144
kembali diulang berkali-kali hingga hafal. Dalam perjalanan pulang ke markas masing-masing, lagu tersebut dukumandangkan lagi di tengah-tengah perjalanan
menuju markas.
110
5.6 Seniman Sastera dan Sajak-Sajak Perjuangan
Dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan, banyak seniman-seniman yang berkecimpung dalam dunia sastra menyumbangkan buah karyanya lewat syair-
syair yang mempunyai misi perjuangan. Untuk menunjukkan keterlibatan seniman sastera pada masa perang kemerdekaan, maka karya-karya seni baik berupa puisi
maupun karya yang lain benar-benar karya-karya pada zamannya. Pada masa perang kemerdekaan banyak bermunculan puisi perjuangan yang
biasanya diciptakan dengan spontan sebagai reaksi atas kejadian-kejadian di sekitarnya yang bergolak memperjuangkan kemerdekaannya. H.B. Yasin seorang
sastrawan mengatakan puisi adalah sari pemikiran berdasarkan pengalaman dan penghayatan kehidupan. Oleh karena itu puisi memberikan pengetahuan dan kearifan
kehidupan membaca menikmati puisi berarti menyelami makna kehidupan. Demikian pula mendengarkan puisi dibacakan dan melihat puisi dipentaskan memperkaya batin
pendengar dan penonton serta menggiatkan imajinasinya. Para penyair mengungkapkan perasaannya melalui puisi, perasaan cinta
terhadap tanah air dan cita-cita perjuangan kemerdekaan tergambar melalui puisi
110
Edisaputera, op. cit., hlm. 198.
Universitas Sumatera Utara
145
terlihat kepedulian para penyair terhadap bangsanya melalui karya-karya tersebut. Dengan demikian puisi perjuangan yang dihasilkan oleh para penyair pada masa
perang kemerdekaan adalah merupakan wujud kepedulian penyair untuk ikut serta berjuang memperthanakan kemerdekaan.
Posisi para penyair pada masa perjuangan sangat penting, karena para penyair biasanya memiliki intuisi yang tajam dalam penggunaan kata-kata yang disajikan
dengan pemilihan diksi yang baik dan dapat mempunyai keunggulan dalam memberikan suatu kesan atau dalam proses penciptaan dikenal dengan aspek
keterpengaruhan. Sebuah sajak memiliki kekuatan dapat menyuarakan semangat, mengandung
hasrat kuat dan mempunyai aspek psikologis yang cukup menggugah ekspresi gerak jiwa, pernyataan hati, semangat api perjuangan. Nilai bentuk penyampaian lewat
ungkapan dengan kata-kata yang sederhana justru lebih memberi kesan kedekatan dan lebih terasa pengaruhnya.
Puisi ternyata cukup memberikan bukti adanya riak perjuangan dalam sastera. Sastrawan lewat produk seninya telah melibatkan dirinya secara mendalam
memperjuangkan tegaknya negara yang diproklamasikan 17 Agutus 1945. Produk seni sastrawan pada masa itu mempunyai esensi, menggugah semangat juang,
mendorong keikut sertaan seluruh rakyat, untuk berjuang membela kemerdekaan, mengungkapkan suara hati dalam menghadapi dinamika perjuangan.
