Tingkatan Budaya Organisasi Teori tentang Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi

3. Cakupan. Budaya organisasi yang kuat mampu menjangkau sebanyak mungkin individu dan aspek pekerjaan. Semakin banyak individu menganut budaya dimaksud dan semakin banyak aspek pekerjaan yang mengacu padanya, semakin kuat budaya tersebut.

2.1.3. Tingkatan Budaya Organisasi

Menurut Daft 2002:63, terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu : 1. Artifak artifact, adalah budaya organisasi tingkatan pertama, yaitu hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasa ketika seseorang berhubungan dengan suatu kelompok baru. Artifak bersifat kasat mata visible, misalnya lingkungan fisik organisasi, cara berperilaku, cara berpakaian, dan lain-lain. Karena antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya artifaknya berbeda-beda, maka anggota baru dalam suatu organisasi perlu belajar dan memberikan perhatian terhadap budaya organisasi tersebut. 2. Nilai espoused values, merupakan alasan yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan sesuatu. Ini adalah budaya organisasi tingkat kedua yang mempunyai tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artifak. Pada tingkat ini, baik organisasi maupun anggota organisasi memerlukan tuntunan strategi, tujuan dan filosofi dari pemimpin organisasi untuk bersikap dan bertindak. Oleh karena itu, untuk memahami expoused values ini, seringkali dilakukan wawancara dengan anggota kunci organisasi misalnya, atau menganalisa kandungan artifak seperti dokumen. Universitas Sumatera Utara 3. Asumsi dasar basic assumption merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Asumsi ini merupakan reaksi yang dipelajari yang bermula dari nilai- nilai yang didukung karena merupakan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi seperti kepercayaan, persepsi, ataupun perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan. Budaya organisasi tingkat ketiga ini menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dalam sebuah organisasi, yang seringkali dilakukan lewat asumsi yang tidak diucapkan. Suatu kesimpulan penting yang bisa ditarik dari sejumlah penelitian adalah bahwa cara mengelola manusia, tidak bisa dilepaskan dari lingkungan budaya dimana mereka bekerja dan tinggal. Model gunung es the iceberg model dari Mc Bain dan Rees 2003:56 menjelaskan hubungan antara perilaku, sistem manejemen dan landasan budaya. Model ini mengindikasikan hubungan antara struktur atas superstructure budaya bisnis dengan struktur dasarnya bedrock yang digambarkan sebagai berikut : Sumber : David Rees dan Richard Mc Bain 2003 Gambar 2.2 Hubungan antara perilaku, sistem manajemen, dan landasan budaya Perilaku ‘Apa yang Anda lihat’ Stereotip budaya Sejarah ’saat ini’ Sistem dan Operasi Bagaimana bisnis ditata Filsafat gaya manajemen kontemporer Dasar Budaya Keyakinan dan nilai-nilai, Kerangka sosial ekonomi, Budaya Intern Organisasi Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi