bekerja sesuai dengan bidang dan keahlian mereka, dan pegawai merasa membutuhkan kerjasama
dengan pegawai lainnya untuk melaksanakan tugas.
Tabel 4.77 Memerlukan Kerjasama Tim
Respon F
Sangat Memerlukan Memerlukan
21 95,5
Kurang Memerlukan 1
4,5 Tidak Memerlukan
Total 22
100,0
Sumber: P.77FC.79
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 21 pegawai atau 95,5 menyatakan bahwa mereka memerlukan
Universitas Sumatera Utara
kerjasama dalam tim untuk menyelesaikan pekerjaan dan 1 pegawai atau 4,5 menyatakan kurang memerlukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai memerlukan kerjasama dalam tim untuk menyelesaikan pekerjaan agar pekerjaan tidak
dikerjakan sendiri karena bekerja sendiri tidak baik, menimbang kembali kepada sistim kerja di kantor adalah team work yang saling berkaitan dan membutuhkan
antara satu dengan yang lain. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang memrlukan karena pegawai tersebut sering sekali akhirnya bekerja sendiri.
4.3.3.3 Tugas Etika 1. Bekerja Sesuai Dengan Norma dan Etika Profesi
Tabel 4.78 Bekerja Sesuai Etika Profesi Pada Umumnya
Respon F
Sangat Sesuai 1
4,5 Sesuai
19 86,4
Kurang Sesuai 2
9,1 Tidak Sesuai
Total 22
100,0
Sumber: P.78FC.80
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 19 pegawai atau 86,4 menyatakan bahwa pegawai bekerja sesuai
dengan etika profesi pada umumnya, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat sesuai, dan 2 pegawai atau 9,1 menyatakan kurang sesuai.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai bekerja sesuai dengan etika profesi pada umumnya karena pegawai diikat oleh UU tupoksi, azas
perlu diperintahkan untuk mencapai tujuan, dan etika profesi menjadi dasar untuk sukses. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang sesuai karena kejujuran dan
keadilan sudah jarang terllihat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.79 Apakah Menjadikan Etika Profesi Pada Umumnya Menjadi Tolak Ukur
Respon F
Sangat menjadikannya Tolak Ukur 1
4,5 Menjadikannya Tolak Ukur
20 90,9
Kurang Menjadikannya Tolak Ukur 1
4,5 Tidak Menjadikannya Tolak Ukur
Total 22
100,0
Sumber: P.79FC.81
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa etika profesi yang berlaku
pada umumnya pada setiap organisasi menjadi tolak ukur bagi pegawai untuk bekerja, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat menjadikannya tolak ukur, dan
1 pegawai atau 4,5 kurang menjadikannya tolak ukur. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika profesi yang
berlaku pada umumnya pada setiap organisasi menjadi tolak ukur bagi pegawai di kantor karena hal tersebut yang menjadi tatanan pegawai.
2. Bekerja Sesuai dengan Peraturan yang Dianut Organisasi Tabel 4.80
Bekerja Sesuai Etika Profesi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir
Respon F
Sangat Sesuai Sesuai
22 100,0
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Total 22
100,0
Sumber: P.80FC.82
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, seluruh 22 pegawai atau 100 menyatakan pegawai bekerja sesuai
dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Hal tersebut karena pegawai menganggap hal itu sebagai
Universitas Sumatera Utara
aturan UU yang berlaku yang harus dipatuhi oleh pegawai, sebagai arahan dan dasar hukum yang kuat dalam bekerja. Hal tersebutlah yang membedakan PNS
dengan privat.
Tabel 4.81 Apakah Menjadikan Etika Profesi di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir Sebagai Tolak Ukur Respon
F
Sangat menjadikannya Tolak Ukur 1
4,5 Menjadikannya Tolak Ukur
20 90,9
Kurang Menjadikannya Tolak Ukur 1
4,5 Tidak Menjadikannya Tolak Ukur
Total 22
100,0
Sumber: P.81FC.83
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 orang pegawai yang menjadi subjek penelitian, 20 pegawai atau 90,9 menyatakan bahwa mereka selalu menjadikan
etika profesi yang dianut oleh Kantor sebagai tolak ukur di dalam bekerja, 1 pegawai atau 4,5 menyatakan sangat menjadikannya tlak ukur, dan 1 pegawai
atau 4,5 menyatakan kurang menjadikannya tolak ukur. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu etika
profesi yang dianut oleh Kantor sebagai tolak ukur di dalam bekerja. Hal tersebut mereka lakukan karena hal itu merupakan modal untuk melakukan pelayanan
terbaik kepada masyarakat, menganggap hal tersebut aturan dalam bekerja. Sedangkan pegawai yang menyatakan kurang menjadikannya tolak ukur karena
pegawai tersebut terkadang bekerja tidak sesuai aturan yang berlaku di kantor.
4.4 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang berfungsi untuk menganalisa dan mengetahui apakah variabel-variabel yang terdapat dalam komunikasi organisasi memiliki hubungan
terhadap varibel-variabel kinerja pegawai sehingga dapat diketahui apakah variabel-variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun 2008 : 273.
Dalam tahap analisis silang ini, peneliti akan menghubungkan masing-masing empat varibel dari komunikasi organisasi dan kinerja pegawai. Adapun variabel-
variabel yang akan disilangkan dalam penelitian ini adalah atasan memberi
Universitas Sumatera Utara
perintah terhadap kinerja bawahan dalam menjalankan perintah atasan, bawahan menyampaikan pendapat terhadap keinginan pegawai untuk menciptakan ide-ide
baru dalam bekerja, komunikasi antara pegawai sederajat terhadap kemampuan pegawai bekerja dalam satu tim, dan atasan menjelaskan informasi mengenai
peraturan-peraturan terhadap kinerja pegawai bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir.
4.4.1 Hubungan antara atasan memberi perintah terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dalam
menjalankan perintah atasan Tabel 4.82
Hubungan antara perintah atasan terhadap menjalankan perintah
Atasan memberi
perintah Menjalankan perintah dengan baik
Total Sangat Baik
Baik Kurang Baik
Tidak Baik F
F F
F Sangat Jelas
1 4,5
2 9,1
3 Jelas
1 4,5
17 77,3
18 Kurang Jelas
1 4,5
1 Tidak Jelas
Total 2
9,1 20
90,9 22
Tabel diatas menjelaskan hubungan antara pemberian perintah yang dilakukan oleh atasan terhadap kinerja pegawai menjalankan perintah atasan di
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Dari 22 pegawai yang menjadi subjek penelitian, terdapat 18 pegawai yang menyatakan bahwa
perintah yang diberikan atasan adalah jelas. Diantara 18 pegawai, 17 pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik dan 1 pegawai menjalankan perintah
atasan dengan sangat baik. Jumlah pegawai yang menjalankan perintah atasan dengan baik ada 20
pegawai. Diantara 20 pegawai, 17 pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik karena pemberian perintah dari atasan dianggap jelas dan 2 pegawai
menjalankan perintah atasan dengan baik karena perintah yang diberikan atasan
Universitas Sumatera Utara
sangat jelas. Sedangkan 1 pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik meskipun pegawai tersebut mengaanggap perintah atasan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pemberian perintah oleh atasan terhadap kinerja pegawai untuk menjalankan
perintah atasan adalah baik. Karena mayoritas pegawai menyatakan bahwa pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik maka akan dijelaskan dalam
perhitungan sebagai berikut: Sangat jelas :
2 22
x 100 = 9,1 Jelas :
17 22
x 100 = 77,3 Kurang jelas :
1 22
x 100 = 4,5 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat persentase pegawai yang menyatakan
perintah yang diberikan atasan jelas dan pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik adalah 77,3 sementara persentase pegawai yang menyatakan
perintah yang diberikan atasan sangat jelas tetapi pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik adalah 9,1. Sedangkan persentase pegawai yang
menjalankan perintah atasan dengan baik meskipun pemberian perintah dari atasa kurang jelas adalah 4,5. Jadi terdapat hubungan antara pemberian perintah yang
dilakukan oleh atasan dengan kinerja pegawai menjalankan perintah atasan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Hubungan antara bawahan menyampaikan pendapat terhadap kinerja pegawai menciptakan ide-ide baru saat bekerja di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir Tabel 4.83
Hubungan antara menyampaikan pendapat dan menciptakan ide-ide baru
Bawahan menyampaikan
pendapat Menciptakan ide-ide baru
Total Sangat
Sering Sering
Kurang Sering
Tidak Pernah
F F
F F
Sangat Terbuka 2
9,1 2
Terbuka 15
68,2 4
18,2 19
Kurang Terbuka 1
4,5 1
Tidak Terbuka Total
17 77,3
4 18,2
1 4,5
22
Tabel diatas menjelaskan tentang hubungan antara bawahan menyampaikan pendapat dengan keinginan pegawai menciptakan ide-ide baru dalam
menyelesaikan pekerjaan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Dari 22 pegawai, terdapat 19 pegawai menyatakan bahwa pegawai
bawahan menyampaikan pendapat kepada atasandengan terbuka. Diantara 19 pegawai, 15 pegawai sering menciptakan ide-ide baru di dalam bekerja dan 4
pegawai kurang sering menciptakan ide-ide baru dalam bekerja di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Jumlah pegawai yang sering menciptakan ide-ide baru dalam bekerja adalah 17 pegawai. Diantaranya 15 pegawai yang menyatakan bahwa bawahan dapat
menyampaikan pendapat kepada atasan secara terbuka dan 2 pegawai menyatakan
dapat menyampaikan pendapat dengan sangat terbuka.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyampaian pendapat yang dilakukan bawahan terhadap atasan yang terbuka mendorong keinginan
pegawai sering menciptakan ide-ide baru dalam menyelesaikan pekerjaan di
Universitas Sumatera Utara
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Perhitungannya dapat kita lihat di bawah ini:
Sangat terbuka :
2 22
x 100 = 9,1 Terbuka :
15 22
x 100 = 68,2 Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat persentase pegawai yang menyatakan
bahwa penyampaian pendapat terbuka sehingga pegawai terdorong untuk sering menciptakan ide-ide baru dalam bekerja adalah 68,2 sementara pegawai yang
menyatakan penyampaian pendapat yang sangat terbuka sehingga pegawai terdorong untuk sering menciptakan ide-ide baru dalam beerja adalah 9,1 . Jadi
terdapat hubungan antara penyampaian pendapat yang terbuka dari bawahan kepada atasan terhadap keinginan pegawai untuk sering menciptakan ide-ide baru
dalam bekerja.
4.4.3 Hubungan antara komunikasi antara sesama pegawai sederajat dalam berbagi perasaan dan pengalaman terhadap kemampuan
pegawai bekerjasama dalam tim Tabel 4.84
Hubungan antara berbagi pengalaman terhadap bekerjasama dalam tim
Pegawai sederajat berbagi
pengalaman dan perasaan
Bekerja sama dalam tim Total
Sangat Mampu
Mampu Kurang
Mampu Tidak
Mampu F
F F
F Sangat Terbuka
1 4,5
1 Terbuka
17 77,3
2 9,1
19 Kurang Terbuka
2 9,1
2 Tidak Terbuka
Total 20
90,9 2
9,1 22
Tabel diatas menjelaskan tentang hubungan antara komunikasi diantara pegawai sederajat dalam berbagi perasaan dan pengalaman terhadap kemampuan
Universitas Sumatera Utara
pegawai bekerjasama dalam tim di Kantor Dinas Kependuduk an dan Catatan Sipil Toba Samosir. Dari 22 pegawai, 19 pegawai menyatakan bahwa pegawai terbuka
dalam berbagi perasaan dan pengalaman saat bekerja di dalam dinas maupun di luar kantor dinas. Diantaranya 17 pegawai akhirnya mampu bekerjasama dalam
sebuah tim sementara 2 pegawai kurang mampu bekerjasama dalam tim. Jumlah pegawai yang menyatakan mampu bekerjasama dalam tim adalah 20
pegawai. Diantara 20 pegawai, 17 pegawai mampu bekerjasama dalam tim karena terbuka dalam berbagi perasaan dan pengalaman, 1 pegawai mampu bekerjasama
dalam tim karena sangat terbuka dalam berbagi perasaan dan pengalaman, sementara 2 pegawai mampu bekerjasama dalam tim meskipun kurang terbuka
dalam berbagi perasaan dan pengalaman. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi komunikasi
diantara pegawai sederajat dalam berbagi perasaan dan pengalaman dapat membantu pegawai menjadi mampu bekerjasama dalam tim di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Perhitungannya dapat kita lihat di bawah ini:
Sangat terbuka :
1 22
x 100 = 4,5 Terbuka :
17 22
x 100 = 77,3 Kurang terbuka :
2 22
x 100 = 9,1 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat persentase pegawai yang menyatakan
bahwa komunikasi yang terbuka diantara pegawai sederajat dalam berbagi pengalaman dan perasaan dan memampukan pegawai bekerjasama dalam tim
adalah 90,9 . Jadi terdapat hubungan antara komunikasi yang terbuka diantara pegawai sederajat dengan kemampuan pegawai bekerjasama dalam tim di Kantor
Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Hubungan antara atasan menjelaskan informasi mengenai peraturan- peraturan terhadap kinerja pegawai bekerja sesuai etika profesi yang
berlaku di kantor Tabel 4.85
Atasan menjelaskan
informasi mengenai
peraturan Bekerja sesuai etika profesi di kantor
Total Sangat
Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
F F
F F
Sangat Jelas 1
4,5 1
Jelas 20
90,9 20
Kurang Jelas 1
4,5 1
Tidak Jelas Total
22 100,0 22
Tabel diatas menjelaskan tentang hubungan antara atasan menjelaskan informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku di kantor terhadapakinerja
pegawai untuk bekerja sesuai etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Dari 22 pegawai, 20 pegawai
menyatakan bahwa atasan menyampaikan informasi mengenai peraturan- peraturan kepada bawahan dengan jelas. Dari 20 pegawai, seluruhnya akhirnya
bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Jumlah pegawai yang bekerja sesuai etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah seluruh 22 pegawai.
Diantaranya 20 pegawai dapat bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir karena
menganggap bahwa atasan menyampaikan informasi mengenai peraturan- peraturan kepada bawahan dengan jelas, 1 pegawai dapat bekerja sesuai dengan
etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir karena atasan menyampaikan informasi mengenai peraturan-
peraturan kepada bawahan dengan sangat jelas, dan 1 pegawai dapat bekerja
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir meskipun pegawai tersebut menganggap atasan
menyampaikan informasi mengenai peraturan-peraturan kepada bawahan kurang jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan dari atasan kepada bawahan dapat membuat
pegawai bawahan bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Perhitungannya dapat kita
lihat di bawah ini: Sangat Jelas :
1 22
x 100 = 4,5 Jelas :
20 22
x 100 = 90,9 Kurang Jelas :
1 22
x 100 = 4,5 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat persentase pegawai yang menyatakan
bahwa penyampaian informasi mengenai peaturan-peraturan yang jelas dari atasan kepada bawahan dapat membantu pegawai bekerja sesuai etika profesi yang
dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah 100. Jadi terdapat hubungan antara atasan menyampaikan informasi mengenai
peraturan-peraturan dengan keinginan pegawai bekerja sesuai etika profesi yang dianut oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
4.5 Uji Hipotesis