Universitas Sumatera Utara
146
Djaga Depari dalam perjuangannya bukan hanya sebagai komponis pencipta lagu saja, akan tetapi beberapa puisi ciptaannya juga dapat menggambarkan
perjuangan yang ada ketika itu, beberapa puisi ciptaan Djaga Depari adalah sebagai berikut:
MEDAN AREA Angin Medan membawa kabut
Bau-bau bangkai sampai di gunung api Api
Satu-satu melati berguguran Bambu-bambu semakin runtjing
Ditjekal detik-detik Bambu-bambu semakin meruncing
-----DJAGA DEPARI SERUNAI DENGAN PUTAR Untuk Alm. Kapten Pala
Dan... Aku bawa rangka ini
Yang bukan punyaku tapi punyamu, Kutempatkan pada maumu, pada maumu,
Dan boleh menari berria, Meniti irama serunaimu
Dipernantiin, di Djuhar Rangka ini singah
Menjelajahi detik-detik di limaui, limau mukur Mawar-mawar mewarna mangi-mangi
Tiuplah serunai itu, Tiup hingga menggaungi lembah ngarai
Mengisi ruang-ruang angkasa Rangka boleh hilang
Menjemput alam ketiadaan Tapi putar dan serunai membantu karang
Menjelajah masa-masa
----DJAGA DEPARI
Universitas Sumatera Utara
147
Gambar 32 : Puisi ciptaan Djaga Depari Sumber : Koleksi Pribadi
Puisi diatas merupakan karya komponis besar Djaga Depari yang mana teks pusisi tersebut diketikkan diatas kertas ubi dengan ukukran polio yang sudah mulai
lapuk. Puisi tersebut merupakan peninggalan almarhum Djaga Depari sebagai bukti bahwa beliau merupakan seorang tokoh seniman pejuang yang menyaksikan betapa
pilunya kemerdekaan itu dipertahankan. Dukungan-dukungan semangat kemerdekaan, bukan hanya datang dari pihak
Indonesia saja, akan tetapai perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan medapat simpati dari negara-negara lain yang
disampaikan melalui sajak-sajak yang meberikan makna perjuangan kepada bangsa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
148
Salah satu bentuk simpati dari negara-negara lain terhadap perjuangan Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan juga disampaikan lewat
sajak. Salah satu ucapan simpati tersebut datang dari Esj. Sjarif Hasjim, yang diterima oleh Indonesia pada tanggal 6 Oktober 1949. Sjarif Hasjim adalah salah satu
orang terkemuka berkebangsaan Syria. Adapun sajak yang diberikan beliau adalah sebagai berikut;
Melalui hidup sebagai sendja. Padanya bergelora tjita2 besar.
Bersemajam padanja sedjak dalam ajunan.
Ditumbuhkanlah dengan embun dari mimpi2-nja nan elok. Tersenjum dimuka hidup, sebab ia putra hidup.
Hidup kemerdekaan dan kemuliaan bangsa. Hidup umatnja, umat glorij dan kepahlawanan.
Nan menulis dengan tinta kemegahan kebesaran timur. Mengangkat diri dari kebendaan jang hina.
Dia itu ketinggalan dari Tiga anak pahlawan. Jang ditulis dengan huruf dari tjahaja.
Diatas kening zaman: kemerdekaan, kemuliaan bangsa.
111
Bukan hanya dari negara Syria saja dukungan yang diterima bangsa
Indonesia, perhatian-perhatian dari negara tetangga juga berdatangan dan dengan segala bentuk dukungannya. Kalau perhatian negara-negara luar semakin merosot
terhadap musuh, maka sebaliknya perhatian tersebut semakin baik terhadap Indonesia, terutama dari India, Pakistan, Iran, Cylon, Arab, Burma, Filipina,
Australia, Tiongkok, dan lain-lain. Negara-negara tetangga bukan hanya membantu secara diplomasi saja, tapi juga dengan perbuatan, mereka berusaha memberikan
111
Lampiran 14.
Universitas Sumatera Utara
149
bantuannya. Filipina telah membeerikan sumbangan sebesar 500.000 dollar dan negara-negara lainnya memberikan bantuan untuk kebutuhan wakil-wakil reublik di
luar negeri.
112
Lahirnya puisi-puisi dan sajak-sajak ini memberikan makna tersendiri untuk pembacanya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh karya-karya sastera ini adalah semakin
erat nya persatuan dan keinginan untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan. Makna penghiburan juga didapatkan melalui karya-karya yang
diciptkan, misalnya puisi yang didedikasikan khusus untuk almarhum Kadir dan Kapten Pala merupakan penghiburan tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan.
Dukungan dari negara-negara luar juga memberikan makna tersendiri bagi bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan itu memang harus dipertahankan meskipun dukungan
tersebut hanya lewat sebait sajak saja, akan tetapi pengaruhnya sampai kepada hati sanubari setiap rakyat Indonesia.
112
AR. Surbakti, Perang Kemerdekaan, op. cit., hlm. 290-291.
Universitas Sumatera Utara
150
BAB VI KESIMPUAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan