Poster Perjuangan Sebagai Strategi Para Seniman Untuk Berkomunikasi Dengan Masyarakat

106 Selain dari lukisan-lukisan tersebut terdapat juga lukisan yang menggambarkan suasana pertempuran mempertahnkan kota Bangun Labuhan Deli. Dan seorang pejuang yang merenung ditengah-tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Gambar 26 : Lukisan sebelah atas merupakan perjuangan memperebutkan kembali kota Bangun Labuhan Deli. Lukisan sebelah bawah menggambarkan suasana sehabis perang mempertahankan kemerdekaan. Sumber : Koleksi Muhammad TWH.

5.2 Poster Perjuangan Sebagai Strategi Para Seniman Untuk Berkomunikasi Dengan Masyarakat

Para pelukis menyadari bahwa dalam peristiwa 1945-1950, para seniman juga harus mengambil peran yang lebih nyata dalam perjuangan. Pembuatan poster, merupakan wujud nyata untuk mendukung perjuangan. Poster digunakan sebagai alat komunikasi umum kepada masyarakat. Poster perjuangan pada saat perjuangan revolusi mempunyai fungsi penting yaitu sebagai sarana penyampaian informasi sekaligus ajakan untuk masyarakat. Universitas Sumatera Utara 107 Gambar 27 : poster perjuangan Sumber : Koleksi ANRI ruang Diorama. Poster yang bertuliskan kata- kata “Bamboe Roentjing siap mengusir pendj ajah kawan”. Ini menunjukkan bahwa rakyat dengan senjata seadanya berani mengusir penjajah. Oleh karena itu banyak pejuang-pejuang yang berjibaku menyerang dengan terbuka masuk kedalam tank-tank musuh dan mati bersama hancurnya tank musuh. Masalah apakah poster-poster perjuangan tersebut mempunyai dampak bagi perjuangan bangsa Indonesia, ternyata poster-poster secara psikologis sangat besar peranannya terutama semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Poster- poster tersebut dilihat dari sisi komunikasi merupakan sarana penyampaian informasi yang cukup efektif. Bahkan dalam suasana revolusi, tidak jarang terjadi psywar, perang poster dengan pihak musuh, malam dipasang, pagi disobek musuh. Universitas Sumatera Utara 108 Berikut merupakan beberapa contoh poster-poster perjuangan: Gambar 28 : Poster perjuangan, Sumber : Koleksi ANRI ruang Diorama. Dalam suasana pertempuran, adakalanya apapun tidak ada yang mau dimakan. Pengiriman bahan-bahan makanan dari dapur umum, terkadang terlambat pengirimannya. Yang seharusnya yang diterima untuk makan siang adalah nasi, tetapi yang datang adalah ubi rebus. Kemudian ubi rebus tersebut dimakan tanpa ada lauk tambahnnya, demikian juga sore harinya dengan ditambah kentang rebus. Oleh Universitas Sumatera Utara 109 karena berbagai cekaman yang dihadapi soal makanan ini, maka timbullah istilah O.S. Usaha Sendiri. Dengan istilah OS Usaha Sendiri ini yang bergerak terkadang 3 atau 4 orang pergi merambah mencarai apa saja yang dapat dimakan sebagai penambahan makanan dari dapur umum tersebut. Mencari untuk mengatasi kekurangan makanan ini bias dlakukan apabila dalam keadaan tenang dan tidak ada kontak pertempuran dan juga dilakukan sambil mengadakn patroli rutin yang mendekati daerah musuh. Makanan yang mereka dapatkan seumpamanya ubi kayu, pisang mentah, dan buah- buahan lainnya. Ada kalanya apapun tidak ada sam sekali, jalan terakhir yang dilakukan adalah mengambil umbut pucuk kelapa untuk dimasakdirebus. Umbut pucuk kelapa ini dapat dimakan sebagai penunjang pengisi perut sementara sambil menunggu kiriman makanan dari dapur umum termasuk buah kelapa muda dan airnya sangat baik dimakan sebagai penahan lapar. 78 Melihat keadaan ini maka dari pihak Belanda dan NICA menjadikan kondisi ini sebagai alat propaganda untuk penduduk maupun terhadap pihak TNI sebagai penghinaan dengan membuat sebuah karikatur, ditempelkan di tempat-tempat yang menonjol yang mudah terlihat dan juga ditempelkan pada pohon-pohon kelapa sebagai berikut: 78 Wawancara, dengan Sumbat Sembiring, pada tanggal 14 Januari 2016, di Gedung Lembaga Veteran Republik Indonesia Sumatera Utara, mengenai peranan seniman dalam mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Timur. Universitas Sumatera Utara 110 1. Digambarkan seorang anggota TNI sedang memanjat pohon kelapa untuk mengambil umbut pucuk kelapa: - Pakai celana kakinya panjang sebelah koyak-koyak dan pantat celananya koyak shingga pantatnya kelihatan. - Bajunya juga sudah koyak-koyak, diikat pinggangnya bergantungan ompreng empat sisi, termos air yang peot dan granat tangan. - Di belakangnya tersandang sebuah senapang dan segulung tikar kecil yang sudah koyak. - Memakai topi dengan lambang Merah-Putih, memeluk pohon kelapa sebelah kaki diatas, sebelah dibawah dengan penuh keringat karena takut jatuh. Melihat gambar itu, para pejuang merasa geli melihatnya dan tertawa sebab lucu nampaknya sambil geleng-geleng kepala kemudian semua gambar-gambar tersebut dikoyakkan. Mereka tidak hanya tinggal diam setelah melihat poster-poster tersebut bagian penerangan langsung membalas gambar tersebut dengan membuat pula sebagai tandingannya sebagai berikut: 1. Digambarkan pula seorang Cina Poh An Tui: - Digambarkan seorang pembesar Belanda berpkaian sipil sedang naik kereta angkong dengan posisi duduk bersandar diatas angkong dengan memegang sebuah rokok cerutu yang besar panjang dan mengisapnya. Ujung cerutu tersebut terletak di atas kepala penarik angkong dan asap Universitas Sumatera Utara 111 cerutu itu mengepul ke udara. Kedua kakinya berada di atas bahu kiri dan kanan penarik angkong tersebut. Pearik angkong itu sangat lelah kelihatannya, lidahnya terjulur dan badannya penuh dengan keringat. 2. Digambarkan Perdana Menteri India Nehru menarik sebuah jarum dengan tongkat, sedikit lagi jarum jam tersebut sampai menunjukkan jam 12 sedangkan pada jam 12 tersebut tertulis DeJure. 79 Dalam pidatonya wakil presiden Drs. Muhammad Hatta pada rapat umum yang dilangsungkan di Lapangan Merdeka Pematang Siantar pada tanggal 27 Juli 1947, mengatakan : “di Sekitar lapangan ini sekarang penuh dengan poster-poster yang menyatakan kebencian rakyat terhadap penjajahan dan kecintaan rakyat terhadap kemerdekaan. Saya mengharapkan supaya hal ini hendaknya dapat dimengerti oleh Belanda, bahwa rakyat Indonesia sangat cinta kepada kemerdekaan dan mereka rela berkorban apa saja untuk kemerdekaan tersebut. Itu ada sebuah poster, sebuah bambu runcing ditusukkan ke perut penjajah. Ini adalah perlambang walaupun dengan Cuma senjata bambu runcing rakyat akan melawan terus kepada penjajah”. 80 Poster-poster itu antara lain bertuliskan: - DICARI AGEN-AGEN NICA UNTUK DIPEKERJAKAN DI NORAKA 79 MHD Syarif Tanjung, Op. cit, hlm 41-44. 80 Kutipan dari Edisaputera, Simalungun Jogjanya Sumatera, Op.cit., hlm 206-207. Universitas Sumatera Utara 112 - AWAS SIULAN ULAR BERBISA PENJAJAH - MUSNAHKAN PENJAJAH DARI BUMI INDONESIA

5.3 Coretan Perjuangan Sebagai Alat Untuk Mengkritik